lelaki senja

26 2 0
                                    

Aku teringat pada sosok laki-laki yang sangat mengangumi senja, hampir setiap hari laki-laki bernama raka itu datang ketepi pantai ini dan tak lupa senyumnya yang selalu merekat dibibirnya yang tidak terlalu tebal atau tipis itu.

Satu hal membuat aku tidak melupakannya karna seluruh puisinya selalu berbau senja, mungkin ini terliat sangat konyol karna biasanya prempuan yang sangat mengangumi senja, namun untuk pertama kalinya aku bertemu dia lelaki senja.

"kenapa kamu menyukai senja?" tanyaku ketika sore itu aku bertemu dia kembali ditepi pantai dengan anggin ombak yang selalu menerpa tubuh kami berdua, dan tak lupa juga senyumya yang terus merekat mengarah langgit orange.

"kamu tau kia,..."seru raka sambil menarik nafasnya dengan sangat berat dan kemudian menatap mata ku dengan bola matanya yang berkaca-kaca, disana didalamnya matanya aku dapat melihat betapa banyak luka yang dia tampung sendiri dalam hidupnya.

Aku pun masih terus saja menatapnya, walaupun dia sekarang dia kembali lagi menatap langgit orange itu, dengan sangat sabar aku inggin mendengarkan alasan apa yang membuat dia sangat mengangumi langit orange itu.

"aku sangat cemburu pada senja.." serunya dengan suaranya yang sedikit lirih, dan matanya tak pernah lepas dari langgit orange itu dan aku masih binggung apa yang membuat dirinya cemburu akan senja yang hanya datang dengan waktu yang sebentar saja.

"karna, dia memiliki keindahan yang begitu indah pada dirinya...namun aku, aku tidak memiliki sedikit pun keindahan dalam diriku". Aku hanya menatapnya dengan wajah binggung, karna sebenarnya dia sudah memiliki keindahan itu didalamya dirinya bahkan lebih, karna dia sudah menjadi seorang menanger yang sukses disebuah karoke yang terkenal dikota ku, dan wajahnya juga sangat rupawan dan banyak prempuan yang mengangumi dirinya, walaupun aku tidak terlalu mengenalnya dan hanya berjumpa sekali-sekali disini ketika aku bermain kepantai ini.

"hahaa...kamu sangat lucu raka, masa kamu cemburu pada senja". Aku masih saja tertawa dengan apa yang dikatakan raka itu pada ku.

"kia, kamu hanya melihatku dari luarnya saja,kamu tidak tau didalamnya ini... " tunjuknya kedalam dadanya sambil menatapku dengan sorot matanya yang tajam dan sayu, akupun terdiam dari tawaku dan langsung menatapnya dengan tanda tanya "didalamya sangat buruk, aku merasa sangat hina dan pantaskah aku bertemu dia dengan tubuhku yang hina ini?" sambil menarik nafasnya yang panjang dan membuang muka dariku.

"aku tidak mengerti maksudmu?".

"aku bukan orang yang suci kia, aku sangat kotor dan hampir setiap hari aku selalu meminum-minuman haram, mataku selalu melihat yang tak seharusnya tidak ku lihat, dan semua barang yang kupakai ini tidak layak kubawah untuk beribadah" seru raka panjang lebar, aku hanya menatapnya dengan mata membulat sempurna dan tak lupa kedua tanggan ku menutup mulutku.

" aku tidak pernah melihatmu merokok?" seruku lantang setelah keterkejutanku pada apa yang dia sampaikan pada ku barusan.

"hahaa...aku bukan perokok kia, aku peminum alqohol" tawanya yang merdu ditelinggaku dan namun ketika dia menyebut 'peminum alqohol' tawanya hilang seketika, dan tentu saja aku sangat binggung, buhkan kah seorang peminum juga pasti akan pererokok juga.

"kalau kamu ngak suka, kenapa kamu masih melakukannya?" tanya ku masih penasaran.

" kamu tenang saja kia, aku baru tadi menggundurkan diri dari kerjaku".

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang