"Baiklah, aku tak akan menghalangi mu tapi beritahu padaku. Kenapa kau harus pergi?" Tanya Sejeong dengan nada serius.
"Apa ada hal lain yang kau rahasiakan padaku?"
"Hm!" Jawab Mingyu.
"Kalau begitu beritahu aku, semuanya"
"Aku tak bisa, dan kau akan menyesal jika..." jawab Mingyu.
"Katakan semuanya, aku akan mendengar semuanya" suruh Sejeong.
"Tidak, aku tak bisa mengatakannya" tolak Mingyu.
"Katakan!" Teriak Sejeong kesal.
"Aku tak akan mengatakannya, karena kau akan terbebani dengan..."
"Oppa"
"Aku menyukaimu, tidak. Aku mencintaimu Sejeong-ah" jawab Mingyu.
Sejeong terkejut, tangan yang merangkul lengan Mingyu langsung jatuh lesu begitu saja.
Sejeong tertawa, terdengar aneh karena tawa itu tidaklah nyata. "Kau bercanda kan?" Terkanya, tidak. Dia berusaha menyangkalnya.
Mingyu menatapnya serius, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku sudah bilang, kau akan terkejut dan terbebani..."
Plaakk~
Sebuah tamparan melayang ke pipi Mingyu dan membuatnya tersadar.
"lihat? Kau lagi-lagi diam" Sejeong membuyarkan lamunan Mingyu.
Mingyu yang sempat melamun seraya memegang pipinya itu tersadar dari ilusinya sendiri.
"Menakutkan" Batinnya.
"Atau jangan-jangan kau ke amerika untuk berobat? Aa...apa ayahmu mewarisi penyakitnya padamu?" Terka Sejeong yang kini berekspresi panik.
Jaehyun yang entah datang dari mana langsung memukul kepala Sejeong sambil ngedumel, "kenapa kau selalu mengeluarkan asumsi gila eum? Berhentilah menonton drama" tegur Jaehyun.
"Terus apa? Kenapa dia harus ke amerika? Kenapa dia..." Sejeong menunjuk Mingyu yang pergi begitu saja dan mengabaikan mereka berdua.
"Hya~ aku belum selesai bicara" teriak Sejeong.
"Pokoknya aku tak akan membiarkan kak Mingyu pergi, dia tak boleh meninggalkan kita. Oppa, kenapa kau tak menghalanginya?" Sejeong malah melampiaskannya ke Jaehyun.
"Sejeong-ah..."
"Hm?"
"Kau sendiri yang bilang bahwa kau sudah dewasa, tapi caramu tadi itu bukan sikap seseorang yang dewasa. Kau tak bisa memaksakan keinginanmu sendiri, apalagi kau tahu Mingyu sama keras kepalanya denganmu"
"Aku dan yang lainnya juga tak ingin Mingyu pergi. Tapi, untuk menghentikannya bukan dengan cara memaksanya. Biarkan Mingyu berpikir, dia pasti akan mendengarkan mu, walau bagaimanapun dia lebih mendengarkanmu di banding siapapun" tambah Jaehyun.
Sejeong mengangguk setuju, "kau mau kembali ke dalam?" Ajak Jaehyun.
"Tidak, Oppa sebaiknya kita pulang. Aku ingin pulang saja" pinta Sejeong.
Sangat memalukan jika dia kembali setelah membuat kegaduhan, yang ada dia hanya akan menjadi pusat perhatian.
Jaehyun mengelus puncak kepala Sejeong, lalu tersenyum mengiyakan ajakan adiknya itu.
"Apa aku terlihat tampan dengan setelan ini? Rasanya sia-sia aku memakai ini karena tidak bisa berfoto dengan mahasiswa cerdas itu" ujar Jaehyun sembari berjalan meninggalkan area itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"97-Liners Best Boys" The end✓
FanficSeperti apa tumbuh bersama 4 pria tampan dengan karakter yang berbeda-beda? Tinggal dengan mereka, dan hidupmu penuh dengan hal perihal mereka. Dan, Seperti apa bucinnya setiap anggota Geng 97L Squad, serta rumitnya ketika persahabatan ke-4 pria itu...