AAU 02

47 15 15
                                    

Sementara itu di lain tempat.

Alfian segera lari menuju kantin.
Lalu duduk di bangku pojok kiri belakang. Tepat di samping cowok bermata sipit.
'Hosh.. hosh..'
Alfian mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
"Lo kenapa njir?" Tanya cowok disampingnya.
"Biasa. gw abis dikejar Pak aji," Jawab Alfian. Alfian merasa tenggorokannya kering akibat kejar-kejaran dengan Pak Aji.

"Haus banget euy," ucapnya sambil memegang tenggorokannya.
"Nih gw punya es teh buat lo," cowok disampingnya menyodorkan segelas es teh.
Tanpa berpikir panjang, Alfian pun meneguknya hingga tandas.

"Woy anjir itu es teh gw," ucap cowo di depan Alfian. Ia menatap miris ke arah gelas es teh nya yang sudah kosong.
"Yahh udah gw habisin Ren," ucap Alfian tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Raut muka Naren menjadi suram.
Naren menekuk mukanya.

"Nih lo beli lagi soal kembalian lo ambil ae dah," ucap Alfian sambil menyodorkan selembar uang berwarna biru.
Wajah Naren berubah cerah seketika.
"Nah kalo begini kan gw jadi demen,"
Ucap Naren mengedipkan mata kirinya sambil menatap genit ke arah Alfian.

"Gw jadi ngeri njir," ucap Alfian bergidik ngeri.
Aldo, cowok di samping Alfian pun menatap jijik ke arah Naren.
"Dih anying si Naren belok ternyata," cibir Aldo.
"Heh belok mata lo! Gw masih normal ya Do," balas Naren tak terima atas tuduhan Aldo.

"Halah. Ngaku aja kali Ren," Aldo menatap sinis Naren.
"Astagfirullah, ini gw udah ngaku gitu, gw emang gak belok. Lagian yaa kalo gw belok gk mungkin lah gw punya cewek," bela Naren.
"Yee sapa tau itu ide lo buat nutup-nutupin ke belokan lo," balas Aldo.

Alfian yang mulai jengah dengan adu bacot Aldo dan Naren pun akhirnya angkat bicara.
"Udah njir. Pusing gw ngedengerin kalian adu bacot," Alfian menatap mereka berdua kesal.

"Udah mending kalian beliin gw makanan gih," Perintah Alfian ke kedua sahabatnya itu.
"LAH NGATUR!" Ucap Aldo dan Naren serentak.

****

Sudah 3 jam lamanya mereka bertiga bolos ke kantin.
"Eh ke kelas yuk!" Ajak Naren.
"Ngapain ke kelas?" Tanya Aldo.
"Udah lah gk usah ke kelas disini aja. Lagian bentar lagi udah waktunya istirahat."
Kata Alfian sambil tetap menghadap ke arah ponselnya.

Belum 5 menit, bel istirahat pun berbunyi.

Kring!
Kring!

Kantin yang awalnya sepi pun mendadak ramai oleh siswa siswi yang kelaparan.

Mata Alfian tak sengaja menangkap sekelompok cewek yang sedang bercanda gurau.
Tepat di pojok kanan kantin.
Alfian merasa tidak asing dengan cewek yang berada di tengah.

Alfian merasakan tepukan di pundak kanannya.
"Lo lagi ngeliatin apaan sih? Kok sampe lupa buat kedipin mata," Tanya Naren.
"Ganggu aje lo!" Ucap Alfian kesal.
"Pffttt.." Aldo berusaha untuk tidak tertawa.
"Iya njir jarang lho seorang Alfian ngeliatin cewek sampe segitunya," cibir Aldo.

"Emang cewek mana sih yang bikin lu lupa kedipin mata?" Tanya Naren kepo.
"Itu yang rambutnya panjang," Jawab Alfian.
"Ye si anying, kan mereka bertiga rambutnya panjang semua. Yang serius lah Al," ucap Aldo.

"Dihh ogah gw nyeriusin lo Do. Yakali gw nyeriusin cowok," Ucap Alfian sambil menatap sinis ke arah Aldo.
"Yeee gw sendiri ogah kali lo seriusin!" Ucap Aldo tak terima.
Naren menghembuskan nafas pelan.
"Udah deh jangan mulai," Ucap Naren menengahi mereka berdua.

"Yang sebelah mana ceweknya?" Tanya Naren ke Alfian.
"Itu yang tengah," jawab Alfian.
"Owalah si Lea,"
Sontak Alfian dan Naren menoleh ke arah Aldo.

"Eh lo kenal dia?" Tanya Alfian.
"Kenal lah njir. Dia kan temen SMP gw dulu," Jawab Aldo.
"Lah kok gw gk tau dia? Kan gw temen SMP lo juga," ucap Naren.
"Dia temen di SMP lama gw," balas Aldo.

"Owalah pantesan gw gk kenal dia," gumam Naren.
"Lo suka si Lea?" Tanya Aldo to the point ke Alfian.
Alfian menatap Aldo tanpa ekspresi.
"Gw gak tau," ucap Alfian sambil mengangkat kedua bahunya.

"Gw saranin sih mending jangan deketin dia," ucap Aldo.
"Kenapa?" Tanya Alfian kepo.
"Emang kenapa?" Tanya Naren.
"Soalnya.." Aldo menggantungkan ucapannya. Membuat kedua temannya itu geram.

Alfian dan Naren sudah menatap Aldo dengan serius.
"Kenapa sih?" Tanya Alfian yang sudah mulai terlihat emosi.
"Tau nih setan bikin gw makin kepo aja," Naren menatap Aldo malas.
Aldo menarik nafas dalam-dalam.

"Bapak dia Polwan," ucap Aldo dengan sekali tarikan nafas.
Setelah mendengar jawaban dari Aldo.
Alfian dan Naren pun menjadi merasa kesal stadium akut.

Alfian dan Naren menatap tajam Aldo.
"Bergelut kyta Do!" Ucap Alfian dan Naren serempak.




Maaf kalo ada typo 🙏

All About Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang