Episode 8

6.5K 362 62
                                    

Yoora terdiam seraya mengelus lembut pipi Sean,sempat terbayang ucapan Elios tadi jika besok Sean akan menginjak satu tahun.

"Secepat itu?" gumam Yoora masih tidak percaya.

Ketika Yoora masih melamun,tiba-tiba Sean menangis dan membuat Yoora tersentak dari lamunanya.
Yoora menggendong Sean seraya menenangkanya dengan cara menghiburnya.

"Sayang...anak mamah yang paling tampan. Apakah kamu lapar hm?"

Elios yang baru datang,melihat Yoora dan anaknya Sean seketika hatinya terenyuh bahkan tak sadar saat ini ia tersenyum.

"Astaga bagaimana ini?! Ternyata kamu tidak lapar yah? Mau mamah nyanyikan lagu tidur? Hm?" Yoora kewalahan menghadapi Sean,dari tadi Sean menangis dan itu membuatnya bingung.

"Sini coba aku gendong" Yoora sempat menegang mendengar suara berat itu.

"A-Ah baiklah" Yoora menyerahkan Sean pada Elios.

Elios menggendong Sean sambil menghiburnya agar berhenti menangis. Diam-diam Yoora tersenyum melihat pemandangan ayah dan anak bersama. Lalu tarikan di kedua ujung bibirnya perlahan menurun ketika pikiranya teringat dengan dunia yang seharusnya ia jalani sekarang,tapi malah berakhir disini.

"Aku sudah menidurkanya" Yoora tersentak dari lamunanya,lalu tersenyum. "Terima kasih" Yoora melihat betapa lelapnya Sean ketika tertidur,itu membuatnya tersenyum.

"Ayo kita ke bawah untuk sarapan" Yoora membiarkan tanganya di tarik oleh Elios.

"Duduklah" Yoora duduk di kursi sebelah Elios,di depan mereka sudah ada kedua orang tua Elios.

"Sayang,apakah Sean sudah tidur?" tanya sang Ratu kepada Yoora.

Yoora tersenyum. "Iya sudah,yang mulia Ratu" sang Ratu nampaknya menghela nafasnya berat,"panggil mamah saja ya?"

"Baiklah,mah"

Mereka menikmati makananya dengan tenang,"apakah kau mulai terbiasa disini Yoora? Atau ada sesuatu yang menurutmu tidak nyaman? Katakan saja padaku" ujar sang Raja.

Yoora sempat bingung,lalu tersenyum. "Aku sudah mulai terbiasa dan menurutku tidak ada sesuatu yang membuatku tidak nyaman. Tapi ada sedikit yang membuatku terganggu" mereka nampak penasaran apa yang Yoora ucapkan.

"Apa itu? Coba katakan"

Yoora berdehem sejenak. "Aku agak kurang nyaman dengan warna hitam,sedikit menakutkan menurutku" lirih Yoora sambil menunduk.

"Maksudmu ruangan kamarmu?" Yoora menganguk pelan.

Elios mengelus lembut rambut Yoora dengan sayang,"kenapa menunduk,hm?" ujar Elios.

"Aku akan menyuruh seseorang untuk mengganti warnanya" jawab sang Raja dengan nada tenang. "Jika ada hal lain yang membuatmu tidak nyaman,katakan saja. Jangan takut,ya?" Yoora hanya bisa menganguk dengan senyum tipisnya.

"Sekarang makanlah" Yoora mulai makan dengan tenang dan itu membuat Elios tersenyum.

💕💕💕

"Kenapa kau menyuruhku hah?! Kau bisa menyuruh pelayan untuk mengerjakanya!" seru seseorang dengan nada marah.

Elios memijit pelipisnya sejenak. "Ini atas kemauan sang Raja,jika kau tidak percaya bisa kau tanyakan langsung padanya" jawabnya santai.

"Aish! Aku tidak mau!" Elios tertawa sumbang.

"Leon...Leon...." Elios menggeleng-gelengkan kepalanya. "Silahkan kau menghadap sang Raja lalu protes kepadanya. Gampang kan?" seseorang yang bernama Leon itu mendengus sebal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Child Of The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang