Hallo!! Welcome back to my story!
Jangan lupa pencet tanda ☆ di ujung kiri bawah yah! And share ke snap WhatsApp biar temen-temen juga baca?!Happy Reading!!
°°°°
'Senyummu mengingatkan akan suatu hal yang paling ku sayang. Aku harap kamu masuk dalam daftar orang yang ku sayang. Awal pertemuan dengan senyuman, semoga akhir perpisahan tetap dengan senyumnya.'~Gabriella~
°°°°
Gabriella Margareth Angelina Jolie, gadis keturunan empat negara dengan segala kecantikannya. Rambut indah nan panjang, kulit putih bersih, tubuh semampai, tinggi, mata elok dengan bulu mata yang lentik dan lebat. Jangan lupakan senyumannya yang manis dan sikapnya yang ramah dan lembut, membuat Gabriella bak peri dalam dunia dongeng.Gabriella adalah anak kedua dari keluarga Jolie. Keluarga terpandang kelas atas yang sangat disegani. Pemilik beberapa perusahaan besar dunia, investor utama dalam beberapa perusahaan. Keluarga pebisnis dengan segala pamor yang melekat.
"Mamah? Good morning!" sapa Gabriella ceria. Retha tersenyum manis kepada anak bungsunya itu. Dia selalu berharap agar keluarganya selalu bahagia dan harmonis.
"Hi, girl! Morning too, dear!" jawab Retha sembari mencium pipi Gabriella. Tak berselang lama, Retha kembali disibukkan oleh laporan bulanan butiknya. "Mah? Kapan Papah sama Kaka pulang? I miss they," tanya Gabriella, dia benar-benar rindu kepada dua laki-laki kesayangannya.
Ya, memang benar, Gabriella memiliki seorang kakak bernama Regantara Hasbi Jolie. Umur mereka terpaut tiga tahun. Rega sekarang berusia sembilan belas tahun dan sedang berkuliah di Amerika. Sedangkan Gabriella berusia enam belas tahun dan masih mengenyam bangku sekolah menengah atas.
Retha gemas sendiri ketika putrinya seperti ini. Anak merengek dan ngambek. "Sayang, Papah baru aja berangkat seminggu dan kakakmu akan pulang beberapa bulan ke depan, saat kenaikan semester. Jadi, sabar!" tutur Retha menatap gemas putir tersayangnya. Sedangkan Gabriella hanya diam dengan bibir manyun. Ngambek.
"Sana berangkat gih! Udah siang, nanti telat. Mau di hukum?"
Gabriella menggeleng, "Mah, Gabriella pamit dulu ya! Assalamu'alaikum," pamit Gabriella mencium tangan dan pipi mamahnya, kemudian berlalu pergi.
°°°°
"...Kini sendiri di sini, mencarimu tak tau dimana... Semoga tenang kau di sana, selamanya..."Nyanyian seorang pengamen mampu menghipnotis semua orang di sebuah tempat makan. Suaranya yang merdu mampu menusuk hati. Diiringi petikan gitar yang sesuai membuat nyanyiannya semakin indah.
Sesuai bernyanyi, remaja itu menyodorkan plastik kesemua orang yang berada di tempat makan ditepi jalan yang ramai. Orang-orang memasukkan uang dengan berbagai pecahan ke dalam plastik yang dipegang remaja itu.
"Terimakasih," ucapnya pada setiap orang yang memberikan uang. Senyumnya sangat manis, tak bisa dipungkiri wajahnya begitu tampan, kulitnya putih bersih meskipun ia anak jalanan.
Sesekali terdengar pujian dari kaum hawa. Siapa yang tak terpesona oleh ketampanan seorang Raga? Badan tinggi bak atlet, wajah tampan, pesona yang tak bisa ditolak. Sayang, hanya dua yang tak dimiliki Raga, harta dan orang tua.
"Woy! Raga!" panggil seorang pria, umurnya terlihat jauh lebih tua dari Raga. Raga menoleh dan membelokkan arah jalannya menuju sumber suara.
"Iya, kenapa Bang?" tanya Raga setelah berhadapan dengan orang yang memanggilnya tadi. Orang yang dipanggil 'Bang' itu terkekeh melihat Raga. "Gak apa-apa, temenin gue di sini! Gue gabut, gak ada temen," katanya dengan kekehan. Raga memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Tanpa Rasa
Teen FictionO n g o i n g (Slow Update & Sesuai Mood) Rega Darmawan, seorang pengamen jalanan yang memiliki ribuan luka dan duka, namun mampu mengahdirkan ribuan kenyamanan dan kebahagiaan. Tinggal di tengah kota, hidup dengan mengalunkan melodi demi selembar k...