Hari demi hari berlalu dengan cepat, tak terasa sebentar lagi akan memasuki musim dingin. kini para murid 1 a sedang berkumpul di ruang tengah semua terlihat sibuk satu sama lain.
"wah... kalian sudah bersiap-siap untuk pulang ya?" (y/n) yang baru turun terlihat sedih.
sebagian dari mereka menoleh kearah (y/n) beberapa di antaranya mengangguk dan kembali melakukan hal yang sempat tertunda.
"ohh... Bakugou kau tidak bersiap untuk pulang??" Kirishima yang sudah selesai dengan kegiatannya menghampiri Bakugou.
"ahh... aku mungkin akan sedikit lebih lambat" Bakugou membuang muka dan meninggalkan Kirishima.
Bakugou duduk di tepi danau di belakang asrama perlahan sekitar nya memutih akibat salju yang mulai bertaburan, sejenak Bakugou memejamkan matanya, suhu yang mulai dingin membuat nya kembali ke dalam asrama.
Perlahan para murid 1-A mulai berkurang karena sudah ada yang pulang, manik merah yang tengah melihat seorang gadis bersurai Oren berdiri di depan jendela lagi-lagi tersirat senyum hangat dari pemilik manik merah itu.
"terkadang wajahnya menggemaskan... terkadang juga menyebalkan... terlebih lagi... huh.. apa yang ku pikirkan" batin Bakugou saat melihat (y/n), Yap bisa di katakan Bakugou terlalu naif untuk mengakui perasaannya.
(y/n) beranjak menuju lift mungkin dia akan kekamarnya, sejenak kedua matanya melirik ke arah Bakugou detik berikutnya dia kembali menatap jalan didepannya.
"huh... apa-apaan tatapannya itu... sepertinya dia memang ingin diledak-... ah benar juga" Bakugou menyadari beberapa hal yang sudah ia katakan pada (y/n).
kini asrama benar-benar sepi yang berada disana hanyalah Bakugou dan (y/n), tampaknya Bakugou mulai bosan dan memilih mengemasi barangnya, sementara (y/n) gadis itu benar-benar berusaha untuk tidak bertatap muka dengan Bakugou. tapi dengan keadaan di asrama yang hanya tinggal mereka berdua membuat (y/n) ketakutan.
"kenapa... dia masih disini?? seharusnya dia juga pulang kan?" (y/n) mengintip Bakugou dari kejauhan. 'tapi kenapa aku takut kalau dia pergi?' batin (y/n) dia tengah mengintip di balik pilar, saat ini hatinya seperti tengah beradu dengan otaknya, dan kini ia malah melamun
Bakugou pun selesai berkemas melihat seisi ruangan, ia fikir (y/n) masih berada di kamarnya, ternyata Bakugou mencurigai sebuah tempat dan mendekati tempat itu.
"Oi... kenapa kau menangis? takut sendirian?" suara Bakugou menghancurkan lamunan gadis itu.
"HAH?!!..." (y/n) mendorong Bakugou hingga laki-laki bersurai pirang itu terjatuh.
"Oi... kau ini kenapa?! seenaknya mendorong-" Bakugou merasa kesal detik berikutnya dia melihat (y/n) berlari ke kamarnya.
"Oi... mau ikut dengan ku?" Bakugou membuang wajahnya bersamaan dengan kalimat yang di lontarkannya.
(y/n) terdiam dan berhenti, sejenak melihat kearah Bakugou yang sudah salah tingkah, di saat bersamaan wajah mereka berdua memerah.
'apa yang ku katakan' gerutu Bakugou dalam hati, dia berpikir (y/n) akan mengoloknya karena ucapannya.
"emmm... kau bercanda kan?? lagi pula aku sudah berniat untuk tetap diasrama" (y/n) membuang wajahnya sama seperti Bakugou tadi.
Bakugou bingung saat (y/n) berpikir dia hanya bercanda, mungkin Bakugou terkenal dengan sifat arogan dan keras kepalanya, tapi dia juga punya hati.
"h-huh?! tidak dengar ya? telinga mu itu tersumbat apa? lagi pula jika kau tidak mau tinggal bilang saja... aku hanya iba pada mu... bukan berarti aku ada maksud tertentu" Bakugou mengecilkan suaranya di akhir kalimatnya.