✨┊Seorang Gadis Violet. ೄྀ࿐
"Kau bersekolah di sini karena beasiswa, pihak sekolah bisa saja menariknya jika nilaimu menurun terus menerus."
Terdengar tegas juga menampar, kesengsaraan apa lagi yang akan Mitsuki dapat? Apa sebelumnya belum cukup menyiksa dirinya?
"Maaf, belakangan terakhir konsentrasiku terpecah, Sensei."
Datar, tanpa emosi sedikitpun, sedih ataupun khawatir beasiswanya dicabut tak ia tunjukan. Bahkan bibirnya masih membentuk garis mendatar lurus.
"Kami akan memikirkan lanjut tentang hal ini. Kau boleh keluar, Mitsuki."
Menunduk hormat, dilanjut berjalan keluar dengan kedua sepatu lusuhnya. Masih dengan tatapan kosong, menyusuri koridor yang sepi.
Kepalanya menunduk hingga surai birunya ikut turun, menutup dahinya. Layaknya pandangan manik gold itu sudah terkunci pada sepatu lusuhnya yang sedang berjalan.
Ada apa denganmu, Mitsuki?
Kejadian dua minggu lalu masih tercetak jelas dalam kutipan memorinya, bersarang di dalam hatinya dengan untaian-untaian hitam lainnya.
Tidak, ia belum hancur. Hanya saja, benang-benang hitam telah melilitnya erat, membuat pandangannya tak lagi bewarna-warni penuh tawa. Semuanya hanya suram, kosong, dan sunyi.
Takdir serasa mengekangnya pergi ke dunia penuh warna, terisi, dan penuh canda tawa kebahagiaan. Ia selalu terjerat dalam rantai besi di dunia hampanya.
Mitsuki, kejadian seperti ini sudah biasa kau dapatkan. Tapi kenapa kali ini kau bersikap sangat cengeng?
Langkah kaki terbalut sepatu hitam itu berhenti, kepalanya menengadah dengan tatapan kosong yang masih saja terpasang di kedua manik gold cerah itu.
Plakk!
Bangkit, Mitsuki! Bangkit! Kau harus sadar bahwa semua orang hanya menyakitimu. Dan ... kenyataan itu tidak akan berubah.
Sampai kapan pun.
Sepoian napas hangat menghembus dari rongga mulutnya, kelopak matanya terpejam, menyembunyikan gold Mitsuki dengan jari-jarinya yang mengepal.
Lagi-lagi ia harus mengubur dalam-dalam kesedihannya, menahan segala letupan kecewa dalam kalbunya, membiarkan perasaan itu mati sendirinya, atau bahkan membusuk di sana.
"Ya, aku pasti bisa."
Mitsuki, sadarkah jika yang kau lakukan itu malah menyiksamu sendiri?
Kembali terbuka kelopak mata dengan warna putih pucat itu, iris gold Mitsuki kembali menatap ubin keramik koridor, melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosong
Fanfiction[Boruto, N. Next Gen] (On Hold) Tatapannya selalu kosong, tak pernah terpancar emosi di dalamnya. Mukanya yang datar nan dingin, selalu menyendiri, jauh dari keramaian. Tanpa orang tahu, bahwa pundaknya memikul sekarung beban, yang membuatnya terjat...