Andreas...

731 36 0
                                    

🥀Happy Reading🥀

***

Andreas Adiputra kelahiran Jakarta 20 juli 1999.

"Hih blagu banget!" kataku dalam hati saat membaca biodatanya yang ada di halaman paling belakang buku kaderisasiku.

Andreas ini kesan pertamanya memang lumayan bagus tapi seketika imagenya berubah saat hari dimana dia mencecarku dengan banyak pertanyaan dan membuatku mati gaya.

Sudah tiga hari ini, Andreas sering berkeliaran di kelas-kelas mahasiswa baru. Dia dan teman-teman komdisnya nampaknya senang membuat mental aku dan teman-teman naik turun.

"Kalian harus siap kalo sewaktu-waktu kami dateng dan meminta buku kaderisasi kalian lalu kami akan tanya satu persatu orang yang biodatanya ada di buku kalian, kita liat apa kalian beneran kenal orangnya yang mana apa cuma sekedar ngisi aja biar penuh" kata Andreas.

"Ih itu makhluk terbuat dari apasih? bisa-bisanya omongannya tajem begitu?" kata Hanifa pelan.

"Ini kan cuma skenario pas MOS aja Fa, kaleum kali aslinya Andreas ini ganteng juga da banyak penggemar loh" sahut Arika.

"Mana mungkin orang kek begini rupanya banyak penggemar salah persepsi nih orang-orang" gerutuku dalam hati.

Aku dan kelompok Studi Keagamaanku baru saja mengecek barang-barang yang sudah pasti ada dan belum ada untuk pergi ke Lembang minggu depan.

"Ah Na kita belum ada kompas tau Na gimana dong?" kata Karin salah seorang anggota kelompokku.

Aku da teman-teman panik karena kompas ini mungkin akan jadi barang pertama yang dicek oleh kakak tingkat bisa mati kami kalau alat paling dbutuhkan ini belum ada.

Aku sempat menelpon beberapa tempat sewa barang perlengkapan camping dan lapangan, tapi semuanya hanya punya kompas dalam ukuran besar sementara kami perlu yang kecil supaya bisa masuk ke saku dan dibawa kemana-mana.

"Ah pinjam aja sih ke kating (kakak tingkat) pasti ada yang punya kan lagian kan lumayan ngurangin biaya patungan kelompok." saran Nadki.

Lalu aku dan yang lainnya menyetujui saran dari Nadki tapi selanjutnya aku  sendiri yang kewalahan.

"Pinjem ke si Andreas aja sih keknya dia punya! kan keren tuh kalo kita berani pinjem ke komdis" kata Karin.

"Ih ga ada orang lain apa? males tau" sahut Aji.

Kelompokku memang berisi anak-anak yang lumayan aktif dan berani berargumen mungkin hanya aku saja yang agak pendiam dan tidak banyak bicara. Tapi, untuk urusan ini jelas aku menolak memangnya orang didunia ini kakak tingkatku hanya dia saja.

"Kenapa harus Andreas???" kataku.

"Iya udahlah Na Andreas itu kata kamu pertama ketemu juga baik kan? sampe dia ngisi biodata di buku kamu harus halaman terakhir juga kan? berarti kamu itu berkesan buat dia HAHAHAHA berbekas gitu Na" kata Nadki.

"Iyalah sampe cuman dibuku Raina doang kan dia ngisi nomer telpon?" jelas Karin makin menenggelamkanku.

Menyebalkan sekali mendengar mereka terus saja mengejekku hanya karena Andreas mengisi nomor telponnya di bukuku.

Raina : "Halo maaf kak ganggu ini Raina anak maru 11A"

Andreas : Ah iyaa Raina ada apa? gak ganggu kok.

Raina : Kak aku pinjem kompas dong buat Studi Keagamaan minggu depan soalnya kelompok aku belum punya kompas, gimana boleh nggak?

Andreas : Sewa aja gausah ngirit dong...

Raina : Oh kakak gapunya? tadinya aku minjem ke kating biar aku sama temen-temen bisa mengurangi anggaran. Tau sendiri kan kalo maru banyak pengeluaran. Yaudah kalo gabisa bantu.

Andreas : Kamu ini to the point banget ya Na! Ya aku pinjemin besok ambil jam 1 di Lab ya...

Raina : Beneran? Oke kaaa makasih..

Disamping sikap dinginnya, Andreas juga lumayan baik. "Aku ko penasaran ya"....

***
TBC

*Maaf typo ada dimana-mana 🙏

Kuliah Atau Kuli Ah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang