Chapter 18

109 14 44
                                    

Sirius hanya mampu mengangguk, perutnya benar benar sakit, tekanan pada perutnya sangat terasa, bahunya sangat panas. Tepat mengenai tulang bahunya. Dirinya memang ceroboh, sama sekali tak mengikuti aturan yang Altair berikan. Nafasnya mulai sesak. Di genggamnya jari Altair, sungguh dia ingin bertahan untuk adik tersayangnya.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai juga di markas, disana sudah ada Diego yang menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai juga di markas, disana sudah ada Diego yang menunggu.

"Just safe him." perintah Altair dingin. Yang di balas anggukan oleh Diego. Altair kembali menemui Gamal yang sedang menunggunya di ruang kerja miliknya.

(markas)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(markas)

"

sudah kau temukan barang yang dibawa Sirius?" tanya Altair tiba tiba, saat dia masuk ke dalam ruang kerjanya. Gamal hanya mendongak dan memberikan sebuah handphone padanya.

"Rupanya semua data ada di handphone miliknya." ujar Altair sambil menatap handphone milik Capella.

Tak butuh waktu lama baginya untuk meretas data yang di simpan orleh Capella. Dengan segera Altair mengecek satu persatu apa yang ada di dalam handphonenya.

"Rupanya sebelum dia pergi, dia sudah lebih dulu menggandakan handphonenya. Kita bisa melacak lokasinya." ujar Altair menyeringai.

"ada dimana dia?" tanya Gamal penasaran. Sungguh, dia benar benar ingin tau bentuk otak dari Altair. Terlalu jenius menurut Gamal. Apapun dia bisa, hanya satu kelemahannya, rasa trauma dan kendalinya terhadap dirinya sendiri. Dia bisa jadi orang lain dalam satu waktu.

"Aaaahhh ... sebentar Gamal, apa kau mengenal sudah tahu siapa yang memanipulasi pemimpin kelompok Hades?" tanya Altair pada Gamal, sedangkan yang ditanya malah sedang asik sedang termangu dan sibuk dengan pemikirannya sendiri. "Kau sedang melamun Gamal?" sentak Altair yang membuat Gamal kembali pada kenyataan.

"Ahhh ... aku ... aku hanya memikirkan satu hal, apa yang tidak kau bisa?" tanya Gamal yang benar benar kwluar dari topik.

"Kau tidak konsentrasi Gamal." desah Altair frustasi, sedangkan Gamal hanya tersenyum kuda.

little CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang