AAU 03

14 4 0
                                    

Halo
Assalamualaikum🙋
Maaf baru bisa up🙏
Semoga kalian suka sama cerita halu ini😂
Selamat membaca❤

***
Lea yang sedari tadi merasa diperhatikan pun menoleh ke arah pojok kiri.
Matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata cowok yang tadi sempat menabraknya dikoridor kelas.

Tuh cowok ngapain ngeliatin gw sampe segitunya? - batin Lea.

Entah kenapa, Lea tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Sorot mata tajam itu seolah-olah seperti menyiratkan sesuatu.
Tapi apa? Entahlah, Lea tidak tahu.
Sesuatu yang sulit diartikan.
Yang jelas dengan menatap mata tajam itu, Lea menjadi merasa nyaman.

"Lea, lo tadi dengerin cerita gw gk sih?" Nina menatap Lea sebal.
"Hehe.. sorry sorry," Lea menyengir sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Ciee.. yang tadi tatap-tatapan sama Alfian," Mira menatap Lea dengan tatapan jailnya.

Entah kenapa ucapan Mira membuat pipi Lea terasa memanas.
"Enggak!" Elak Lea.
"Nah itu kenapa pipi lo merah gitu?" Mira tersenyum jail.
"Ih apaan sih," Lea mencoba biasa saja.

"Na, si Mira jahatin gw" Adu Lea ke Nina.
"Huuuuuuu tukang ngadu!" ejek Mira.
"Tuh kan Na, si Mira jahatin gw lagi"
Lea merengek ke Nina.
"Mira udah deh jangan jahatin Lea lagi, kan kasian Lea nya."
Nina menasehati Mira bak seorang ibu yang menasehati anaknya supaya tidak tidak nakal ke temannya.
Lea tersenyum penuh kemenangan.

Skip

Tak terasa bunyi bel pulang sekolah pun telah berlalu.
Lea DKK masih berada di dalam kelas membereskan buku-buku mereka yang berserakan di meja.

"Lea, nebeng gk?" Tanya Mira.
"Enggak Mir"
"Lha, kenapa?" Tanya Mira.
"Nanti gw di jemput sama bang Sat,"
Mira mengangguk sebagai jawaban.

"Emm, yaudah deh gw sama Nina duluan ya?"
"Iya Mir. Hati-hati." jawab Lea.
"Lea, gw pulang duluan ya" pamit Nina.
"Sip Na," Lea mengancungkan jempol kanannya.
Akhirnya dikelas itu hanya tersisa Lea sendirian.

Setelah selesai memasukkan buku-buku nya ke dalam tas, Lea langsung keluar kelas menuju gerbang depan.
30 menit sudah berlalu. Tetapi abang Lea belum juga menampakkan batang hidung nya.

"Bang Sat kemana sih kok lama banget" gerutu Lea.
Setelah menemukan kontak abang nya di WhatsApp Lea langsung memencet tombol telepon.
"Ihh kok gk di angkat-angkat sih, mana pegel lagi nih kaki" Lea masih menggerutu.

"Ngapain lo masih disini? " tanya seorang cowok tiba-tiba.
Lea yang mendengar suara bariton cowok itu segera menoleh.
"Lagi nunggu abang,"
"Terus abang lo mana?" Tanya Alfian lagi.
"Belum dateng,"
"Udh lo telepon?" Tanya Alfian lagi.
Lea kesal dengan pertanyaan Alfian.
"Banyak tanya lo Kayak Dora!"
Alfian hanya terkekeh geli, menurutnya seru juga mengganggu cewek ini.

"Udah pulang bareng gw aja"
Alfian menghampiri Lea dan langsung menarik tangan Lea.
"Eh jangan pegang-pegang gw!" Lea berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Alfian.
"Lha kenapa?" Alfian menatap Lea penuh tanda tanya.
"Kita bukan muhrim," ucap Lea.
"Yaudah gw halalin." Jawab Alfian enteng.
"Eh gw bukan babi ya!" Lea menatap Alfian kesal.

Alfian terkekeh geli melihat raut muka kesal Lea.
"Iya deh iya. Gimana mau gw anterin gak?"
"Gak usah, makasih" tolak Lea halus.
"Yakin?" Tanya Alfian.
"Yakin."
"Beneran?"
"Ya beneran!"
"Serius?"
"Ya serius lah!" 
Lea semakin dibuat kesal oleh Alfian.
Lea langsung pergi begitu saja meninggalkan Alfian.
Lea berniat untuk pulang jalan kaki saja.

Alfian menatap punggung Lea yang semakin jauh dari pandangannya.
Ia menggelengkan kepala sambil terkekeh.

"Gila!"
"Ngeselin!"
"Udah cape-cape begini malah diganggu,"
"Bener-bener gak ada ahlak."
Tak henti-hentinya Lea menggerutu.

'Guk guk guk!'
'Guk guk guk!'

Lea menghentikan langkah kakinya.
Ia memincingkan matanya, menatap lurus ke arah depan.
Ia menatap horor hewan yang ada di depannya.
Dengan secepat kilat ia segara berbelok ke arah Alfian.
Dengan sisa-sisa tenaganya, ia berusaha berlari secepat mungkin.
Tapi naas.
Dia tidak sadar kalau di depannya ada sebuah pohon.

'Duak!'

Kepalanya terbentur cukup keras, sehingga ia seperti melihat bintang-bintang berterbangan di atas kepalanya.
"Woy siapa nih yang mindahin pohon sembarangan!" Ucap Lea lirih.
Ia merasa seperti ada yang mengalir dari hidungnya.

"Anjir darah," pekik Lea kaget. Kepalanya semakin pusing.
Pandangannya kabur. Dan akhirnya ia pingsan.
Alfian yang melihat hal itu langsung panik.
Ia segera menyusul Lea yang sudah tergeletak tak bernyawa Eh salah tapi tak sadarkan diri.

Mohon maaf kalau ada typo🙏
Jangan lupa ninggalin jejak komentar^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All About Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang