Rumah Kaca

125 3 0
                                    

[DRAFT, 10 Oktober 2020]

Hai kamu, apa kabar? Bagaimana kabarmu? Apakah baik-baik saja? Aku harap kamu sehat selalu ya. Rasanya sudah bertahun-tahun lamanya kita tidak bertemu. Terakhir kita bertemu kan hari ini padahal, tapi bagimu akan terasa sudah sangat lama.

Kamu ingat tidak sama tahun ini? Tahun dengan banyaknya kejadian dan peristiwa yang terjadi baik di Indonesia maupun belahan dunia lainnya. Apakah tahun ini masuk ke dalam buku sejarah? Aku penasaran jadinya.

Kamu ingat tidak, di awal tahun negara kita dilanda oleh banjir bandang di beberapa kota besar di Indonesia, tapi yang paling disorot oleh media adalah banjir di Ibukota Jakarta. Biasanya kamu hanya menonton di televisi berita tentang banjir yang terjadi di Ibukota tanpa mengkhawatirkan sedikit pun tentang hal tersebut. Namun setelah tahun baruan itu bersama keluargamu di rumah karena hujan yang deras, kamu malah sibuk memindahkan barang-barang yang ada di rumahmu ke lantai 2 karena genangan air sekarang sudah berada di depan pintumu. Iya, kamu ingat masa itu kan, banyak ikan dan binatang lain yang berenang masuk keluar rumahmu. Kamu ingat seberapa kotornya rumahmu ketika air banjir sudah surut, rasanya rumahmu berubah menjadi rawa-rawa ketika kamu akan membersihkannya. Tapi rasanya keadaan di rumah memang selalu keruh layaknya rawa-rawa, jadi rasanya sama saja.

Akibat pandemi ini kita semua harus "berkarantina" di rumah masing-masing dan dianjurkan untung tidak keluar sama sekali. Bioskop dan mall ditutup, tempat wisata dan hiburan juga ditutup, event besar, konser, dan bazar juga semua dibatalkan, fasilitas publik dan transportasi umum pun juga ditutup, jadwal penerbangan dan keberangkatan kereta, bis, pesawat pun semua dihentikan. Untuk sesaat negeri ini beristirahat, ibukota menjadi kota tak berpenghuni, rasanya sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Langit menjadi cerah karena polusi udara yang berkurang drastis dari kendaraan-kendaraan pada hari biasanya akibat social distancing dan adanya PSBB. Namun rasanya semua polusi itu juga ikut terbawa ke rumah.

Iya. Aku di sini ingin bercerita tentang kamu. Tentang kamu di tahun 2020. Apa yang terjadi denganku, denganmu, di tahun ini? Aku rasa kamu sudah tahu jawabannya. Ternyata bukan hanya negara saja yang bisa kacau pada tahun ini, diri kita pun kacau pada saat ini.

Kamu ingat tidak sebenarnya dalam hati terpendam, kamu tidak senang ketika kamu diharuskan pulang setelah UTS Kimia itu? Setelah UTS itu, keesokan harinya kamu segera pulang ke daerah asalmu di megapolitan itu. Rasanya aneh ketika kamu berada di perjalanan pulang, seperti kamu mengalami Jamais Vu, kondisi di mana kamu tidak mengenal suatu situasi tapi padahal kamu yakin kamu sudah pernah berada pada kondisi itu. Kamu tidak mengenal atau mengingat rute yang kamu naiki itu ke mana sehingga perjalanan menjadi aneh.

Kamu disambut dengan ramah oleh keluargamu saat kamu mengetuk pintu. Semua orang yang biasa menjadi masa lalumu seketika ada di depan matamu. Hawa sebelum kamu memasuki pintu itu pun juga terlihat hangat, semua orang bahagia melihat dirimu yang sudah sesaat tidak terlihat. Kamu melangkahkan kakimu ke dalam pintu itu dan terlihat semua badai dan angin dingin yang telah kamu tinggalkan setalah sekian lama.

Kamarmu penuh dengan debu dan jamur. Selama itukah aku pergi dari sini? Rasanya seperti kamu sedang bermimpi ketika kembali ke kamar ini, nyata tapi terasa tidak nyata. Akhirnya kamu menghabiskan satu malam untuk membersihkan kamarmu dari debu agar kamu bisa beristirahat dengan nyaman. Tapi kamu ingat tidak, sebersih apa pun kamarmu setelah kamu bersihkan, dibuat senyaman apa pun, tidurmu tidak pernah nyenyak sejak malam itu dan selanjutnya.

Teriakan itu... dari kamar seberang. Yang membuatmu terbangun setiap malamnya. Membuatmu bertanya-tanya. Yang membuatmu bersedih setiap malamnya. Menangislah, tidak apa-apa. Pikiranmu berkata kepada dirimu sendiri, menenangkan dirimu sendiri, mencoba untuk melupakan apa yang kamu dengar. Apa boleh buat, sepandai apa pun mereka menyembunyikan pedang mereka, akan selalu terlihat hawa peperangan yang mereka bawa kemana pun mereka pergi.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang