Tay terdiam sambil memperhatikan Natcha yang sibuk mengoceh tentang drama yang harus dihadapi teman dekatnya yang akan segera menikah, keduanya ribut karena punya keinginan berbeda tentang wedding venue. Raga Tay memang bersama Natcha di ruang makan, pandangannya juga berarah hanya pada gadis itu, namun pada segala ucapan Natcha yang tak benar-benar didengarkan Tay, pikirannya melayang memikirkan kemungkinan New tinggal di lingkungan yang sama dengannya.
"Kalau memang tidak ada niat apa-apa, kenapa dari banyak tempat di Bangkok, New memilih tempat ini?! Kalau tinggal satu gedung pasti mereka akan bertemu lagi kan? Apa New hanya memainkan taktik lama untuk menjeratnya lagi?" setumpuk pikiran aneh yang berkeliaran di kepala Tay,
"Jadi menurutmu bagaimana Tay?" tanya Natcha yang kini menatapnya dengan pandangan berbinar,
"Apa?" tanya Tay,
"Kau tidak mendengarkanku ya? Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?",
"Kor thot, aku kepikiran masalah perusahaan..",
"Ada apa? Mau membagikannya denganku?" tanya Natcha dengan halus lalu meraih tangan kiri Tay dan mengusap-ngusap punggung tangannya,
"Bukan masalah serius, hanya akhir-akhir ini terlalu sibuk saja. Aku tidak apa-apa, mungkin cuma hilang fokus sesaat karena kelelahan" jawab Tay dan berusaha tersenyum sambil menggenggam tangan Natcha, berusaha meyakinkan gadisnya,
"Aku menarik ide tentang pernikahan kita dalam waktu dekat" ujar Natcha sembari berusaha memberikan senyuman pada Tay,
"Nat..",
"Kalau memang fokusmu untuk perusahaan masih sulit dipecah, aku bisa menunggu sampai semuanya tidak terlalu hectic lagi, Tay",
"Gop chai na, Nat.. sudah pengertian".
*
Orang-orang di luar sana bisa sebebasnya menilai bahwa Natcha dan Tay adalah pasangan yang serasi, sudah bersama dalam waktu yang tidak singkat, sudah sampai ditahap berpikir untuk menjalani jenjang yang lebih serius dari apa yang mereka bina saat ini. Natcha bangga dengan itu, bangga karena Tay sebagai wujud terbaik dari yang Natcha harapkan untuk menjadi teman hidup, semuanya terasa sangat pas pada titik ini. Kehidupan yang stabil dengan kemampuan finansial dan punya pasangan yang hebat.
Di sisi yang lain, Natcha juga menyadari bahwa dirinya tetap menerima pandangan miring karena lingkungan Tay yang berisikan orang-orang hebat bergelimang harta, sedangkan dirinya berada di kasta yang berbeda karena pencapaiannya tidak setinggi dan selevel orang-orang kelas. Pada sisi dirinya merasa rendah diri ini pula, terkadang Natcha bertanya-tanya bagaimana Tay melihatnya karena pada momen-momen tertentu Natcha merasa hanya ia yang memiliki visi untuk membangun masa depan sementara Tay hanya membahas bagaimana momen saat ini dinikmati.
Meuan chun kon diao tee kit bpai glai gwah tur kit
It's like I was the only one who was thinking further ahead than you wereGee krung tee chun eng gor roo seuk mai sumkun
I've felt unimportant so many timesYung hah het pon mahk mai tee ja ror
I'm still searching for the reasons I'm waitingGee krung tee hua jai chun mun jep lae yahk por
My heart has been broken so many times, it's had enoughKae tur tum meuan ruk gor long bpai tee joot derm
But you'd just act like you loved me, and I'd get lost at the same point"Tay, kau mencintaiku?" tanya Natcha,
"Nat.." panggil Tay halus, raut wajahnya menjadi khawatir sekaligus kecewa dengan fakta pertanyaan seperti itu keluar dari mulut Natcha
"Aku hanya butuh afirmasi, Tay. Aku merasa seolah memaksamu dan menyeretmu untuk sampai ke tahap ini",