Jauh kumemandang
Jauh aku dari kandang
Berkelana kemana-mana
Berharap melalang buanaSejuknya pagi, teriknya mentari
Dinginnya hujan, hingga sunyinya malam
Segalanya aku sendiri
Kenyataannya, bukannya aku tak bisaBukannya aku tak punya siapa-siapa
Banyak rumah
Banyak tempat tinggal
Kesana-kemari itu akuJadi putra banyak orang tua
Jadi teman banyak sebaya
Jadi siswa banyak sekolah
Jadi kekasih hati si empunyaDuniaku ini asyik
Tak pernah ku merasa sendiri
Tak pernah aku rasa sepi
Banyak yang suka aku!Hehehe
Candaan itu sesekali menghiburku di tanah rantau
Sampailah datang manusia aneh ke hadapan
Yang terheran-heran akan dunia asyikku iniKatanya, ia tidak bisa membayangkanku
Hidup berpuluh-puluh tahun tanpa tinggal dengan orang tua
Jauh dari kamar yang disiapkan Bapak dan Mamak
Aku tak risau awalnyaAkhirnya aku mulai berpikir
Insecure kata orang
Benar juga manusia aneh itu
Apakah Bapak Mamak merasakan hal yang sama?Aku pulang, kembali ke kandang
Aku pikir ini baik dan akan selalu baik
Namun
Tak ku sangkaTidur di kasur yang rasanya bukan milik sendiri
Makan di meja makan yang rasanya tak pernah kumiliki
Semuanya jadi aneh
Semuanya jadi asingRasanya Bapak tidak baik-baik saja
Rasanya Mamak juga punya masalah
Namun, tahukah kamu?
Aku yang bermasalah
Aku yang ternyata tidak baik-baik sajaSemua rasa ini
Semua yang ada di rumah ini
Semua kelabut ini
Rasanya bukan akuSalah memang
Menuruti kata orang aneh
Hidupku jadi begini
Banyak pertanyaanPertanyaan yang tak bisa kutemukan jawabannya
Pertanyaan yang membingungkanku
Membungkusku dalam situasi rumit
Sungguh rasa yang sangat tidak nyaman!-Primarra
KAMU SEDANG MEMBACA
Merentan Hati Bertanam Biji Hampa
PoetryKumpulan puisi, cerita hatiku, luapan emosiku terhadap ketidakpedulian rasa.