P r o l o g

15 6 0
                                    

Hallo!! Welcome back to my story!
Jangan lupa pencet tanda ☆ di ujung kiri bawah yah! And share ke snap WhatsApp biar temen-temen juga baca?!

Happy Reading!!

°°°°
'Semuanya kehendak yang maha kuasa. Ini takdir-Nya, ini jalan-Nya, ini adalah karunia-Nya. Jadi, jalanin saja hidup. Tak guna menyesali takdir. Hanya membuat kita terjerumus dalam lingkaran setan yang berakhir mengenaskan!'

~Raga Darmawan~
°°°°

Dunia, 2015 , 15.48 WIB

Rintikan air membasahi kota yang ramai pada saat itu. Semuanya berbondong-bondong meneduh. Mereka tidak ingin basah kuyup hanya karena ingin cepat sampai tujuan. Lebih baik menggunakan waktunya untuk bersantai dan menikmati pergerakan alam.

Sedangkan disisi lain, seorang remaja terlihat sangat panik dan tergesa-gesa. Matanya yang tajam mencari disetiap inci tempat itu. Berharap mendapatkan apa yang ia cari. Tangan kirinya memegang erat gitar cokelat yang sederhana. Tangan kanannya menghalau air hujan yang menghalangi pandangannya.

"Esa?! Ega?! Kalian dimana?" teriaknya ditengah hujan. Tak peduli pada tubuhnya yang menggigil akibat hujan. Yang terpenting adalah, dua malaikat kecilnya.
Orang-orang menatap miris pada remaja itu. Kasihan, namun membiarkan. Jika di lihat, usianya baru empat belas tahunan. Tubuh kurus, rambutnya panjang seperti tak terurus. Baju dengan warna yang pudar, menandakan bahwa baju itu sudah usang dan perlu diganti. Berjalan terseok tanpa alas kaki. Sungguh menyedihkan.

"Abanggg!!!" seru dua orang anak dari sebrang jalan. Remaja tadi segera berlari menghampiri dua bocah itu. Senyumnya mengembang kala menemukan mereka dengan keadaan yang baik. Syukurlah. Yang terpenting bagi dia adalah; keselamatan dan kebahagiaan dua malaikatnya.

"Esa sama Ega gak apa-apa?" tanyanya lembut. Semua orang dibuat terkejut. Mereka Kira remaja tadi akan memarahinya. Ternyata mereka salah! Justru nada lembut penuh perhatian yang ia ucapkan. "Esa gak apa-apa kok. Abang gak dingin? Nanti sakit loh Bang! Abang mau minum yang anget?" ucap salah satu dari bocah itu penuh perhatian. Tangannya memegang baju dan rambut kakaknya yang basah terkena hujan. Mereka hanya khawatir abangnya sakit.

"Abang gak dingin. Kalian mau minum? Nih uangnya, udah makan?" ujarnya mengeluarkan uang dalam plastik. Uang yang ia dapatkan sehabis mengamen tadi. Tak banyak yang ia dapatkan hari ini. Keduanya menggeleng.

"Buat Abang aja. Gitarnya basah? Masih bisa dipake? Nanti kerjanya gimana?" ungkap bocah itu dengan nada sedih. Dia tau, bahwa gitar itu yang membuat mereka bisa makan dan memiliki pakaian. Gitar itu yang menjadi sumber kehidupan mereka bertiga.
••••
"Mah, I want to feel Indonesia. Can we go there? I want to meet brother," pinta gadis berumur sebelas tahun. Matanya terpejam membayangkan betapa indahnya Indonesia. Sedari kecil, dia tak pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Padahal, di sana tempat kelahiran kedua orangtuanya serta kakak dan kakek-neneknya.

"Sabar yah sayang?! Minggu depan kita ke Indonesia. Are you happy?"

Dia mengangguk. 'Kaka, i'am coming!! Waiting me!' batin gadis itu penuh semangat. Dirinya pasif berbahasa Indonesia, sebab kedua orangtuanya selalu mengajarinya tentang Indonesia. Bahkan mereka memberi tahu tentang kehidupan dan seluk beluk Nusantara. Dirinya hapal lagu-lagu Indonesia. Pahlawan, mata uang, bahasa daerah dan banyak lainnya. Dia layaknya masyakarat Indonesia, namun tinggal negara Turki.

Wanita paruh baya itu tersenyum. Melihat anaknya tersenyum adalah hal terindah.

"Retha, kau siap? Baik-baik di sana yah?" suara seseorang mengagetkannya. Benar! Dirinya harus siap dan baik-baik saja.

"I'm fine. It's time. It's time to go back to the country. My children need to know where their parents are. Mom and Dad are good here Well? Retha's shame. It's time Retha rise. Retha will try to find him," tutur wanita paruh baya itu dengan nada khawatir, sedih, takut dan bahagia. Tangannya mengusap air mata yang mengalir di pipi cantiknya.

"Go away! Find the happiness in Sanpegiri, just your cry, smile! There are still two angels you need to keep, as well as your husband and your four parents."

'Selamat datang kehidupan baru. Pastikan kau menyediakan rasa aman untukku!' batin Retha.

°°°°°


Terimakasih udah baca dan vote cerita ini~
Jangan lupa follow wattpad and Instagram aku, biar kalian tau kalo aku update tentang cerita ini! Siap-siap dengan kejutan!

Wajib komen!! Kasih kritik dan saran. Aku terima asalkan sopan…

Follow:
Wattpad: Puspa916
Instagram: Pus_star96

Cirebon,  September 2020
Kartika Puspasari

Semesta Tanpa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang