Kemelut...

210 15 0
                                    

🥀 Happy Reading 🥀

***

Andreas berlari meninggalkanku, aku masih saja berdiri ditengah koridor laboratorium dan berharap ada seseorang yang akan membangunkanku dari mimpi buruk ini.

"Kak, kenapa kamu bisa balikan sama Praya?" batinku.

Hari itu berlalu begitu saja, semenjak pertemuan singkat dengan Andreas di koridor kampus itu aku jadi agak suram dan kehilangan semangat. Padahal seharusnya aku terlihat bahagia didepan yang teman-temanku yang lain... Tapi, status pacar an pura-puraku dengan Gian bahkan tak mampu membuatku nampak bahagia.

Keesokan harinya di kelas...

"Raina tadi kata Gian besok kalian mau berangkat bareng ke tempat praktikum?" tanya Nunu.

"Iya nu haha gimana ya aku jelasinnya?" jawabku bingung.

"Santai na haha aku mau sama Nirwan juga ko sekalian nemenin dijalan biar gak sepi, lagian kan si Arika sama Hanifa pasti pake motor juga berdua" jelas Nunu.

"Ahiya ya haha eh btw ada apa nih sama Nirwan?" godaku sambil mencolek pipi Nunu.

"Gak ada apa-apa ko haha temenan pure kita mah emang kamu sama gian baperan hahaha" jawab Nunu.

"Nu, sebenernya aku kasian sama Kayi... Dia kan keliatan suka banget sama Gian sementara aku malah enak-enakan pacaran pura-pura sama Gian kaya gini" kataku.

"Yaelah kamu mikirin perasaan orang mulu, pikirin dulu diri sendiri coba deh sekarang kamu tanya sama diri kamu... Kamu sama gian beneran pura-pura apa baper beneran?" tanya Nunu setengah teriak.

"Maksud kamu?"...

"Iya... Gini deh na sekarang emangnya kamu pikir cowok sekeren Gian mau apa punya status pura-pura sama kamu? Dia kan lumayan banyak fans juga, kakak tingkat juga banyak yang suka ke dia dan masa iya sih kamu gak ngerasa kalo Gian beneran punya hati ke kamu?" jelas Nunu..

"Nu, ini artinya kamu pikir Gian beneran punya perasaan ke aku?"...

"Ya allah...Raina sayang... Ngeliat cara Gian memperlakukan kamu aja, semua orang pasti tahu kalo Gian itu suka sama kamu! Makanya hampir semua temen-temen angkatan kita pada gak curiga kan? Coba deh kamu inget-inget, ada gak yang curiga kamu pacaran boongan sama Gian? Kita-kita aja sahabat kamu, kalau gak dikasih tahu duluan mungkin bakal mikir kalian berdua beneran pacaran" tambah Nunu.

"Nu, kamu kan tau aku sukanya sama Andreas..."

"Kalau gitu udahan pura-pura sama Gian, sebelum perasaan Gian makin dalem ke kamu... Sebelum kamu berubah jadi orang jahat juga karena manfaatin anak orang kaya gitu!" saran Nunu.

Setelah obrolan panjang dengan Nunu, aku jadi sedikit berpikir sekarang. "Apa benar Gian menyukaiku tulus? Apa benar Gian diam-diam juga membelaku waktu itu adalah salah satu ciri bahwa Gian menyimpan perasaan buatku?"...

Ahhhh rasanya aku hampir stress memikirkan semua ini... Perasaan baru sebagai mahasiswa yang terjebak permainannya sendiri... Perasaan baru yang membuatku bingung tentang siapa yang kusukai sebenarnya... Aku tidak tahu... Benar-benar tidak tahu...

Hari Praktikumpun tiba...

Sejak pukul 6 pagi kami sudah berkumpul di Lobby utama untuk menunggu mobil jemputan dan juga dosen pembimbing yang akan menemani kami menuju lokasi praktikum nantinya.

"Selamat pagi anak-anak!" sahut Pak Dodi dosen pembimbing kami yang datang dengan lima orang mahasiswa tingkat atas dari dalam fakultas.

"selamat pagi pak!" jawab kami serentak.

"Sudah siap berangkat praktikum?" tanya Pak Dosen.

Suara semangat Pak Dosen membuatku bangun dari rasa kantuk yang mendera. Akupun menengadahkan pandanganku yang sejak tadi tertunduk lesu.

"Andreas???" gumamku...

Andreas ada didepan bersama Pak Dodi. Dengan setelan lapangannya yang khas. Topi rimbanya dan juga kemeja lengan panjang yang dilinting sesiku serta celana lapangan dan sepatu favoritnya itu. Gambaran sempurna Andreas yang pertama kujumpai di hari pertamaku masuk kampus seketika muncul di pikiranku sekarang.

"Anak-anak karena jumlah kalian banyak sementara Bapak tidak mungkin menghandel semuanya sendirian, jadi bapak minta bantuan kakak-kakak tingkat kalian yang ada didepan ini"...

"Mereka nantinya akan membantu dan menjaga kelompok kalian selama praktikum disana, kalau ada hal-hal yang kurang dimengerti silahkan minta bantuan mereka saja" jelas Pak Dodi.

"Siap pak" jawab kami kompak.

"Baik sebelum kita berangkat, bapak sampaikan kalian harus hati-hati baik yang menggunakan mobil kampus atau yang berangkat dengan motor sendiri-sendiri diharap jangan terpisah dari rombongan" tambah Pak Dodi.

Sebelum berangkat menuju parkiran motorpun, aku dan seluruh teman-temanku yang lain juga tidak lupa berdoa bersama demi kelancaran praktikum kali ini.

Gian dan anak laki-laki yang lain sudah terlebih dahulu menuju ke parkiran motor, sementara aku dan anak-anak perempuan yang akan dibonceng nantinya masih membereskan tas di lobby.

"Kalian berangkat pake motor ya?" tanya Ka Dhika yang juga kakak tingkat pembimbing kami.

"Iya ka..." jawab kami.

"Yang ngendarain cowok kan?" tanyanya lagi.

"Iya ka..." jawab kami lagi.

"Oke bagus, soalnya perjalanannya jauh jadi riskan kalo cewek yang ngendarain" jelas ka Dhika.

Andreas terlihat beranjak dan memakai jaketnya.

"Dhik, ayo berangkat!" teriaknya sambil melambaikan tangan kearah kak Dhika yang masih asyik duduk dan mengobrol bersama kami.

"Ayo yas!" jawab Ka Dhika sambil setengah berlari menghampiri Andreas.

Kak, hari ini kita ketemu lagi....
Ditempat yang sama...
Dikampus yang sama...
Tapi kenapa rasanya berbeda?
Kenapa kakak terasa jauh?
Kenapa kakak terasa asing?
Kenapa ada jarak semenjulang ini diantara kita?
Aku bahkan lupa tatapan mata Kakak...
Aku lupa cara Kakak nyapa aku pertama kali...
Kak, sehat-sehat ya! Sepertinya hari ini kakak sakit..
Kantung mata kakak keliatan jelas...
Senyum kakak juga ilang gatau kemana...
Kak... Semangat!!!!

 
                            Bandung....di hari Praktikum...
 

"Woy! Nulis apaan? Ayo berangkat tuh Gian udah nungguin disana!!!" teriak Hanifa sambil menunjuk Gian yang sudah bersiap dengan motorku didepan lobby.

"Eh ini nulis barang-barang yang ada ditas haha takut nanti ilang kalo ga ditulis satu-satu kek gini" jawabku sambil buru-buru menutup buku catatanku yang hampir ketahuan Hanifa.

Jelas-jelas aku menulis tentang Andreas barusan, tapi karena gengsi pada Hanifa jadinya aku malah berbohong.

"Maaf ya Fa.... Aku cuma gamau kamu khawatir sama perasaan aku" batinku.

Aku dan Hanifa pun berjalan bersama menuju sekumpulan anak-anak angkatanku yang akan berangkat menggunakan motor menuju lokasi praktikum.

"Gian! Kamu fit kan? Soalnya kata kak Dhika perjalanannya lumayan" tanyaku sambil menepuk bahu Gian.

"Seharusnya aku yang nanya kaya gitu ke kamu, kamu fit kan? Kamu baik-baik aja kan?" jawab Gian.

"Lah ko gitu?" gerutuku.

"Kamu yakin kamu baik-baik aja setelah tau kalau Andreas akan ada disana selama kita praktikum?" bisik Gian sambil memasangkan helm dikepalaku.

Aku tidak menjawab... Hanya diam saja....

***
TBC
*Maaf typo ada dimana-mana 🙏

Ada yang nggak baik-baik aja nih selama praktikum🤭

Kuliah Atau Kuli Ah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang