Bab 2 : Escape

12 3 1
                                    

Penjualan budak cukup umum di kerajaan Ramenheit. Tidak ada hukum kerajaan yang melarang memiliki dan memperjual belikan budak. Namun di beberapa daerah sudah menerapkan larangan budak, contohnya wilayah duke Arhen.

Salah satu sarana yang paling populer dalam menjual budak itu adalah rumah lelang. Lokasinya tersembunyi di ibu kota, dan tak sembarang orang yang dapat masuk.

Pembeli di rumah lelang biasanya merupakan para bangsawan dan aristrokat kaya. Mereka yang menginginkan budak kelas atas dapat menemukannya di rumah lelang.

"Sepertinya tuan Mung Pai sangat bersemangat hari ini. Apa mungkin mereka akan mengeluarkan barang bagus?"

"Oho... sepeti biasa anda sangat tidak sabaran."

"Bukankah anda juga seperti itu?"

"Aku hanya tertarik pada atribut. Cambukku sudah mulai aus... jadi aku ingin mendapatkan yang baru."

Saat semua peserta sudah datang, tempat duduk itu penuh dengan orang-orang bertopeng. Lalu diatas panggung, seorang pembawa acara yang juga mengenakan topeng keluar dan memyambut semua orang.

"Selamat datang para hadirin sekalian... bla bl bla..."

Pembawa acara terus mengatakan basa-basi dan lelucon sebelum memulai acara. Setelah setengah jam, acara pelelangan budak pun di mulai.

"... anda butuh tukang angkat, pandai berkelahi, sangat patuh seperti anjing, inilah barang pertama kami ... "

Dari balik tirai kandang besi yang cukup besar di bawa keluar dan di dalamnya tampak seorang budak besar berotot coklat dengan Choker besi di lehernya duduk diam dan menatap penonton dengab wajahnya botaknya yang imut.

"... harga di mulai dari 1000 keping emas"

"...5000"

"10 000"

Dan seterusnya... penawaran harga di teruskan sampai budak berotot itu terjual.

Pelelangan budak berlanjut, pembawa acara tak hentinya mempromosikan budak-budak yang mereka lelang.

Setelah si otot berwajah imut, yang kedua adalah budak wanita berkaki kuda, di sebut begitu karena ia dapat berlari secepat kuda dan dapat menarik kereta kecil layaknya kuda.  Penampilannya adalah wanita tinggi berkulit coklat dan otot padat termasuk dadanya yang besar dan keras. Kedua tanganya sudah di potong sampai kepangkal sehingga ia hidup hanya untuk berlari dan menarik kereta.

Yang ketiga adalah janda montok berdada sapi yang katanya dapat mengeluarkan susu sebanding dengan sapi. Karena saking besar dadanya, ia kesulitan berjalan dengan dua kaki sehingga ia memfungsikan tangannya sebagai kaki. Wanita yang merangkak sambil menyeret dadanya itu tak lagi menggunakan tangannya kecuali hanya untuk berjalan, ia benar-benar seperti sapi, berkaki empat.

"Tidak cukup dengan sapi dan kuda saja?! Anda yang ingin menghias kamar dengan keindahan yang jatuh dari surga, yang selalu murni tak pernah meninggalkan bekas luka."

Sebuah keranjang besi di bawa ketengah panggung sambil ditutup kain. Lalu di tarik...

"Inilah dia, Fallen Angel ! "

Dan wajah cantik Carol yang duduk diam tak berekspresi terpapar ke semua penonton.

Manik mata Carol yang bewarna merah melirik semua orang yang meneriakkan harga lelang dirinya. Carol tak mengerti apa yang mereka terikkan tapi ia cukup tau mereka memperebutkan dirinya.

Carol mencoba untuk memahami kenapa?

Yang ia tau dirinya adalah Carol, Carolina sebelum menjadi budak. Ia dipaksa menjadi budak, dicambuk setiap hari, diberik makanan sisa, yang terkadang tercampur kencing. Untuk apa itu semua?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Carolina Dark DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang