Han Jisung tersenyum ramah kepada pelanggan nya di meja nomor 3, kemudian memberikan pesanan perempuan yang duduk di sana.
"satu Hazelnut Latte dengan Almond milk, silahkan" ia meletakkan gelas yang penuh dengan whipped cream itu di atas meja.
"terima kasih" perempuan itu balas tersenyum kepada Jisung dan mengambil minuman nya.
Jisung bergegas menuju meja nomor 5 dan mengangkat gelas kosong di sana. Tidak lupa ia juga mengelap sisa sisa air dan remah-remah cookies di meja itu. Kemudian membawanya ke sink di dapur.
Klining
Lonceng di pintu masuk café berbunyi, padahal pesanan perempuan tadi sudah menjadi last order. "maaf kami sudah last or-" Jisung berbalik mendapati dua orang laki-laki berdiri di ambang pintu masuk café nya.
"kami tidak ingin memesan kopi, kami ingin menemui mu" ujar salah seorang dari keduanya. "kak Chan! kak Changbin! Kalian kemana saja?!" Jisung memekik lalu berlari dari balik meja kasir untuk memeluk kedua laki-laki itu.
"sudah rindu? Haha ini baru dua hari Jisung" Chan terkekeh sambil mengelus kepala belakang Jisung. Bocah Han ini terlihat akan segera menangis.
"tapi kalian tidak ada kabar sama sekali. A-Aku takut kalian-" suaranya tercekat, air mata itu dengan sial nya keluar. Jisung menangis seperti anak kecil.
"kau takut kita mati? Ahaha sudah ku katakan kalau bukan kau yang membunuh kami, kami tidak akan mati jisung" kekeh Changbin menghapus air mata Jisung.
"biasakan ya sayang, perjalanan bisnis kami akan semakin jauh dan semakin lama nantinya" Chan mengecup puncak kepala Jisung.
.
.
.
Jam menunjukkan tengah malam, tiga orang laki-laki itu saat ini sedang sibuk bergumul di atas kasur Jisung. "yang kangen banget sebenernya aku" ujar Chan lalu melumat bibir Jisung penuh nafsu. Changbin hanya sibuk memeluk Jisung dan memberikan tanda di perut Jisung.
"aku juga kangen banget kok" Jisung berbalik mengungkung Changbin di bawahnya, kemudian mencium bibir tipis Changbin. Chan berdiri dan membuka celananya, mengocok penis nya sambil memperhatikan adegan panas Jisung yang mendadak agresif.
Changbin menjulurkan lidahnya, Jisung menyambut baik uluran lidah Changbin dengan lidah nya. Ya, perang lidah terjadi di udara. Jisung sudah tidak tau mana saliva nya dan mana saliva Changbin.
Chan dengan penis nya yang sudah tegang sempurna berusaha untuk melepas celana Jisung. Ia hanya menurunkan celana Jisung sampai sebongkah pantat kenyal itu terlihat oleh matanya. Ia enggan repot-repot melepas semua pakaian Jisung.
"I'm in" Chan menganggkat pinggul Jisung tinggi-tinggi kemudian melesakkan penis nya dalam sekali hentak. "NNNGAAAHHHH" Jisung berteriak karena ia cukup terkejut, dan lagi lubang nya masih kering. Chan tidak menggunakan lube.
Changbin mengecup kelopak mata Jisung yang mengeluarkan air mata itu, berusaha menenangkan. Namun Chan tidak cukup sabar untuk menunggu, ia menggempur kasar lubang Jisung.
"kak nggghhhh, p-pelan ahhh" keluh Jisung. Desahan Jisung memenuhi ruangan, pantat nya di gempur kasar oleh Chan.
"kecil, gemes banget" Puting nya di hisap kencang oleh Changbin seolah ada susu yang akan keluar dari sana.
"kak nggghh kak a-aku ahhh aku mau keluar" Jisung memberi aba-aba agar Chan sedikit memberinya waktu untuk pelepasan. Namun Chan juga sudah di ambang batasnya. Sebentar lagi cum nya juga akan datang.
Bukan nya memperlambat, Chan justru semakin mempercepat gerak keluar masuk penis nya di lubang Jisung. "KAAAK! NGGGGHHHH AH! KAK!" Jisung menangis karena terlalu nikmat.
"AAAHHHHH KAAAK" sperma Jisung muncrat kemana mana membasahi Changbin di bawahnya dan Kasur nya. " I cum" Chan tidak memelankan genjotan nya sedikit pun sehingga penis Jisung yang masih sensitif ikut mengeluarkan sperma nya lagi.
Chan melepaskan penisnya dari lubang Jisung, menatap puas lubang memerah itu meneteskan cairan putihnya. "gantian bang" Changbin ikut bangkit dari bawah Jisung.
Chan memasang posisi menggantikan Changbin, menepuk nepukkan penis berlumur sperma nya ke wajah Jisung. Jisung yang mengerti langsung memasukkan penis berurat itu ke dalam mulutnya.
Changbin mengeluarkan penisnya yang sudah sesak sedari tadi. Ia memposisikan tubuhnya di belakang Jisung, kemudian melesakkan penisnya masuk.
Tidak sesakit tadi karena lubang jisung sudah penuh sperma Chan. Changbin juga memulainya dengan perlahan. Penis nya keluar masuk dengan perlahan, namun tepat sasaran di titik manis Jisung. Membuat kaki Jisung bergetar lemas karena nikmat.
Posisi ini sungguh menggairahkan. Ketika penis Changbin menumbuk masuk maka tubuhnya terdorong ke depan, penis Chan akan masuk ke mulutnya juga jauh lebih dalam.
"UHHUKKK" Jisung tersedak karena Changbin mulai menghentak cepat. Penis Chan di mulut nya menusuk nusuk pangkal tenggorokan nya. Chan terkekeh dan justru malah memegang bagian belakang kepala Jisung agar penisnya melesak lebih dalam. Ia suka deep throat.
"Ji, sayang, maaf ya aku kayaknya bakal keluar cepet. Gak tahan banget ini nahanin mau keluar dari tadi" Changbin menggenjot cepat lubang Jisung mengejar pelepasan nya.
Changbin sampai. Sperma kentalnya yang banyak memenuhi lubang Jisung bahkan lubang itu tidak mampu menampungnya.
"aku belommm" Jisung merengek pada Changbin, memperlihatkan penisnya yang memerah meminta pelepasan. Changbin terkekeh kemudian mengocok penis itu cepat.
"Cum! Cum! Cum! AHHHHHHHH" Sperma Jisung sudah muncrat sampai ke lantai namun Changbin justru semakin bermain-main dengan kepala penis yang sensitive itu. "Kak jangaaannn" Jisung kembali merengek karena tangan nya dipegangi oleh Chan, dan Changbin mengganggi kepala penis nya yang sensitif.
"AAAAAHHHH KAK!" lagi, sperma Jisung keluar lagi. Bahkan kali ini hanya cairan bening yang keluar.
.
.
.
Sudah dini hari, terlihat garis garis cahaya matahari mulai menerangi langit. Aktivitas tiga laki-laki itu baru saja selesai. "aku seperti korban pemerkosaan" ujar Jisung memperhatikan penampilan nya saat ini.
Celana kerja nya melorot sampai lutut, kemeja putih nya tidak terkancing dengan area selangka hingga dada dan perut yang penuh ruam ruam keunguan hasil ciuman Chan dan Changbin.
Jisung akhirnya jatuh tertidur dengan posisi Chan memeluknya dari belakang, big spooning him. Kemudian Changbin dalam dekapan Jisung, masih menyusu pada puting kemerahan Jisung.
"Sleep tight baby, see you three months again"
...
FIN
p.s maybe i'm gonna write something in here as bonus but idk when, so don't look forward
