Seperti biasa Raihan dan Gabriel selalu berangkat sekolah bersama. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan, hanya tinggal beberapa meter lagi mereka akan sampai di sekolah.
“Rai! Abil!” Seseorang memanggil mereka, dan itu adalah Tomi. Teman sekelas Raihan saat masih kelas sepuluh dan ia adalah teman se-SMP Gabriel.
“Tomi!” kata Gabriel sambil melambaikan tangan pada Tomi yang tengah berlari ke arah mereka dan Tomi balas melambai.
“Pagi, Tom,” sapa Raihan saat Tomi sudah berhadapan di depan mereka.
“Pagi juga. Oh iya, kemarin kau pulang sore, ya, Rai? Apa sekarang kau bergabung dengan salah satu klub? Kau bergabung dengan klub apa?” tanya Tomi.
“Tidak, aku tidak bergabung dengan klub apa pun dan aku pulang seperti biasanya. Memangnya kenapa?”
“Eh? Benarkah? Ah, mungkin aku salah orang. Lagi pula orang itu tidak memakai seragam, sepertinya aku salah lihat.”
Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Tak butuh waktu lama, sekarang mereka sudah sampai di depan kelas 2-2—kelasnya Tomi, dan tepat di sebelahnya adalah kelas 2-3, kelas Raihan dan Gabriel.
“Wah, dari siapa itu?”
“Hebat! Baru masuk kau sudah punya penggemar!”
“Kau luar biasa, Linda!”
Beberapa siswi kelas 2-3 berkumpul di meja Linda. Pasalnya ada seseorang yang menaruh sebuah kotak berukuran sedang di mejanya. Beberapa orang berdecak kagum karena Linda baru masuk beberapa hari yang lalu dan sekarang sudah memiliki penggemar. Namun ada juga yang merasa iri karena tidak pernah mendapat hadiah kejutan seperti itu.
Gabriel meletakan tasnya di kursinya kemudian ikut berkerumun karena penasaran dengan isi kotak tersebut. Begitu juga dengan Raihan, tapi saat ia hendak menyusul teman-temannya, ia melihat ada sesuatu di kolong mejanya.
“Apa ini? Surat?” Ya. Benda itu adalah surat. Mungkin surat cinta? Tapi entahlah. Surat itu tidak menggunakan amplop, hanya selembar kertas yang dilipat-lipat, kertasnya pun tidak terlalu bersih, warnanya agak coklat karena kotor.
‘Ayo Bermain!’ itulah yang tertulis di kertas itu. Tulisannya cukup besar bahkan hampir memenuhi satu lembar kertas. Tulisan itu berwarna merah, sepertinya terbuat dari cat yang sama dengan tulisan yang ada di kamar Raihan waktu itu.
“Apa-apaan ini?!” Gabriel yang mendengar suara Raihan langsung melihat apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
“Apa itu? Surat cinta? Wah, kau populer ju-eh? Ini ....” Gabriel langsung merebut surat di tangan Raihan, tapi itu bukan surat cinta seperti yang ia bayangkan.
“Apa ini?” tanya Gabriel.
“Entahlah, aku juga tidak tahu.” Raihan memeriksa kolong mejanya, barangkali ada barang lain yang terselip di dalamnya. Dugaannya benar. Ada sebuah topi anak-anak bergambar katak di kolong mejanya, dan topi itu sangat lusuh. Kotor dan ada beberapa lubang dan sobekan.
“KYAAA!” Tiba-tiba Linda berteriak, membuat perhatian semua murid kelas 2-3 tertuju padanya. Mungkin teriakannya juga terdengar sampai ke kelas sebelah.
“Kau kenapa, Linda?” tanya salah satu temannya, tapi Linda tidak menjawab, ia pergi begitu saja meninggalkan kelas dan teman-temannya.
Ternyata isi dari kotak yang ada di mejanya itu adalah sebuah boneka. Boneka kelinci berwarna pink yang hanya memiliki satu buah mata, sangat kotor, dan ada beberapa robekan pada telinga dan badannya hingga membuat isi boneka itu keluar. Selain itu, ia juga mendapat surat yang sama seperti Raihan. Surat yang hanya berupa lipatan kertas yang berisi ‘Ayo Bermain!’.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror
Misteri / ThrillerRai dan Rei adalah saudara kembar. Semuanya baik-baik saja sampai ... sesuatu terjadi pada keluar mereka, sehingga mereka pun dititipkan ke panti asuhan. Beberapa tahun berlalu, mereka telah diadopsi. Namun, masing-masing dengan keluarga yang berbe...