Chapter 25

102 13 122
                                    

Altair hanya mengeluarkan smirknya dan berlalu meninggalkan Lucas.  "Jika sampai kawan kawanku lebih dulu menemukan Capella,  aku tak janji akan menepati janjiku membebaskanmu." ujar Altair kemudian.
.
.
.
.

Segera Altair menghubungi Sirius, tak berapa lama Sirius akhirnya mengangkatnya, "Kau bertindak sendiri tanpa aba aba dariku?" tanya Altair langsung setelah Sirius mengangkatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera Altair menghubungi Sirius, tak berapa lama Sirius akhirnya mengangkatnya, "Kau bertindak sendiri tanpa aba aba dariku?" tanya Altair langsung setelah Sirius mengangkatnya.

"Perintah ini sudah kau berikan pada kami beberapa hari yang lalu.  Kami hanya ingin menyelesaikannya." Jawab Sirius dari seberang sana.

"Bawa perlengkapan kalian.  Ini tak akan mudah, anak buahnya tak sedikit,  perlukah kau kukirimkan pasukan bayanganku?" tanya Altair mengejeknya.

"Apa kau bercanda dengan kami,  kau tau,  mereka memang yang terbaik,  tapi mereka masih tak sebanding dengan kami." jawab Sirius tak terima. "Lebih baik kau datangi rumah kakakmu.  Sepertinya,  dia tau masalah ini.  Dia ada di balik semua ini.  Aku yakin itu." Lanjut Sirius.

"Baiklah,  aku akan menangani kakakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah,  aku akan menangani kakakku.  Kau tangani Antares." jawab Altair final. Setelahnya dia memutuskan percakapannya.

Altair menyiapkan senjata dan semua yang ia butuhkan.  Setelah semuanya siap,  dengan segera dirinya mengumpulkan anak buahnya.

"Aku yakin akan ada yang datang kesini untuk menyerang saat aku pergi,  kalian tangani mereka. Kalian yang berada disini orang pilihan. Jadi jangan kecewakan aku!" perintah Altair,

"Siap laksanakan bos!" jawab semuanya.

Tak lama Vega datang dengan baju casualnya.  Segera Altair mengajaknya pergi.

"Kau sangat lama!" ujar Altair sembari menggenggam tangan Vega. Sedangkan Vega,  jangan ditanya keadaan jantung Vega,  dia sudah dag dig dug. Ditatapnya genggaman tangan Altair, 'Jika benar ini cinta,  apa yang harus aku lakukan? Bahkan digenggamannya saja aku sudah seperti ini.' bathin Vega sembari senyam senyum sendiri. Tanpa ia sadari sedari tadi genggaman Altair sudah terlepas. Hingga suara yang menginterupsinya, mengembalikan kesadarannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
little CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang