Day 2 : ‘Gumpalan'
-Berhati-hatilah, karena gadis yang sedang pubertas itu punya sejuta imajinasi liar yang berasal dari keraguannya sendiri.-
.
.
.
“Amiya, tunggu!!” Feline berambut biru itu masih berusaha mengejar gadis Cautus yang tampak tak memperdulikannya.
“.....” tanpa menoleh sedikitpun Amiya mempercepat langkahnya.
“Hey, Amiya,” Blaze berhasil meraih Amiya, menghentikan langkah gadis tersebut, “Dengarkan aku, ini hanya salah paham.”
Perlahan Blaze melepaskan cengkeramannya dari tangan Amiya, Amiya sendiri tampak mulai tenang. Menghirup napas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan, ia berusaha mengembalikan pikiran logisnya.
“Kau sudah tenang?” periksa Blaze, Amiya mengangguk perlahan.
“hufff... Maaf, aku terlalu terbawa emosi. Kau benar, tidak seharusnya aku emosi karena hal seperti ini. Lagipula tidak mungkin kau.... “
Boing!
“Kau...”
Boing!!
“BLAZE KAU PENGKHIANAT!!!”
“AMIYAAAAA!!!”
Kembali ke awal paragraf.
Maaf, mari kita kembali ke beberapa menit yang lalu.
“Terima kasih sudah mau membantuku Blaze,” Ujar Amiya. Membawa dokumen yang menumpuk hingga hampir menutupi wajahnya.
“Tidak masalah Amiya, aku sangat senang bisa membantumu,” Membawa dokumen yang tidak kalah banyaknya dengan Amiya.
“Kau seharusnya istirahat, kau baru saja pulang dari misi kan.”
“Tidak masalah,” sahut Blaze, “Kalau hanya segini aku masih sanggup. Yahh hanya saja....”
“Hanya saja?”
“Entah kenapa akhir-akhir ini bahuku terasa sakit,” keluh Blaze sambil menggerakkan-gerakkan kepalanya.
“Heee... Pasti berat ya,” Amiya melirik sinis kearah ‘aset’ milik Blaze, “Ayo kita segera selesaikan ini agar kau bisa cepat beristirahat.”
“Yah, kau benar.”
'Dasar Blaze, kau Cuma ingin pamer kan?!'
Kedua gadis itu melanjutkan perjalanan mereka berdua menuju ruang kerja Doctor.
“Bagaimana menurutmu Doctor?” suara Courier terdengar dari balik koridor.
Tap
Entah kenapa Amiya menghentikan langkahnya. Nampak cukup antusias dengan percakapan antara Doctor dengan pengantar pesan dari Kjerag tersebut.
“Amiya?” panggil Blaze heran.
“Sshhh...” Amiya memposisikan dirinya dan Blaze merapat ke tembok dibelakang mereka.
“Hmmm... Lumayan,” jawab Doctor, “Tapi aku lebih suka yang besar.”
'Besar? Apanya?'
“Yang besar ya? Tapi bukankah akan kurang seimbang?”
'Tentu saja, jika terlalu besar keseimbanganmu akan berkurang. Tunggu, apanya?!'
“Justru itu yang membuatnya menggoda. Dan jika bicara tentang potongan besar, sudah pasti teksturnya yang sangat menyenangkan bukan?”
'Tekstur? Maksudmu yang besar lebih kenyal dan menyenangkan? Doctor kau ini...'
“Doctor, caramu mengatakannya membuatnya terdengar salah kau tau...”
“Apa maksudmu? Aku mengatakannya dengan cara yang wajar bukan?”
“Tidak. Kau membuatnya seolah....”
“Ohhh, benar, jangan lupakan tentang lemaknya.”
“Dengarkan aku!!”
“Tentu saja lemaknya bukan, yang membuat teksturnya menyenangkan dan juga begitu ‘juicy’.”
'J-juicy? Apakah maksudnya....'
“Tunggu dulu Doctor...”
“DOCTOR!!!” kemunculan Amiya yang tiba-tiba membuat Doctor dan juga Courier tersentak.
“Amiya?” panggil Doctor, “disitu kau rupanya, saat ini aku dan Courier sedang membicarakan....”
“Tentang itu...” potong Amiya, “Apakah kau memang lebih suka yang besar?” Doctor sempat bingung untuk sesaat.
“Tentu saja, kurasa semua orang juga sama.”
Jawaban dari Doctor itu sempat membuat Amiya merasa syok, apakah dirinya memang tidak menarik?
“D-darimana kau bisa mengatakan hal itu? Apakah kau sering merasakannya?!” Blaze mulai merasakan jika Doctor dan Amiya tidak sedang membicarakan hal yang sama.
“T-tunggu dulu Amiya, kurasa kau salah paham....” Blaze mencoba menengahi.
“Yahhh hanya firasatku saja,” Doctor tampak mengingat-ingat sesuatu, “Ah benar juga, terakhir aku merasakannya dari Nearl.”
“N-nona Nearl?! Kau bahkan merasakannya dari seorang kesatria seperti nona Nearl?”
“Hmm? Ada yang salah? Maksudku, dia sendiri yang menawarkannya. Dia bilang sudah belajar banyak dari operator lain di Rhodes Island dan ingin menunjukkannya.”
'Para operator si Rhodes island? Doctor, mau kau jadikan apa Rhodes island ini?'
“Bagaimana denganmu Courier?” Amiya dengan cepat mengarahkan pandangan seramnya pada Courier yang sejak tadi diam.
“A-aku?” Courier menunjuk dirinya sendiri, “Yahh, aku hanya perlu berkata pada Matterhorn. Jika dia sedang mood kirasa dia tidak akan keberatan.”
“Mm-ma-ma....”
'Matterhorn?! Courier meminta hal seperti itu pada Matterhorn?! Astaga, aku tak tau kalu keadaan Rhodes island sudah separah ini.'
“Amiya! Amiya, sadarlah!” Blaze masih berusaha menenangkan Amiya yang mulai mengeluarkan keringat dingin, “Doctor, berhentilah bicara seperti itu!”
“Ehh? Aku hanya menjawab pertanyaan Amiya,” Doctor berusaha membela dirinya.
“BLAZE!” Teriak Amiya, “Jika Blaze yang menawarkannya apakah kau akan menerimanya?”
“Amiya!”
“Hmmm... Blaze ya...”
“Doctor!”
Doctor memperhatikan Blaze dari ujung kepala sampai kakinya, “Sudah kubilang berhenti bersikap seperti itu!” Pekik Blaze.
“Yaahhh jika dia mau tentu saja aku tidak akan keberatan.”
Brukk
Tumpukan dokumen yang ada di tangan Amiya terjatuh dengan suara keras. Gadis itu terdiam suram, bahkan aura gelap yang berapi-api tampak keluar dari tubuhnya.
“A-amiya...” panggil Blaze, “Dengarkan aku, k-kau sudah salah paham...”
“Jadi begitu ya...”Amiya tak mendengakan Blaze, bahkan mungkin suara siapapun tak akan mencapainya lagi saat ini. “Kalau begitu...”
“Hyaahhh~~” Blaze memekik, iya tiba-tiba mendorongnya dengan keras kearah Doctor. Membuat Blaze, Doctor dan Courier terjatuh.
“KAU NIKMATI SAJA SEMUA LEMAK ITU. LALU MATILAH KARENA KOLESTEROL! DOCTOR CABUL!!!”
“Amiya!!” Panggil Doctor masih dalam keadaan tertindih Blaze. Doctor menoleh kearah Courier, “Apakah ini artinya.... Aku tidak boleh lagi makan daging?”
Courier menghela napas, “Sudah kubilang bukan, kita harus mengimbanginya dengan sayur.”
“Dasar bodoh...” desis Blaze sambil mengepalkan tangannya.
“Anoo... N-nona Blaze?” panggil Courier gemetar.
“SUDAH KUBILANG BERHENTILAH MENGATAKAN SESUATU SECARA AMBIGU SEPERTI ITU DASAR OTAK KELEDAI!!”
“GYYAAAAAA!!!!!!”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyday : RHODES!!
FanfictionSelamat datang di Rhodes island. Tampat dimana para infected dan non-infected bisa hidup berdampingan dengan damai. dan berikut ini adalah beberapa cerita keseharian mereka.