Shia menunggu apa yang ingin Aira katakan saat kedua perempuan itu masuk ke dalam ruang penyimpanan. Jelas sekali Shia penasaran, tetapi Aira sengaja mengulur waktu, menyiapkan nyalinya agar suaranya tak terdengar bergetar.
"Mau ngomong apa?" tanya Shia setelah kesabarannya untuk menunggu Aira angkat bicara habis.
Aira memainkan jemarinya dengan gelisah, hati dan otaknya masih menimbang-nimbang apa yang harus ia katakan pada Shia.
"Kamu enggak jadi ngomong?" tanya Shia setelah ia kembali menunggu Aira untuk berbicara.
"Mmmm ...." Aira bergumam. Hatinya benar-benar tidak tenang sekarang.
"Ck." Shia berdecak sebal. Ia tak suka merasakan suatu perasaan yang disebut dengan penasaran. "Kalo kamu belum yakin mau ngomong, jangan biarin orang nunggu."
Shia akhirnya berjalan melewati Aira yang masih berdiri dengan perasaan gelisahnya. Saat tangan Shia hendak memutar knop pintu, ucapan Aira membuat Shia menghentikan gerakan tangannya.
"Aira tau, Mbak Shia dan Mas Abi udah nikah," ujar Aira membuat Shia terkejut bukan main.
Mengurungkan niatnya untuk keluar dari ruang penyimpanan, Shia memutuskan untuk mengunci pintu ruangan itu dan berjalan kembali mendekati Aira.
"Kamu tau dari mana?!" tanya Shia dengan nada bicaranya yang jelas sekali terdengar panik.
"Mbak tenang aja." Aira memberanikan diri mengangkat tangannya untuk ia letakan pada bahu Shia. "Aira enggak bakalan buka mulut tentang rahasia Mbak dan Mas Abi. Tapi ...."
"Tapi apa?" Shia kembali tidak sabaran karena Aira menggantung kalimatnya.
"Tapi ada syaratnya." Aira menahan seringaiannya setelah ia berhasil membaca situasi dan peluangnya untuk memenangkan penawaran ini.
"Apa?" tanya Shia cepat.
"Mbak enggak suka kan sama pernikahan Mbak dan Mas Abi?" tanya Aira. Shia menganggukan kepalanya pelan, sedikit ragu namun harus ia akui jika ucapan Aira benar adanya. "Kalo gitu, biarin Aira yang gantiin peran Mbak sebagai istrinya Mas Abi. Aira suka sama Mas Abi. Aira yakin, pertemuan Aira dan Mas Abi adalah takdir karena nama kita sama-sama dari huruf A."
Shia tertawa terbahak-bahak. Ia ingin sekali menampar mulut Aira yang lancang. Tetapi, alasan tidak masuk akal gadis itu malah membuat Shia tidak bisa menahan tawanya.
"Mbak setuju?" tanya Aira dengan senyum sumringahnya saat mendapati reaksi Shia yang terlihat bahagia.
"Kamu yakin? Alasan kamu mikir kamu dan suami saya ditakdirin buat sama-sama karena itu?" Shia balik bertanya setelah berhasil menguasai dirinya.
"Iya." Aira menjawab dengan yakin. "Mbak enggak marah, kan? Aira denger sendiri kok waktu Mbak dan Mas Abi tadi ngobrol. Mbak tenang aja. Aira pasti bisa bikin Mas Abi ngejauh dari Mbak. Bukannya ini namanya win-win solution? Mbak bisa jalanin hidup Mbak tanpa Mas Abi, Aira bisa dapetin Mas Abi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I Will! (ON HOLD)
Romance⛔ Spin Off dari I BECOME A BILLIONAIRE'S BRIDE ⛔ Shia suka berpetualang. Shia adalah definisi dari jiwa muda. Namun, menjalin hubungan dengan Aidan membuat Shia tidak bisa bebas melakukan apapun karena Aidan terlalu posesif dan selalu melarangnya un...