Can You See My Heart (Zhanyi)

683 55 12
                                    

Sean Xiao dan Hwang Yibo adalah sepasang suami istri. Hari ini adalah hari perayaan tiga tahun pernikahan mereka. Yibo sangat bahagia hari ini. Dia memang bukan pasangan yang sempurna untuk Sean tapi ia selalu berusaha untuk menjadi pasangan yang baik untuk Sean.

Selama menjalani hidup perkawinan mereka, Yibo tidak pernah berhenti bersyukur. Ia bersyukur karena berhasil mendapatkan Sean bagi dirinya, walau ia tahu Sean tidak mencintainya. Dia tahu jika karena dirinya, Sean kehilangan kesempatan untuk dapat bersama dengan orang yang sangat ia sayangi. Yibo juga tahu, Sean sangat membencinya. Tapi, Yibo tidak peduli. Dia memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

Hari ini, Yibo memutuskan untuk turun tangan sendiri di dapur. Dia ingin mempersiapkan perayaan kecil untuk merayakan hari jadi perkawinannya.

"Tuan muda, kau tidak perlu membantu." Bibi Na melihat horor ke arah Yibo yang sibuk merajuk kepadanya.

"Tapi, Bi. Aku ingin membantu. Aku ingin suamiku mencicipi masakanku." Protes Yibo.

Bibi Na hanya dapat menggelengkan kepalanya. Percuma menghalangi niat Yibo, dia seperti batu beton.

"Setidaknya, potonglah dengan rapi. " Keluh Bibi Na saat melihat hasil potongan Yibo yang berantakan.

Yibo terkekeh melihat hasil kerjanya.

"Bibi, kau tahu aku sangat mencintainya. Kau tahu itu kan." Yibo melihat ke arah Bibi Na dan tersenyum.

Bibi Na mengangguk dan membalas senyum Yibo. Dia sangat tahu jika Yibo mencintai suaminya, sayangnya Sean sama sekali tidak mencintainya. Sebagai pengasuh Yibo sejak kecil, Bibi Na sangat menentang keinginan Yibo saat ia mengatakan akan menikah dengan Sean. Bibi Na tahu, jika hidup Yibo akan menderita. Yibo berhak mendapat hidup yang lebih baik.

"Bi." Yibo menyentuh bahu bibi pengasuhnya. Usia bibi tidak lagi muda, ada kerutan di wajahnya.

"Ya, tuan. " Jawab Bibi Na memandang Yibo dengan pandangan sayang.

"Aku juga menyayangimu."

Bibi Na tertawa saat Yibo memeluknya. Dia teringat akan masa kecil Yibo yang selalu bermanja dengannya. Orang tua Yibo sangat sibuk sehingga tidak pernah memperhatikan dirinya.

"Aku juga menyayangimu, tuan muda." Bibi menepuk tangan Yibo yang melingkar erat di pinggangnya.

Malam itu Yibo menunggu Sean di rumah. Beberapa kali ia menghubungi suaminya tapi tidak bisa. Dia juga menghubungi kantornya, kata sekretarisnya Sean sedang ada pertemuan penting.

Yibo sangat lelah menunggu, ingatannya berputar kebelakang. Dia masih ingat cara-cara kotor yang telah ia lakukan untuk menjadikan Sean sebagai suaminya.

"Aku janji akan membebaskanmu dari penjara ini jika kau mau menikahiku. "

Sean menatap Yibo, pandangannya kosong. Semua yang dia miliki telah hancur karena ulah Yibo. Bisnisnya, harga dirinya, dan bahkan semua kolega telah pergi dari Sean karena sekarang Sean tidak lebih dari seonggok sampah. Semua orang meninggalkannya.

"Apa maumu? " Sean bertanya pada Yibo dengan nada jijik.

"Kamu." Yibo tersenyum penuh kemenangan.

"Apa kau masih menyalahkanku? " Gumam Yibo. Dia meletakkan kepalanya di meja, sebulir cairan bening mengalir dari mata hazel miliknya.

Sean memang tidak pernah memukul atau memaki Yibo, tapi ia bersikap seolah Yibo tidak ada. Sean hanya akan menyentuh Yibo saat dia mabuk. Bahkan saat mereka berhubungan, Sean tidak pernah menyebutkan namanya. Seakan Yibo sama sekali tidak pernah ada di kehidupannya. Sean akan pergi meninggalkan Yibo sendiri di kamarnya setelah dia puas menikmati tubuh Yibo.

Drabble Romantic One Shoot (Zhanyi N Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang