✨┊Apa Benar Dunia Itu Sempit? ೄྀ࿐
Whooshh
Angin menerpa surai perak itu hingga menyapu dahinya, menutupi kedua netra kuning kilap hangat, kepunyaan Mitsuki.
Dentingan jarum jam telah berbunyi tiga kali, ulasan manis di bibir pucat itu terbang—terbawa oleh angin, bersamaan dengan gold yang kembali kosong setelah helaian biru tak lagi menutupnya.
Hanya perlu tiga detik, efek yang diberikan Sumire telah hilang, dibawa dan tertelan oleh benda tak berwujud yang baru saja menabraknya. Layaknya uap hangat yang keluar dari cerobong lalu menghilang tertabrak angin musim dingin.
Bel berakhirnya jam sekolah berbunyi nyaring membisingkan telinga, Mitsuki mempercepat langkah kaki telanjangnya menuju kelas, ruang yang selalu ia singgahi ketika di sekolah.
Beberapa teman—ralat, kenalan di kelasnya mulai ricuh berlomba-lomba keluar dari ruangan yang mereka anggap suntuk itu, beberapa dari mereka juga sempat menabrak kedua bahu Mitsuki yang berjalan berlawanan arah, entah disengaja atau tidak.
Kelas belum sepenuhnya sepi, hanya ada beberapa anak yang bertugas untuk piket, termasuk Houki dan Ranga yang menatap bengis ke arah empu bersurai biru itu.
"Hey, dia benar-benar berteman dengan Sumire?" bisik Houki, masih menatap Mitsuki yang sibuk membereskan isi ranselnya.
"Tentu saja aku tidak tahu, Bodoh! Tapi sepertinya dia sudah memiliki kawan yang bisa membelanya, 'kan?"
"Ranga, kau takut?"
Ranga terdiam sejenak, memiringkan kepala lalu mengapit dagunya, kemudian kembali menghadap lelaki bermasker itu.
"Tidak," ucapnya mantap, "aku ... juga kau tak perlu takut. Shigaraki Sumire hanya kandidat untuk ketua seitokai, dia bukan kaichou dari seitokai."
"Karena ia hanya seorang kandidat, bisa saja ia kalah dalam pemilihan," lanjutnya, meremehkan.
"Kandidat kaichou seitokai? Kenapa aku tidak pernah mendengarnya?"
"Dia memang hanya seorang kandidat, tapi dia adalah salah satu anggota teraktif, Ranga! Dia orang penting."
"Meskipun nantinya Shigaraki tidak terpilih, dia akan tetap menjadi ratu yang dipuji-puji oleh organisasi itu," lanjut Houki.
"Houki, kau sungguh bodoh!" maki Ranga di depan muka tampannya.
"Kau tidak mendengar perkataan Shigaraki di rapat seitokai kemarin?"
"Memangnya apa yang dia katakan? Atau kau hanya mengada-ngada?"
Ya Tuhan, tolong beritahu aku, di mana letak otak dari seorang Houki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosong
Fanfiction[Boruto, N. Next Gen] (On Hold) Tatapannya selalu kosong, tak pernah terpancar emosi di dalamnya. Mukanya yang datar nan dingin, selalu menyendiri, jauh dari keramaian. Tanpa orang tahu, bahwa pundaknya memikul sekarung beban, yang membuatnya terjat...