Motor beat hitam yang pengendaranya mengenakan jaket dan helm serba hijau dengan membonceng gadis itu menghentikan motornya disebuah rumah minimalis berpagar besi berwarna coklat.
Gadis yang diboncengnya kemudian turun dan memberikan sejumlah uang, kemudian memasuki pekarangan rumah minimalis itu.
Gadis itu mengucapkan salam sambil membuka pintu.
CEKLEKK
"Assalamualaikum," ucapnya
Noza Leuvissa Ardytama
"Waalaikumsalam, eh non Noza," sambut bi Sumi selaku asisten rumah tangga dikediaman nya.
"sudah pulang non?."Noza membalas bi Sumi dengan senyuman yang hangat, "udah bi, mama mana bi kok gak keliatan?."
"Mama non tadi pergi sama mas Dipra," jawab bi sumi tak kalah hangat kemudian hanya dibalas anggukan oleh Noza
Noza berjalan menatap bi Sumi bertanya lagi, "Papa belum pulang bi?"
"Belum non kata mas Dipra tadi tuan ada meeting sama klien," untuk yang kedua kalinya Noza mengangguk
"Itu non bawa tas siapa? Kok tas non dua?."
Noza mengangkat tas yang dibawanya
"Ini tas Shea bi, Noza masuk kamar dulu ya bi capek banget soalnya,""Kalo gitu bibi juga mau lanjut masak ya non," Noza mengiyakan dengan sedikit anggukan nyaris tak terlihat.
Noza berjalan menaiki puluhan anak tangga menuju kamarnya. Membuka pintu kemudian melemparkan tasnya diatas kasur, lalu berjalan masuk kamar mandi guna mencuci muka, tidak lupa menatap pantulan dirinya dicermin adalah kebiasaan yang telah ia jalani akhir-akhir ini.
Masih dengan posisinya yang menatap cermin dan menghidupkan keran air guna membasuh mukanya, "Alhamdulillah gue masih Noza yang dulu, yang imut, tinggi, lucu dan menggemaskan," lihatlah Noza dirumah bukanlah Noza yang galak ketika disapa para lelaki mata keranjang dan bukanlah Noza yang judes ketika didekati para gadis bermuka dua yang berteman dengannya hanya berniat mencari ketenaran, Melainkan Noza yang sangat ramah dan selalu berbagi senyum dilingkungan terdekatnya.
"Ini muka udah kayak apa gitu ya kusut amat," monolognya.
Noza mematikan keran air keluar kamar mandi, kemudian berjalan menuju ranjang merebahkan tubuhnya.
Noza mengeluarkan benda pipih yang sejak tadi ia rindukan. Menghidupkan ponselnya tapi tidak berniat membuka aplikasi apapun. Noza menatap ponselnya yang masih menyala. Ini kebiasaan yang sudah sejak dahulu ia pertahankan. Menghidupkan ponsel hanya untuk melihat layar depan. Aneh bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
No Bad Vibes
Teen Fiction"Za" suara bariton itu terdengar dari seberang telepon "Apa" "Makasih" "Lah gue ngapain lo sampe bilang makasih?" balas Noza datar "Makasih buat lo yang selalu ada disamping gue setahun ini. Suara yang dapat mengubah, mewarnai dunia dan suara yang...