chapter 3

486 68 11
                                    

Mohon dukungannya yerobun dengan cara memvote dan komen ily readers



"Gimana?" tanya Andra.

Sedangkan orang yang di tanya hanya planga-plongo, dirinya masih belum percaya kalau sekolah yang akan dimasuki nya nanti adalah sekolah yang menjadi musuh bebuyutan sekolah lamanya, mana dirinya masih memakai seragam lama lagi.

"Gue takut! Seragam gue belum di ganti," ujar Reno. ya, Reno lah yang sedang berbincang dengan Andra di depan gerbang sekolah SMA Tamansiswa 01 sekarang, banyak siswa yang lewat menatap Reno dengan tatapan sinis, karena Reno masih memakai seragam sekolah lamanya. Seingatnya Minggu lalu SMA mereka dan SMA ini berkelahi karena masalah sepele. jika dia masuk di SMA ini maka sudah di pastikan dirinya akan di bully secara habis-habisan.

Andra menatap Reno yang dari tadi gemetar, Andra tak bisa membayangkan posisi Reno sekarang yang benar-benar terancam.

"Cowok yang kemarin punya kekuasaan di sekolah?" tanya Reno jika cowok yang menyuruhnya masuk kemarin punya kekuasaan setidaknya dia bisa di jadikan tameng.

"Nggak dia itu orang cupu banget!"

Reno semakin takut mendengar jawaban Andra, tidak ada harapan lagi untuknya, dia sudah bersiap menerima hujatan dari semua siswa di sini

Dari belakang motor besar berwarna merah melaju menyalip Reno dan Andra yang masih berdiam diri.

"Cepat masuk!" suruh Jeno memberhentikan motornya tepat di depan dua makhluk itu.

"Motor  baru," goda Andra yang melihat Jeno datang kesekolah dengan motor yang berbeda dari kemarin-kemarin. "Eh ada Gail."

Pandangan Reno langsung teerahlikan ke jok belakang motor yang sedang di isi seorang cewek, rrr.... Cantik.

Andra pun mulai berjalan meninggalkan Reno, sedangkan Reno yang melihat Andra meninggalkannya langsung berlari menyusul Andra, yakali dia berjalan sendiri di sekolah musuh, bisa-bisa dia pulang nanti tinggal nama aja.

"Pacarnya yah?" tanya Reno setelah berada di samping Andra.

"Bukan itu sepupunya," jawab Andra seadanya.

Reno hanya mengangguk saja, dia belum mengetahui tujuan orang tadi menyuruhnya masuk ke sekolah ini, semoga saja dia tidak di jadikan sandera.

"Woy Andra!"

Andra yang namanya di panggil langsung menengok kebelakang tepat di mana suara berasal. Ternyata Angga lah yang memanggil nya.

"Kenapa?" tanya Andra setelah Angga berada di hadapannya.

Angga belum menjawab karena dirinya masih ngos-ngosan mengejar Andra yang sedari tadi di panggil tidak mendengar. "Air ndra."

Andra yang kasihan melihat Angga ke hausan langsung mengambil air dari tasnya untung saja ia membawa air biasanya dirinya lebih suka minum air di kantin dari pada membawanya langsung.

Angga langsung menerima air yang di kasih Andra, dia membuka botolnya dan meneguk air itu, namun lidah nya mengecap ada rasa yang aneh dari air yang di kasih Andra.

"Air apa ini?" tanya Angga membuang kembali air yang belum sempat tertelan.

"Ohh ini air mineral yang seminggu kemarin milik orang-orang sehabis bermain futsal, yah gue lihat tuh masih banyak air mineral yang belum tandas yah gue kumpul, bagi-bagi ke. Rakyat jelata seperti Lo," jawab Andra, memang benar dirinya mengambil air mineral milik orang di lapangan futsal hanya saja itu air yang mereka sediakan memang bukan air bekas minum para pemain yang Andra ambil.

"Berdosa Lo, udah bangkrut yah? Jadi sekarang udah alih profesi menjadi kang kumpul air mineral di lapangan futsal," kesal Angga, sekaligus mengejek Andra.

"Sorry yah, gue masih mampu beli air mineral yang seharga dengan ginjal Lo itu, cuma yah kemarin gue lagi suntuk aja, udah deh gue ke lapangan futsal buat ngambil air mineral yang di sediain mereka."

Angga menatap malas pemuda di hadapannya, bisa-bisanya ada orang seperti itu, kaya iya, mobil gonta-ganti, rumah jangan tanya mewahnya gimana. tapi karena gabut pergi ambil air mineral yang disediakan di lapangan futsal untuk para pemain.

"Siapa?" tanya Angga yang baru menyadari ada orang asing yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka.

"Anak SMA sebelah," balas Andra lalu pergi berjalan menuju kelasnya. Reno langsung membututi Andra lagi, karena bulu kuduknya berdiri ketika Angga melayangkan tatapan tajam kepadanya.

"Kenapa pindah?" tanya Angga lagi, dirinya sekarang sudah berada di samping Reno.

Reno yang di tanya langsung, menyenggol lengan Andra pelan, karena sekarang dirinya butuh bantuan untuk menjawab pertanyaan Angga, Jika Reno sedang berada di acara one millionaire maka dirinya lebih baik meninggalkan show itu dari pada menjawab pertanyaan dari Angga.

"nggak tau gue," jawab Andra.

"Bukan Lo yang gue tanyain, kenapa Lo pindah? Mau jadi bahan bully-an baru yah disekolah ini?" ujar Angga, dari seragamnya Angga bisa menebak kalau ini seragam sekolah yang tidak pernah akur, Angga tahu siswa baru ini berasal dari SMA yang menjadi musuh mereka.

"Ngikut sepupunya sih Jeno," lagi-lagi Andra menjawab pertanyaan yang seharusnya di jawab Reno.

Angga langsung terkejut mendengar jawaban Andra, "Lo buta atau ogeb? Kalau dia sepupu Jeno yah dia juga termasuk sepupu Gue."

Andra sekarang berada di keadaan yang di mana dirinya sudah terjebak dengan jawabannya sendiri, bisa-bisanya iya yang juara lomba fisika dan kimia salah menjawab pertanyaan dari Angga Pratama, "anu itu, dia ini sepupu gue, Lo salah dengar."

"Owh gitu, eh Lo nggak liat Jeno?" tanya Angga.

"Macam nggak tau aja," ucap Andra malas.

Angga sudah tau sekarang dimana Jeno bisa di pastikan sepupunya ini berada di kelas adiknya, "Gue heran Ama dia, masih pagi adik gue udah di culik, malam lagi adik gue juga di culik, jadi pusing ikh kalau pikirin kelakuan teman Lo itu."

Sekarang Reno tau kalau cowok yang semalam namanya Jeno dan yang dia buntuti ini namanya Andra, satu lagi kalau ternyata Angga itu sepupunya Jeno, dan satu fakta yang membuat dia terkejut adalah Jeno tukang culik cewek.

"Setidaknya Jeno tidak sendirian lagi," jawab Andra. Jika mengingat waktu dulu Jeno lebih terbuka jika dengan Abigail di banding mereka berdua.

Angga mengerti, Jeno pasti kesepian dan ingin merasakan menjadi seorang kakak seperti dirinya yang mempunyai Abigail. Angga tidak marah tapi sedikit kesal karena waktunya dan Abigail terkuras.

Reno hanya menatap kedua orang yang ada di depannya sambil berjalan membuntuti kedua orang itu, beruntung tadi dia tidak di tanya macam-macam.

"Nama dia siapa?" Tanya Angga kepada Andra.

Andra seketika terkejut, sial dia saja tidak tahu siapa nama cowok yang membuat masalah kemarin ini.

"Reno." Bukan Andra tetapi Reno sendiri yang menjawab, melihat wajah Andra Reno bisa menebak kalau orang itu tidak tahu namanya.

"Ohh gue Angga!"













TBC

-

-

-

-

-

Next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbigailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang