Dua

12.2K 1.3K 205
                                    

Banyak sekali orang yang mencap Jeno sebagai orang yang buruk dan patut dijauhi. Dulu waktu di Surabaya Jeno berkuliah di salah satu Universitas Negeri. Dia cowok yang sangat pintar, tapi namanya buruk. Banyak orang di kampusnya yang tahu kalau Jeno itu seorang gigolo. Itu gara-gara Jeno pernah dijemput beberapa kali oleh clientnya yang kaya raya. Rata-rata wanita karir yang sudah berumur. Karena siklusnya terlalu sering dan orang yang menjemput selalu berbeda, maka mudah bagi orang-orang kampus menebak jika para wanita itu bukanlah keluarga atau kerabat Jeno.

Jeno sendiri sudah menulikan telinga dari cibiran masyarakat. Toh selagi prestasinya di kampus bagus dan dia masih bisa berkuliah ya bodo amat.

Tapi semua berubah sejak insiden itu terjadi. Seorang wanita berumur hampir kepala empat yang rupanya udah janda mantan client Jeno datang ke kampusnya. Wanita itu mencari Jeno ke gedung rektor dan berkata bahwa Jeno telah menghamilinya. Wanita itu benar-benar menggemparkan seisi kampus. Ia berteriak meminta Jeno bertanggung jawab sambil menunjung tinggi testpack bergaris dua.

Jeno pusing sekaligus malu. Ia juga langsung di-drop out oleh pihak kampus. Padahal usia perkuliahannya sudah menginjak semester 5.

Memang bangsat sekali wanita itu. Sengaja menyewa gigolo tampan seperti Jeno lalu menjebaknya supaya ia bisa punya suami tampan secara instan.

Untuk biaya kuliah dan biaya hidupnya dulu Jeno bergantung pada penghasilannya sebagai gigolo. Tarif Jeno memang tidak main-main. Ia bisa meraup uang berjuta-juta dalam satu malam.

Wajar saja, di situs online yang 'memperdagangkan' Jeno, ia adalah gigolo yang jadi rebutan dan menjadi yang paling laris. Bahkan ada saja customernya yang menawarkan bayaran tinggi demi bermain dengan anak itu semalaman. Itu semua berkat wajah Jeno yang kelewat tampan, tubuhnya yang atletis, ukuran benda pusaka yang lumayan, serta sifatnya yang selalu menurut namun servisnya tetap memuaskan. Belum lagi Jeno ini kan statusnya masih berondong.

Jeno menjadi gigolo bukan tanpa alasan. Pertama memang karena ekonominya yang kurang. Kedua, itu karena Jeno terlahir di keluarga yang berantakan.

Ayah dan ibunya sudah berpisah. Ayah Jeno adalah orang yang sangat kasar. Lelaki tua itu juga suka bermain wanita. Beliau sering membawa jalang ke rumahnya bahkan saat ia dan istrinya masih satu atap. Lelaki itu bahkan pernah bermain bersama jalang di ruang tamu, di hadapan Jeno dan ibunya.

Jangan heran jika Jeno berbakat menjadi gigolo. Tontonan masa kecilnya itu adalah sang ayah yang memperkosa wanita lain di ruang tamu.

Ibu Jeno sendiri sepertinya sudah terlalu lelah. Beliau tak pernah bersuara ataupun protes. Karena kalau protes maka tamparan dari sang suami lah hadiahnya. Maka saat sang suami bermain dengan jalang dihadapannya dan Jeno, wanita itu hanya akan diam dan pura-pura tidak mendengar.

Bagaimana dengan Jeno? Anak laki-laki itu dulunya sempat protes pada sang ibu. Saat itu Jeno sudah SMP dan dia mengerti tentang hal-hal seperti itu. Suatu hari, ia pernah meminta ibunya untuk menegur sang ayah. Namun yang terjadi ibunya malah menampar Jeno sangat keras.

"Kamu suka ya liat mama ditampar papamu kayak mama nampar kamu barusan? Kalau kamu mau protes, sana protes sama papa! Jangan protes ke mama! Mama juga sakit hati."

Dan entah kenapa sejak hari itu Mama jadi suka menampar Jeno.

Mungkin untuk melampiaskan kekesalannya pada papa selama ini?

Jeno sempat berpikir seperti itu dan Jeno pun iklas saja tiap kali dirinya dijadikan samsak oleh sang mama. Jeno pikir, apa yang ia rasa masih tidak sesakit apa yang Mama rasa. Jeno juga sering dipukul oleh Papa dan pukulan Papa memang jauh lebih sakit.

Bukan Kucing [ JaemJen ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang