"Eps 3"

407 64 16
                                    

Bus yang dia naiki akhirnya tiba di halte dekat rumahnya, dia segera membuka payungnya ketika keluar dari Bus.

"Eh?"

"Oppa, apa yang kau lakukan disini?"

"Kau tak lihat aku sedang berteduh" tutur Jungkook.

"Ta..tapi tadi bukannya aku... Yoojung kan tadi..." Sejeong malah tergagap-gagap.

"Kau mau bicara apa sih sebenarnya" suara Jungkook terdengar menggigil dan dia sesekali merapatkan switternya.

"Hya~ apa kau dari tadi di sini? Kenapa wajahmu begitu pucat" Sejeong malah mengomelinya.

"Apa kau tak punya ponsel eum? Kau bisa mengabari orang di rumah untuk menjemputmu"

"Apa kau memiliki baterai tenaga untuk mengoceh? Kenapa daya ocehan mu masih saja awet sampai sekarang" Jungkook malah ikut menggerutu.

"Sudahlah, kemari" Sejeong melepas Syall di lehernya lalu memakaikannya di Leher Jungkook.

"Kita bisa berbagi payung" Sejeong memberikan Payungnya agar Jungkook yang memegangnya dia terlalu pendek untuk meninggikan payungnya agar Jungkook bisa masuk ke dalam.

"Kemana payungmu yang kemarin?" Tanya Jungkook sepanjang perjalanan.

"Aku memberikannya,,, Oppa, apa kau benar-benar tak bertemu Yoojung?" Tanya Sejeong yang masih bingung, ngk mungkin Yoojung melewatkan kesempatan yang di berikan Sejeong padanya.

Jungkook menggelengkan kepalanya, "kenapa aku harus bertemu dengannya?"

"Sudahlah heheh, tapi kakak jangan terlalu dingin pada Yoojung dong. Dia sahabatku" tegur Sejeong.

"Arraseo"

"Sampai di rumah mau ku buatkan teh Jahe?" Usul Sejeong.

"Sirheo, buatan mu tak enak, bukannya malah membaik. Aku malah akan sekarat" tolak Jungkook.

"Eeyy~ aku sudah banyak belajar dari kak Chaeyeon" Sejeong tetap bersih keras ingin membuatnya.

"Baiklah"

"Assa"

"Bagaimana kuliah pertamamu?"

"Sangat menyenangkan, kau tahu tadi itu aku..." Sejeong kemudian bercerita sepanjang perjalanan tanpa henti dan Jungkook sesekali merespon tiap kali Sejeong bertanya padanya.

2 jam yang lalu...

Yoojung menghampiri Jungkook yang baru saja keluar dari ruang ganti. "Ini untukmu" Yoojung menyodorkan payung padanya.

"Di luar Hujan, kau pasti membutuhkan ini" sambungnya.

"Terimakasih, tapi aku sudah bawa sendiri" tolak Jungkook.

"Kau sendiri? Kemana Yeeun dan Sejeong?" Tanya Jungkook.

"Ah, mereka ada kuliah jadi mereka sudah pergi dari tadi"

Jungkook menengok jamnya, "kalau begitu aku pamit pulang, sampai jumpa" pamitnya pergi begitu saja.

"Huffthh, kenapa sih sangat susah meruntuhkan tamengnya itu. Tapi, aku tak akan menyerah" gumam Yoojung yakin bahwa hari itu akan datang.

"Kak Jungkook hanya perlu maju selangkah dan sisa 99 langkahnya, biar aku yang maju tanpa menyerah"

Jungkook pun sampai di halte tujuannya, dia menghentikan langkahnya ketika mengingat payung yang di sodorkan Yoojung tadi.

"Bodoh, kenapa dia memberikan payungnya. Lalu dia memakai payung siapa?" Batin Jungkook yang memutuskan untuk menunggu Sejeong.

Dia berdiri cukup lama di halte itu sampai bus yang di tumpangi Sejeong kini berhenti di depannya, Jungkook melihat Sejeong lebih dulu yang mengeluarkan payung dari tasnya.

"97-Liners Best Boys" The end✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang