Riri

17 3 0
                                    

Alarm berbunyi seperti suara siren kematian. Rara terbangun dan mematikan alarm, ia memeriksa waktunya dan sudah jam 5. Lalu ia bangunkan adiknya yang masih tidur
disampingnya.

'Ri, bangun ri, ini sudah jam 5', sambil menggelengkannya.

'ah tunggu, 5 menit lagi', Riri mengeluh.

'ini bukan liburan lagi, sudah hari senin, sekarang bangun!'

'Iya iya'

Riri pun terbangun dengan perasaan seperti ada ikan paus di atas kepalanya, dan berduanya bersiap-siap untuk ke sekolah. Setelah mereka selesai bersiap-siap, mereka turun untuk makan, salim dan berangkat ke sekolah. Saat sudah di sekolah, mereka keluar dari mobil dan jalan menuju gedung sekolah. Sambil berjalan, Rara melihat ke bawah lalu lihat sebelah dan dia menemukan bahwa sepatu Riri terlihat aneh...

'Ri, ko...sepatu kamu...dua-duanya ke kanan gitu?' Rara bertanya bingung.

'Oh ini...aku baru tahu juga di tengah perjalanan.'

'Haduuuh...kamu aneh-aneh aja.'

'Hehe.' Riri meledek.

Mereka pun berpisah ke gedung masing-masing, karena Rara adalah siswa kelas 11 dan Riri adalah siswa kelas 9. Saat sudah di kelas masing-masing, kelas mulai.Saat mulai pelajaran, Riri melihat tabel waktu pelajaran, dan pelajaran pertama adalah inggris, jadi dia merasa baik-baik saja tetapi pelajaran melanjutnya bikin ia merasa resah karena terasa sulit. Untuk Riri pelajaran yang menurutnya dia bisa atasi adalah prakarya, musik, bahasa inggris dan olahraga, yang lainnya terasa sulit baginya, tidak seperti kakaknya. Baginya, kakaknya dapat mengerjakan semua mata pelajaran, dia tahu bahwa Rara bekerja keras untuk itu dan dia bangga, tapi terkadang dia cemburu padanya.

'Kenapa aku tidak bisa sepertinya?' pikirnya.

Orang tua mereka selalu menyuruh anak tertua untuk memberi contoh yang baik di depan adik-adiknya. Kakak lelaki yang tertua tidak memberikan contoh terlalu baik, karena ia selalu bermalas-malasan dan kadang-kadang membuat orang tua mereka kesal, tetapi dia sangat pintar dan sampai ke perguruan tinggi yang bagus...nyaris. Mungkin karena itu, kakaknya tampaknya berusaha keras di setiap mata pelajaran.

'Huuh-', Riri mengeluh.

'Hanya saja google ada di dalam otak saya', Ia berfikir.

'Riri ! Saya sudah memanggilmu tiga kali, di mana pikiranmu?!' Bu guru nyaut.

'Iya Bu! Maaf Bu !' Riri kaget.

'Lain kali fokus ya', Bu guru berkata.

'Iya Bu'.

Bu guru pun melanjutkan pelajaran, tanpa sadar Riri sebenarnya sudah di akhir pelajaran. Bel sekolah pun bersuara, gurunya mengakhiri pelajaran, dan semua murid bergegas keluar kelas masing-masing untuk pulang. Sahabat dekat Riri, Eri, mendekatinya dan bertanya bagaimana sekolah hari ini, dan ia menjawab bahwa dia tidak menyukainya sedikit pun, mereka pun saling menertawakan. Lalu mereka berpisah ke mobilnya sendiri, setelah mengucapkan 'dadah' Riri masuk mobilnya dan terkejut bahwa Rara sudah sampai ke mobil lebih cepat darinya.

'Tumben kamu lebih cepat'

'Gurunya akhirin kelasnya lebih awal'

Sopir masuk dan memeriksa apakah semuanya disini, setelah mengkonfirmasikannya, mereka pun pulang. Perjalanan pulang, Riri berpikir tentang bagaimana membuat dirinya lebih baik, tetapi memikirkan itu merepotkan dan satu-satunya hal yang dapat dia pikirkan tentang dia adalah sifat buruk yang dia miliki. Keadaan ini biasa dialami sekarang karena dia mengalami seperti apa perasaan remaja yang lagi stress, seperti depresi karena dia selalu mendapat nilai rendah dan dia kebanyakan mendapatkan remedial, dia juga tidak punya bakat dan tidak tertarik pada apapun.

'Apakah aku akan seperti kakakku? Aku nggak mau seperti dia, tapi aku pikir aku sedang menuju arahnya dan mungkin lebih buruk, mungkin itu karena aku tidak tahu ingin menjadi apa atau aku tidak memikirkan masa depan dengan serius. Bukannya aku nggak bisa, tapi aku nggak mau?'

Riri memikirkan ini berulang kali, dan tanpa sadar sudah di rumah. Mereka keluar dari mobil lalu masuk ke dalam rumah, menyapa orang tua mereka, dan masuk ke kamar mereka. Ini sudah hari yang melelahkan, jadi mereka langsung tidur setelah mengganti pakaian tidur mereka.

RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang