Shia terbangun dari tidurnya setelah malam panjang yang terjadi antara dirinya dan Abi. Rasa tidak nyaman masih tertinggal di pangkal pahanya saat Shia bangkit dan memungut bathrobenya yang terjatuh selama pergulatannya semalam bersama Abi.Shia memasang bathrobenya sambil menoleh ke arah Abi yang masih tertidur pulas. Tanpa ekspresi apa pun, Shia berjalan pergi ke kamar mandi, meninggalkan Abi yang hanya terbalut selimut di atas kasur sendirian.
Shia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Wanita itu cepat-cepat membersihkan tubuhnya. Dengan gerakan kasar, Shia berharap sisa-sisa sentuhan Abi di tubuhnya akan menghilang.
"I did a mistake. Last night was a bad decision," batin Shia. "Harusnya semalem gue enggak perlu terbuai."
Shia menggosok lagi tubuhnya meski ia sudah selesai mandi. Dalam kata lain, Shia kembali mengulang ritual mandinya. Shia menyesali apa yang telah terjadi semalam.
"Harusnya semalem itu udah cukup. I gave him what he wants." Shia menghembuskan napasnya kasar sambil membatin.
Ucapan Yama kemarin kembali terngiang di kepala Shia. Abi mungkin sakit hati akan sikap dan perbuatan Shia kepadanya. Maka dari itu, Shia memberikan Abi apa yang Abi inginkan.
Shia hanya berpikir jika ia akan menjalankan perannya sebagai istri seorang Gunadhya Abithama cukup sampai tadi malam. Shia sudah memutuskan, ia akan kembali mendorong Abi menjauh darinya. Jika Abi tidak ingin diceraikan oleh Shia, maka Shia adalah orang yang akan membuat Abi memutuskan untuk menceraikannya.
Ucapan Shia yang berterima kasih pada Abi kemarin benar-benar Shia ucapkan dengan tulus. Shia berterima kasih karena Abi memang mendukungnya. Namun, perbuatan yang semalam Shia lakukan dengan Abi sama sekali tidak datang dari hatinya.
Shia membiarkan Abi menyentuhnya, menjamahnya sampai ke bagian paling penting dari kehidupan seorang wanita. Tetapi, Shia tidak berniat membuka hatinya untuk Abi sama sekali. Yang ada di dalam pikiran Shia sekarang, apa yang ia lakukan dan Abi semalam hanya lah untuk sebuah bentuk formalitasnya sebagai seorang istri.
"Shit!" Shia mengumpat pelan saat kepalanya mulai berdenyut. Dia tidak memakan apa pun kemarin dan kini tubuhnya terasa seperti akan hancur.
*****
SHIA P.O.V
Apa yang udah gue lakuin sih, semalem?
Pertanyaan itu kembali muncul di kepalaku kala aku mengingat wajah merona Abi saat aku menganggukan kepalaku. Jelas, ini bukan lah kesalaha Abi. Tetapi, aku berani bersumpah jika bukan karena Yama yang menegurku kemarin, aku takkan berani melakukan apa pun.
Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalaku.
"Ini belum terlambat!" ujarku pelan. Benar. Setidaknya aku bisa menghalangi apa yang ada di rahimku sebelum semuanya terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I Will! (ON HOLD)
Romance⛔ Spin Off dari I BECOME A BILLIONAIRE'S BRIDE ⛔ Shia suka berpetualang. Shia adalah definisi dari jiwa muda. Namun, menjalin hubungan dengan Aidan membuat Shia tidak bisa bebas melakukan apapun karena Aidan terlalu posesif dan selalu melarangnya un...