PROLOG

148 12 0
                                    

- HAPPY READING-

-----------------------------------------------------------
Washington, Dc. Amerika serikat

20 Juli 2034, Pukul 17:00.

Terlihat seorang wanita berusia 24th tengah berkutat dengan laptop yang berada didepan nya.

Dia terlihat sedang memperhatikan codingan angka dengan teliti dan serius.

Dia terlihat sedang memperhatikan codingan angka dengan teliti dan serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Gotcha!' Ujar wanita tersebut sambil menyunggingkan senyum sinisnya.

'Gimana? Berhasil?' tanya salah seorang wanita yang baru saja memasuki sebuah ruangan kedap suara dengan cahaya minim sambil membawa dua gelas coffe.

'Hm' balas wanita tersebut sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.

'Yassh! Lo emang paling bisa di andelin rose' ujar Caitlyn sambil menyerahkan segelas coffe kepada wanita tersebut.

Wanita itu pun menerima gelas coffe tersebut sambil terkekeh pelan.

'Caith please..' ujar wanita itu sambil menggelengkan kepalanya.

Wanita yang di panggil caithlyn pun terkekeh.

'Oke oke baiklah nona alice' balas caithlyn dengan nada menggoda.

Alice pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menyeruput coffe yang diberikan oleh caithlyn.

'Aku harus menghancurkan nya caith, Demi kita, dan demi orang tuaku' ujar alice dengan nada penuh kebencian sambil menatap layar laptop yang bertuliskan kata 'Succssed'

Caithlyn yang mendengar itu langsung mengelus bahu alice.

'Kita akan segera mendapatkanya' ujar caithlyn yang dibalas anggukan oleh Alice.

---------------

Di suatu tempat tersembunyi, seorang pria tengah menyunggingkan senyum tipisnya.

'Dia masih penasaran sama kita Al' ujar pria tersebut pada seseorang bernama Alvaro yang tengah mengetuk-ngetukan jarinya di kursi sambil memegang segelas wine.

Pria yang bernama alvaro itu pun langsung bangkit untuk mendekati rekan nya tersebut.

'Black roses' gumam alvaro dengan nada dingin dan sinis sambil menatap layar laptop yang berada didepan ezen.

'Kita harus cari tahu siapa dalang di balik akun itu al' ujar Ezen, Asisten kepercayaan seorang Alvaro Clement Benedict. Seorang kepala Mafia yang bergerak di bidang penyelundupan alat-alat pertahanan negara.

Sudah lama dia dan para anak buahnya menjadi inceran para petinggi negara untuk menghentikan aksi-aksi yang selama ini mereka jalani.

Namun siapa yang tidak tahu alvaro? Pria berusia 32 tahun yang sangat cerdik dan licin. Sehingga sangat sulit untuk di tangkap.

Alvaro hanya bisa menghembuskan nafasnya sambil tersenyum sinis.

'Lacak alamat dan lokasi terakhir ketika dia online ez' titah alvaro yang dibalas anggukan oleh ezen.

'Dan pastikan dia ditangkap dalam keadaan hidup' lanjut alvaro.

'Akan ku pastikan kamu tidak akan bisa lari dari ku' desis Alvaro sambil menyunggingkan senyum seramnya.

Baiklah segini dulu yaa prolog nya❤ semoga kalian suka dengan cerita baru ku ini..

Untuk MHITUR dan IMAGINATION akan aku post hari senin yaa

BLACK ROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang