Jamais Vu

227 7 0
                                    

Neol saranghaji anha

Dareun ihyuneun eobso

Gyeo Ul mendengus, ia baru saja pulang dan langsung menyalakan iPod yg tersambung dengan bluetooth speaker di ruang tengah. Ia berharap mendengar lagu Mic Drop-nya BTS atau apapun lah yang menghentak, ternyata malah lagu I Don't Love You-nya Urban Zakapa.

Right, my life is like a drama now. Every scene has a soundtrack.


Ia meraih iPod, dan mengganti lagunya asal, kali ini Good Day-nya IU.

Better, at least I can hope tomorrow will be a good day.

Ia berjalan ke arah dapur, dan meraih kaleng bir dari dalam kulkas.

"Oh? Kau sudah pulang?" Ik Sun keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, "kudengar dari Min Ha kau ada kencan malam ini. Kok sudah pulang?"

Gyeo Ul hanya mengangkat bahu dan meneguk birnya, "keunyang."

Ik Sun mengamati Gyeo Ul yang berjalan menuju ruang tengah. Not good, huh?

Ia berjalan ke dapur dan membuka kulkas, mengambil dua kaleng bir, lalu meraih sebungkus camilan, dan berjalan menuju kamar Min Ha

"Ya, Chu Min Ha! Berhenti telponan, Jang Gyeo Ul sudah pulang, let's have a drink."

"He proposed?!"Pekik Min Ha

"Bolsseo? Kalian bukannya baru pacaran berapa bulan? Empat bulan?"

"Tiga bulan," Gyeo Ul menjawab pertanyaan Ik Sun, "sebenarnya tidak melamar secara langsung sih, hanya saja ia bilang, ia ingin serius denganku, he wants to marry me."

"Lalu kau jawab apa?"

"I can't."

Dua orang di hadapan Gyeo Ul bertukar pandang, tanpa Gyeo Ul lanjutkan pun, mereka sudah tahu yang terjadi setelah itu.

"Putus lagi, huh?" Ik Sun meneguk birnya

"Ya, Gyeo Ul-ah. Wae? Jun Han ssi  sepertinya kandidat calon pendamping yang baik. He treats you well." Ujar Min Ha sambil membuka bungkus shrimp snack.

"That's why. Orang sebaik dan setulus Kim Jun Han tak boleh membuang-buang waktu untuk bersamaku yang-" Gyeo Ul menghela napas, "yang-"

Gyeo Ul tertunduk. Air mata mengalir di pipinya. Ia lelah terus-terusanan merasa bersalah. Ia ingin bisa kembali mencintai seseorang, ingin sekali. Ia ingin bisa mencintai tanpa ada beban. Tanpa perasaan bersalah.

"Kau bisa. Kau hanya perlu melepaskan. Sudah empat tahun, Gyeo Ul-ah. Sudah saatnya kau melupakan. You have to let him go, Song Jun oppapasti juga ingin kau bahagia."

Ik Sun memeluk Gyeo Ul erat. Hatinya ikut sakit melihat adik sepupunya seperti ini. Empat tahun lalu, Song Jun, tunangan Gyeo Ul meninggal karena kecelakaan. Dan sejak saat itu, Jang Gyeo Ul membangun tembok tebal, menutup rapat-rapat hatinya, tak membiarkan siapapun masuk. Setahun lalu, atas saran dan paksaan orang-orang terdekatnya, akhirnya Gyeo Ul pelan-pelan setuju untuk mulai kembali berkencan, tapi, seperti yang terjadi hari ini, semua hubungan kandas dalam hitungan minggu atau bulan.

"Mau sampai kapan kau seperti ini? Menarik diri dari semua orang yang tertarik padamu,let him go..."

***

Let him go...

Gyeo Ul masih terjaga. Satu botol soju dan empat kaleng bir ternyata tak berhasil membuatnya mabuk.

I'm completely sober now, damn it!

Ia beringsut, berbaring telentang di tengah-tengah tempat tidurnya. Ingatannya memutar percakapan terakhirnya dengan Kim Jun Han, nasihat Ik Sun eonnidan Min Ha, lalu wajah Song Jun. Sudah empat tahun berlalu, dan ia masih ingat betul wajah tunangannya, bagaimana mata Song Jun menyipit saat tersenyum. Song Jun adalah sosok yang ceria, lembut, perhatian, berbanding terbalik dengannya yang pendiam dan sedikit canggung sehingga orang-orang yang tak begitu mengenal Gyeo Ul bisa dengan mudah menyalahartikan sikapnya sebagai orang yang dingin dan cuek. Satu-satunya persamaan mereka adalah Gyeo Ul dan Song Jun memiliki hobi yang sama, makan.

Saudade: The Love That RemainsWhere stories live. Discover now