HALLO CLAIRE!

38 6 1
                                    

        Di kesunyian malam, seorang gadis cantik berada di sebuah apartemen besar.
Ia masih berusia 14 tahun. Tampak ia sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

Dalam gelapnya malam dan ruangan yang ia tempati, tampak di luar sana ramai suara kendaraan dan di langit ramai dengan bintang-bintang indah yang bersinar.

“Jika mungkin aku tertidur hari ini, semoga besok aku terbangun dengan kebahagiaan yang melebihi ini.” Ucapnya.

Benar saja. Ia pun kini tertidur di atas meja dan di samping laptopnya. Namun, harapannya tidak berjalan sesuai yang di inginkan.Saat ia terbangun di pagi hari, mamahnya menyuruhnya cepat-cepat mengemas pakaian.

“Ada apa mah? “ tanya claire cemas.

“Claire sayang dengerin mamah ya, claire harus nurut sama abang ya. Dimanapun kalian nantinya, kalian harus tetap saling menjaga dan membantu satu sama lain, “ ucap bunda claire.

Di saat itu pun claire mulai meneteskan air matanya.Sang bunda tetap tersenyum meski dalam hatinya menangis. Bagaimana tidak, seorang ibu tidak pernah bisa kehilangan anak-anaknya. Namun, mau bagaimana lagi. Keadaan mendesaknya menjadi setega ini.

Mamah claire tidak mengatakan sepatah kata pun setelahnya. Ia langsung mengantarkan abang claire dan claire menuju tempat tinggal om dan tantenya claire.

“Mamah tega! “ Tegas claire seketika berteriak.

Mamah claire tidak menghiraukan perkataan sang putrinya. Sesampainya di rumah tantenya claire,mamah claire langsung pergi tanpa berkata apapun pada kedua anaknya.

“Claire benci mamah! “ Teriaknya.

“Claire, kamu ga boleh bilang begitu! “ Tegas abangnya claire.

Claire menatap abangnya dengan tatapan kesalnya. Entah apa yang di rasakannya saat itu begitu campur aduk.

“Sudah-sudah,lebih baik kita masuk yu. “ Ajak sang tante.

Claire langsung berjalan tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan abang claire yang bernama Rio poetra ranstara tetap di luar memandangi mobil mamahnya yang semakin menjauh. Rio mengerti apa yang terjadi, namun ia menjadi bingung harus bagaimana menjelaskan pada adiknya.

                                    ***

Sang tante mengantar claire menuju kamarnya. Tampak wajah claire tersenyum melihat kamarnya yang lucu, di penuhi boneka dan dekorasi estetika.

“Nah, ini kamer kamu cantik, “ ucap sang tante tersenyum.

“Makasih banyak tante lina. “ balasnya dengan senyum.

Tante lina pun segera meninggalkan claire di kamar.

Claire mulai mencari handphonenya di slinbagnya.Seharusnya ia bahagia karna sekarang ia sudah lulus dari masa putih birunya. Claire mencoba mencari sekolah SMA di dekat daerah tantenya.

Namun, saat itu seseorang menelponnya.

“Hallo” Sapa claire di telponnya.

“Selamat sore dek claire, saya tira aisya dari SMAN 13  Jakarta ingin memberitahukan bahwa dek claire di nyatakan di Terima di sekolah kami. “ Ujarnya.

Claire pun terkejut mendengarnya, keinginannya untuk sekolah di sana itu sangat ia tunggu.

Namun, di samping kegembiraannya ia pun mulai berpikir. Sekolah itu cukup jauh dari daerahnya, ia tidak mungkin menerimanya.Terlebih lagi, kini ia tinggal bersama tante lina dan om dava tidak akan mungkin ia mau merepotkan mereka.Dengan sangat berat hati ia pun mengundurkan diri dari pendaftaran tersebut.

DAIRY WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang