BATAS : Beauty And The Arrogants [HIATUS]

03. Work Together

"Ehh bos jangan bilang kau tak tau dia ?"

"........" Dirga hanya diam, Kevin bisa melihat bosnya yang hanya memberi tatapan dari kaca spion.

"Bos beneran gak tau ? Ya ampun bos dia cewek yang mendapat julukan First Love Asia Girl, si Runner Up selama 10 tahun. Setiap dia menjadi model pasti semua brand dalam hitungan detik langsung habis terjual. Bisa dijamin FoXort akan bangkit kembali," Jelas Kevin.

Bosnya ini kudet berita atau gimana sih ?

"Hitungan detik ?" Dirga mencoba searching nama itu melalui handphone.

Ternyata pencarian paling atas sudah muncul nama gadis itu,"Maksudmu bocah ini ?"

"Jangan panggil dia bocah bos, namanya Evangeline. Dia wanita dewasa, sebentar lagi berumur 20 tahun," Kevin menjelaskan dengan percaya diri, seolah dia paling mengenal Eva.

"Berhenti bicara bodoh... Bagaimana kita bisa merekrutnya ?"

"Kalau itu serahkan padaku bos, aku akan coba menghubunginya. Tapi sebelum itu aku akan mencari profil lengkapnya kemudian kuberikan pada bos. Bagaimana ?"

"Oke," Dirga kembali menscroll berita teratas dari Eva.

Salah satu brand Jaket NeoGross yang baru saja mengeluarkan jenis jaket terbaru langsung ludes terjual, karena Eva jadi model iklannya.

"Huh, bocah ingusan seperti ini pasti merayu banyak orang," Batin Dirga tersenyum meremehkan.

"Eh tapi bos beneran setuju dia gabung di FoXort?" Tanya Kevin memastikan.

Jarang sekali bosnya mau menerima saran apalagi dari bawahan seperti Kevin, biasanya perlu perdebatan panjang lebar untuk mendapat persetujuan.

"Tunjukkan dulu datanya, baru aku bisa jawab."

"Siap bos, sampai kantor langsung saya kirimkan. Yuhuuu," Senangnya dalam hati batin Kevin.

"Kenapa kau begitu senang dia akan bergabung ?" Tanya Dirga dengan tatapan curiga.

"Ahh gak gitu bos, kan enak kalau kita punya wajah baru di FoXort."

.

.

.

.

Hampir pukul setengah 8 malam, kafe akan ditutup. Eva, Joy dan beberapa pekerja bersiap untuk pulang.

"Hari ini kita bekerja keras, seperti biasa kalau sang primadona dateng pasti bakal rame. Nih gajimu," Joy menyodorkan amplop berisi upah Eva selama sebulan.

Walau kerjanya tak full time, tapi ia sangat senang menerima uang itu.

Kegembiraannya bukan karena uang, ia senang ada orang yang menghargai usahanya dalam bekerja.