20. Tipe Cowok

5.3K 792 553
                                    

❤❤❤

Chapter 20 : Tipe Cowok

❤❤❤

"Emang biasa nya kalau malem senin se-ramai ini rumah makan? Kan enggak juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang biasa nya kalau malem senin se-ramai ini rumah makan? Kan enggak juga." Aisyah melirik keadaan sekitarnya yang tampak luarbiasa ramai hingga menimbulkan sedikit kebisingan.

"Rame, lo aja yang gak tau. Mau malem senin, malem selasa, malam rabu, malam kamis, malam jum'at, malam sabtu, malam minggu sekali pun. Kalau rame ya tetep rame." sahut Saka.

"Tau dari mana kamu?"

"Ya dari sumbernya lah. Laporannya selalu ada setiap bulan, ya udah pasti gue tau."

Mata Aisyah memincing setengah curiga menatap Saka. Cowok ini seakan mengetahui banyak hal mengenai restoran yang tengah mereka singgahi ini. "Dapet darimana laporannya? Emang kamu ownernya?"

"Emang iya."

"Uhuk! Apa?" spontan Aisyah tersedak lemon tea yang baru ia sesap beberapa detik lalu. "Kamu serius?" sambungnya.

"Serius." jawab Saka santai. Cowok itu tersenyum geli melihat keterkejutan Aisyah barusan.

"Gak percaya deh, kamu kan sering bohongin aku." bantah Aisyah.

"Dih, malah ngeyel. Maka nya update jadi istri. Biar tau apa aja kerjaan suami." sungut Saka sengaja mencela.

"Aku udah update tau! Aba bilangnya kamu bandar ayam geprek. Ya aku kira kamu kerjanya jualan ayam geprek." jelas Aisyah.

Saka yang mendengarnya berdecak, "Jual ayam geprek juga, tapi jangan dibilang bandar ayam geprek dong. Lo kira gue apaan?" protesnya.

"Ya mana aku tau. Kan dikasih tau Aba nya kayak gitu. Bandar, ayam, geprek." ucap Aisyah dengan menekan setiap kata pada kalimat terakhirnya.

"Ya tapi jangan dikasih embel-embel bandar.." omel Saka.

"Iya-iya, bukan bandar." putus Aisyah lelah sendiri.

"Tapi nih," Aisyah refleks menarik jemari Saka yang menganggur diatas meja dan menatap pria itu tajam. "Kamu beneran ownernya?" tanya nya kemudian.

"Iya, Aisyah. Astaga, lo gak percaya banget sih sama gue?"

"Bukan gak percaya, tapi kurang percaya aja." bantah Aisyah berkekeuh.

Saka mencebik, mengalihkan pandangannya kesal. "Terserah kalo gak percaya. Biarin blackcard nya yang bicara."

Aisyah terkesima, ia menatap Saka nyalang saat cowok itu menyerahkan blackcard miliknya sendiri pada Aisyah.

"Bayar pake yang kamu kasih kemarin aja." Aisyah menolak kartu yang Saka iming-imingkan pada nya. Ia beralih menyambar tas kecil diatas meja dan membuka isinya, lantas mengambil blackcard yang sengaja Saka berikan tempo waktu.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang