Tiga tahun kemudian.
"Selamat pagi, Nona Shalona." sapa beberapa pelayan yang bertemu Shalona di taman.
"Selamat pagi." jawab Shalona sembari tersenyum.
Shalona melanjutkan langkahnya menyusuri taman yang dipenuhi bunga iris yang sebentar lagi akan mekar.
"Sudah mulai pertengahan musim semi ya." ujarnya pada diri sendiri.
Ia memandangi langit yang hari ini nampak sangat cerah. Samar-samar angin berhembus menyapu dahan-dahan pohon berdaun hijau. Saat itu juga Shalona mencium aroma yang asing baginya. Aroma itu sepertinya ikut terbawa angin. Sontak ia menengok ke arah datangnya angin. Sebuah bayangan seketika melesat pergi dari arah Shalona memandang.
"Edward!!! Pergi ke arah sana. Sepertinya ada seseorang." perintah Shalona kepada seorang ksatria yang hari ini bertugas mengawalnya.
"Baik, Nona!"
Edward berlari secepat yang ia bisa ke arah yang ditunjuk Shalona, ia berbelok ke balik pepohonan tempat bayangan itu menghilang. Beberapa menit berselang, Edward kembali dari pepohonan itu dengan membawa sesuatu di tangannya.
"Maafkan saya, Nona! Saya tidak bisa menangkapnya, tapi saya berhasil menemukan ini." ujar Edward sembari bertekuk lutut dan menyerahkan lencana yang ia temukan.
Shalona mengambil lencana itu lalu mengamatinya lekat-lekat. Meski lencana itu seluruhnya berwarna hitam, ia dapat melihat jelas sebuah ukiran berbentuk serigala kembar yang memegang sebilah pedang di satu sisi dan sebuah tombak di sisi lain. Kalau ia tak salah ingat, bentuk itu mirip sekali dengan lambang keluarga Alterio, sebuah keluarga bangsawan bergelar Duke sekaligus satu-satunya bangsawan yang masih memiliki ikatan darah dengan keluarga kerajaan. Melihat dari kemampuannya, sesosok bayangan tadi pastilah salah satu anggota Shadow. Tapi, apa yang seorang anggota Shadow lakukan di tempat terpencil seperti ini? Apa yang sedang mereka incar? Apa dan siapa targetnya?
"Aku akan kembali ke ruang kerja, sisir seluruh area kastil dan perketat penjagaan, lalu beritahu Tuan Carnell untuk menemuiku." ujar Shalona sebelum pergi meninggalkan taman.
Shalona duduk di meja kerjanya. Tidak ada yang berubah dari ruang kerja itu, semua masih sama persis seperti saat mendiang ibunya masih menggunakan ruangan itu, kecuali satu hal. Berbeda dengan mendiang ibunya yang lebih suka bekerja sendirian, Shalona lebih merasa nyaman bekerja dengan bantuan seorang ajudan sekaligus asisten. Ia memilih untuk mempekerjakan seorang ajudan bukan karena ia tak bisa menyelesaikan pekerjaan menyangkut kastil dan teritorinya, hanya saja ia merasa lebih nyaman ketika ada yang bisa diajak bicara menyangkut urusan-urusan semacam itu.
Terdengar suara pintu diketuk, Hamrish sang ajudan membukakan pintu untuk Tuan Carnell lalu mempersilahkannya masuk. Dengan cepat Hamrish kembali berdiri di dekat meja di kiri Shalona.
"Semoga rahmat Adreena senantiasa dilimpahkan pada merpati agung Konkordia." ujar Tuan Carnell sembari bertekuk lutut di hadapan Shalona.
"Tidak perlu terlalu formal padaku, silakan berdiri, Tuan Carnell." balas Shalona sembari tersenyum.
"Terima kasih, Nona."
"Aku meminta Tuan Carnell kesini karena ingin meminta sesuatu yang sedikit merepotkan dan aku berharap hal ini cukup diketahui oleh sedikit orang saja."
"Saya pastikan tidak akan ada sebutir 'debu' pun keluar dari ruangan ini, Nona." ujar Tuan Carnell sembari menepuk dadanya.
Shalona mengeluarkan lencana yang ditemukan oleh Edward dan meletakkannya di atas meja.
"Seseorang yang aku curigai sebagai anggota Shadow menyusup ke kastil siang ini, aku meminta Edward mengejarnya dan hanya lencana ini yang berhasil ia dapatkan. Aku menginginkan informasi mengenai lencana ini, dan identitas Shadow itu, sedetail mungkin. Aku berharap Tuan Carnell bisa membawa kabar gembira sebelum pelantikanku. Apakah tiga hari cukup?" jelas Shalona.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess, A Soul Whisper
FantasiaSeorang gadis remaja yang baru saja kehilangan ibunya akibat penyakit aneh yang tak bisa disembuhkan, berjuang seorang diri demi mempertahankan kastil tempat tinggalnya, sekaligus mencari jawaban atas kemampuan tak biasanya. Dalam upayanya mencari k...