5. Menaruh kepercayaan ✓

6.7K 494 21
                                    

Ketika Naruto menatap wajah orang tuanya, matanya basah. Dia menangis, rasa rindunya tersalurkan. Naruto memutuskan untuk percaya, panggil dia bodoh. Tapi didepannya ada orangtuanya, dengan cerita yang begitu meyakinkan dan tatapan yang penuh kasih sayang dan kerinduan.

Kushina maju, memeluk putranya secara langsung. Sudah berapa lama dia pergi? Naruto sudah sangat besar ternyata. Kushina hanya memeluk Naruto untuk beberapa detik sehabis melahirkannya.

"Terimakasih sudah tumbuh dengan baik." Ucap Kushina pada Naruto.

"Terimakasih karena kau tidak pernah menyerah ditengah-tengah kesulitan yang kau hadapi." Lanjutnya.

"Aku bangga padamu, Naruto, putraku." Naruto mengeratkan pelukan pada ibunya.

"Maaf meninggalkanmu sendirian selama ini, maaf aku tidak menemani setiap perkembanganmu. Maafkan aku." Ucap Kushina lagi yang dibalas dengan gelengan oleh Naruto.

"Tidak. Terimakasih sudah melahirkanku, aku bangga menjadi putramu, Bu. Sungguh." Balas Naruto.

Minato menatap keduanya dengan sendu, akhirnya mereka dapat berkumpul menjadi keluarga. Walaupun harus terpisah selama 30 tahun, Minato bahagia melihat keluarga kecilnya dapat bersama lagi.

•••••

Naruto membiarkan kedua orangtuanya duduk dan memanggil Shikamaru untuk kembali dengan yang lainnya. Tidak perlu menunggu lama, Shikamaru kembali kedalam ruangan Hokage. Hinata mengikut dibelakangnya dengan Neji dan Hizashi di sisi kanan dan kirinya. Sementara Ino masih menggenggam tangan sang ayah, enggan melepaskan karena dia terlalu takut kehilangan lagi.

"Bagaimana?" Tanya Shikamaru.

"Aku memutuskan untuk mempercayai mereka." Jawab Naruto.

Shikamaru menghela napas, sementara Kiba menepuk pundaknya. Mereka tidak akan bisa merubah keputusan yang sudah ditetapkan Naruto, dia terlalu keras kepala.

"Kita akan perlu membuat pertemuan lima kage, selain itu mengumumkan hal ini kepada masyarakat umum. Kau akan menjadi sangat sibuk, Naruto." Ujar Shikamaru.

"Aku bisa melakukannya." Jawab Naruto tegas.

"Mendokusei..."

"Bagaimana cara membuat orang-orang percaya? Mereka bisa saja membuat teori konspirasi untuk melemahkan kekuasaan Hokage. Bagaimanapun juga mereka ini dibangkitkan dari kematian, pasti banyak orang yang akan tidak terima dan memaksa supaya orang-orang terdekat mereka yang sebelumnya gugur dalam perang untuk dibangkitkan juga." Shino berucap panjang lebar, dia ingin Naruto juga memperhatikan dari sisi yang lebih luas.

"Aburame itu benar. Ini dapat membahayakan perdamaian serta hubungan diplomatik antarnegara." Balas Itachi.

"Aku akan melakukan pertemuan dengan para kage serta petinggi masing-masing desa untuk menemukan langkah terbaik. Shikamaru, bisakah kau atur itu?" Tanya Naruto pada asistennya yang dibalas anggukan singkat.

"Lalu kami? apa yang akan terjadi pada kami? selama kau mencari jalan keluar itu?" Tanya Mikoto.

"Untuk malam ini, tinggalah dulu di kediaman Hyuga. Aku sudah memberi tahu otou- ekhem... Hiashi-san tentang situasi ini dan sampai aku mendapatkan keputusan dari kelima kage, beliau memberikan izin untuk menggunakan kediamannya sebagai tempat tinggal sementara." Jawab Naruto.

"Apakah kami tidak bisa bertemu dulu dengan Sasuke?" Tanya Mikoto lagi.

Naruto menggeleng kecil dengan tatapan bersalah, "Maafkan aku, saat ini Sasuke sedang berada dalam misi jarak jauh. Dia juga jarang kembali ke rumah, mungkin butuh waktu 2 hari sampai Sasuke menerima pesanku dan kembali ke desa." Jawab Naruto.

Mikoto menunduk sedih, namun dia mengerti. Dia sudah melihatnya sendiri, putranya yang melakukan penebusan dosa dengan melakukan misi yang jauh dari desa.

•••••

"Yo!" Kakashi muncul tiba-tiba. Dia masuk ke ruangan Hokage yang penuh tanpa mengetuk.

"Kau memanggilku, Nanadaime?" Kakashi bertanya dengan mata yang membentuk bulan sabit, tanda bahwa dia sedang tersenyum.

Walaupun terlihat santai, namun Kakashi sebenarnya sedang waspada. Sebagai mantan anbu dia dapat dengan mudah merasakan chakra familiar dari ruangan Hokage bahkan dari jarak 2 kilometer.

"Apakah-?" Kakashi menatap orang-orang didepannya dengan mata yang melebar.

"Seperti yang kau lihat, Kakashi-sama. Manusia-manusia yang sebelumnya mati, bangkit kembali." Sarkas Kiba yang sebetulnya masih belum bisa menerima situasi.

"Bagaimana mungkin?" Tanya Kakashi sembari melayangkan tatapan kearah Naruto.

"Pertapa enam jalan yang melakukannya. Bukan aku. Aku tidak mengerti detailnya." Jawab Naruto sambil mengangkat kedua tangannya.

"Ini tidak masuk akal, Naruto. Apakah kau benar-benar akan mempercayai omong kosong ini?" Kakashi bertanya lagi dengan lebih menuntut.

"Kakashi-sama, percuma mengatakan apapun padanya. Aku sudah mencoba berbicara padanya, tapi dia tidak akan mendengarkan kita setelah membuat keputusan." Ucap Shikamaru dengan malas.

"Naruto." Suara Kakashi penuh ancaman. Walaupun diantara orang-orang itu ada mantan gurunya, serta ayahnya, Naruto tidak bisa langsung mengambil keputusan untuk percaya. Dia adalah Hokage, pelindung desa Konoha, seharusnya dia menggunakan otaknya terlebih dahulu sebelum menggunakan hatinya.

"Kakashi-sama, ini mungkin terdengar seperti bualan. Tapi chakra mereka, setidaknya chakra Neji nii-san dan tuan Jiraiya sama persis dengan chakra mereka sebelumnya. Aku juga tidak menemukan adanya segel atau chakra asing apapun yang mungkin mengendalikan mereka. Aku yakin mereka tidak berbohong tentang cerita mereka." Ucap Hinata kepada Kakashi, tatapannya penuh keyakinan.

"Kakashi-sensei.. Aku sudah memikirkan ini baik-baik." Sahut Naruto dengan tatapan yakin yang sama dengan Hinata.

"Aku juga sudah melihat memori mereka, mereka tidak berbohong, Kakashi-sama." Sahut Ino dengan mata yang tak gentar sedikitpun.

"Baik.." Kakashi menghela napas dengan pasrah, "Lalu apa yang akan kalian lakukan sekarang? Jika berita ini keluar, para warga akan melakukan pemberontakan. Ini tidak adil, Naruto. Mereka juga kehilangan keluarga karena perang, lalu orang-orang ini dibangkitkan tapi dimana keluarga mereka? dimana orang-orang yang mereka sayangi?"

Hinata yang mendengarnya menunduk. Dia juga memikirkan hal itu sejak mengetahui ini, tetapi dia ingin egois dan menikmati anugrah yang telah diberikan tuhan kepadanya. Dia ingin kembali berbincang dengan Neji, sepupunya. Dia ingin mengucapkan terimakasih pada pamannya.

"Itulah sebabnya aku akan mengadakan pertemuan lima kage, sensei. Kita akan mendiskusikannya dengan kage yang lain untuk mencari jalan keluar terbaik." Jawab Naruto.

Melihat tatapan penuh semangat api Dimata muridnya membuat Kakashi hanya bisa pasrah. Dia tidak yakin dengan apa yang akan terjadi ke depannya, tetapi dia harus mendukung Naruto semampunya.

"Baiklah. Aku akan membantumu." Jawab Kakashi.

To Be Continued...

THEY'RE ALIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang