Lost

676 69 38
                                    

Yeay.. Akhirnya up lagi.. Vote nya dulu

Seperti biasa jan lupa tinggalkan jejak.. Vote n coment.. 😊

Ada beberapa bagian yang mengandung unsur 18+++ jadi yang tidak sanggup membaca bisa di skip.. 😌

Maaf jika banyak typo, tanda baca, penggunaaan bahasa,dll yang kurang tepat. Happy reading.. 😊😊

😚😚😚

Masih dalam sebuah keheningan di kamar hotel no 212. Sepasang kekasih dengan hasrat yang mulai bergelora seakan memaksa tuk bertarung saat itu juga. Jin yang masih tak berkutik sejak beberapa detik yang lalu, dengan kedua manik menatap dalam-dalam raut wajah sang kekasih yang tepat berada dua meter dihadapannya.

Dan betapa terkejutnya Jin ketika mendapati Irene dengan wajah cantiknya serta tatapan penuh goda pada Jin sembari membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan. Gerakannya yang begitu sensual sukses membuat jantung Jin seketika bergetar tak karuan. Hasratnya mulai bergelora tatkala ia menyaksikan lekuk tubuh sang kekasih yang mulai terlihat dibalik kemeja putih yang terbuka perlahan namun pasti itu. Kembali ia menelan salvinanya, pikirannya mulai kacau sekarang. Terlebih saat Irene dengan keyakinannya benar-benar melepas kemeja yang ia kenakan meluncur bebas kelantai hingga kini benar-benar tubuh bagian atasnya terpampang nyata dihadapan Jin.

Dalam sekejap bibir Jin pun menganga, matanya membulat, ia telah masuk dalam permainan Irene. Entah bagaimana Irene tak seperti biasanya yang tak pernah meminta cumbu bahkan lebih sering menolak. Tak ingin menunggu lebih lama lagi ia pun dengan sigap mendekat pada Irene dan meraih pinggang rampingnya hingga gadis itu jatuh pada pelukan Jin.

*yang nggk kukuu bisa di skip.. Ato balik lagi pulang kerumah aja 😌 tp jan lupa tinggalkan vote n komen tetep!  Maksa 😁

Dengan cepat Jin mencium bibir indah Irene. Ya, seperti dugaan sebelumnya ia mendapatkan rasa strowberry dari liptint yang melekat dibibir indah itu.

Sepertinya Jin sudah terlalu lama menahan hasrat ini sejak beberapa waktu kemarin setelah sebelumnya mereka selalu gagal melakukannya. Irene merasa sedikit kualahan merasakan betapa Jin sedikit bringas malam ini. Jin pun menghentikan ciumannya, menatap betapa cantiknya kekasihnya itu. Menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah ayunya. Sebelum akhirnya ia kembali menciumnya sambil mendorong menuntun Irene menuju ranjang dan perlahan membaringkannya. Menyusuri leher jenjang gadisnya, serta tangan yang mulai merayap pada tiap inci dari lekuk indah tubuh Irene.

Kini Jin sukses membalikkan keadaan sebagai pemimpin permainan. Sedang Irene yang awalnya terlihat begitu menantang kini hanya mampu pasrah seakan tak kuasa merasakan atas perlakuan Jin padanya. Desahan dan peluh yang mulai tercipta diantara keduanya terlebih Irene yang begitu tak kuasa, oh jangan tanya betapa nikmatnya sentuhan Jin. Baik dari bibir kenyal bak jelly itu atau jemari tangan Jin yang begitu sangat aktif.

Hingga tiba saatnya Jin hendak memulai pada inti. Entah apa yang merasuki pikiran Jin, ia pun terhenti seketika. Ditatapnya wajah polos Irene yang menghadap ke samping dengan menggigit bibir bawahnya serta memejamkan mata dilengkapi kerut pada dahi, cukup membuktikan betapa dia sedari tadi begitu menahan rasa nikmat.

Baru saja kedua tangannya hendak membuka pakaian bawah Irene, tapi rasanya ia tak sanggup melakukannya. Hingga Jin pun mengurungkan niatnya itu.

"Ke~kenapa?" tanya Irene dengan tatapan bingung.

Air muka Jin yang awalnya penuh nafsu pun berubah menjadi sayu. "Aku.. tidak bisa."

Irene hanya terdiam dalam kebingungan. Sedangkan Jin menunduk sejenak lalu menarik selimut dan menutupkan pada tubuh kekasihnya.

The last night in Paris [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang