🎃 Prolog

893 74 3
                                    

"AAKKKHH.. PLEASE, LEPASIN AKU!"

Seorang gadis bersurai panjang menutupi wajah berteriak disana, kedua kakinya tergantung diudara, hanya kedua tangan yang terikat oleh tambang.

Pergelangannya memerah dan sedikit membengkak, entah sudah berapa lama dia tergantung seperti ini.

Merintih kesakitan, menangis pun tak didengarkan. Ini hanya ruangan yang sempit, gelap, berbedebu dan sejauh dia mengetahui tak ada siapapun disini juga diluar sana.

Orang lain yang mengenakan hoodie putih turut terkekeh menyeramkan, ditangan kanan dia memainkan sebuah belati kecil namun tajam. "Utututu.. Tangan lo kesakitan ya?"

"Plis, aku mohon lepasin aku. A-aku janji gak akan deketin dia la—"

"DIEM!!" yang berhoodie putih berteriak kesal, membalikkan badan menatap gadis yang tergantung dengan penuh kebencian.  "Lo bisa diem atau mau gue sobek mulut lo?"

Perlahan, dia memamerkan senyum miringnya, melangkah perlahan mendekati gadis disana seraya membawa sebilah belati.

Gadis itu menggeleng kuat-kuat sambil terus menangis. "GAK GAK!! KAMU MAU NGAPAIN?! LEPASS!!!!"

Dia tersenyum mengerikan seperti biasa setelah memotong beberapa helai rambut gadis disana. "Ups, gue cuma minta sedikit kok."

Melangkah kembali ke tempat semula, berhadapan dengan sebuah meja kayu. Disana terbaring boneka berwujud manusia, ditemani beberapa lilin juga sesajen. Rambut tadi, dia masukkan kedalam perut boneka lalu kembali dia membacakan mantranya.

"It show time."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Hai, jadi ini cerita ke 4 aku..

Aku balik lagi sama konsep dark, semoga klian suka sama ceritanya and bisa betah ngikutin sampe akhir 🤗

Jangan lupa kasih vote and comment supaya aku semangat ngetik cerita ini sampe tamat, ok!

Thank you 🖤💙

[✅]Happy Death Day // Jeon Somi (ft. 00L) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang