Chapter 12

5.2K 869 173
                                    

Lelaki itu tersenyum, wajahnya bersinar ceria namun disaat yang bersamaan terlihat begitu sendu. Kedua tangan itu ia masukkan ke kantung celana jeans. Tubuhnya yang tinggi menjulang membuat Jungwon harus sedikit mendongak untuk melihat wajah tampan di hadapannya.

"Udah lama ya gak ketemu." Jungwon masih menatap lelaki berambut ash grey itu. Matanya menelisik setiap gerak gerik Yeonjun, teman lamanya, iya teman.

Jungwon gak menjawab, membuat hati Yeonjun sedikit tercubit. Tentu, setelah apa yang terjadi dulu, dia gak bisa berharap banyak tentang reaksi Jungwon menyambut kedatangannya yang tiba-tiba.

"Kakak gak tau kamu sekarang tinggal dan sekolah di mana. Tapi kakak ingat hari ini, dan kakak pikir mungkin kamu juga bakal datang ke sini. Tadi pagi kakak kirim pesan, tapi kayaknya belum kamu liat.",

Jungwon masih bergeming, matanya kini menatap arah lain selain Yeonjun. Berusaha terlihat gak peduli, padahal jauh di dalam sana Jungwon pengen banget sekedar bertanya kabar.

"Kamu masih sama ya." Yeonjun baru akan nyentuh kepala Jungwon untuk dia usak. Sebuah kebiasaan lama ketika dia bertemu Jungwon, tapi sekarang anak di depan nya itu bertingkah seperti orang asing. Tangan Yeonjun ditepis pelan.

Lelaki itu tersenyum perih. Yeonjun berjalan mendekat dan berhenti tepat di samping Jungwon. Keduanya bersandingan tetapi Yeonjun menghadap ke arah laci makam sedangkan Jungwon masih belum bergerak.

"Ingat gak dulu? Waktu pertama kali kita ketemu? Di sini, di tanggal ini. Kita dulu sama sama hancur." Yeonjun menatap lurus makam di hadapannya. Matanya menelisik figura foto yang ada di samping guci.

Sedangkan Jungwon di samping Yeonjun belum berbalik. Masih membelakangi laci, tatapannya kosong menerawang jauh ke depan. Tangannya terkepal erat disamping paha sampai buku jemarinya memutih. Jungwon berusaha menahan sesuatu, entah itu air mata yang sudah diujung kelopak atau remasan sakit di dalam dada yang seperti menahannya untuk bernafas.

"Aku selesai." Baru Jungwon akan melangkah pergi, sikunya segera diraih oleh lelaki jangkung disampingnya.

"Dek," Yeonjun menatap Jungwon hanya untuk mendapati anak itu mematung acuh, tak berniat menoleh. "Kakak pengen bicara." Kini Yeonjun sudah sepenuhnya menghadap Jungwon.

"Gak bisa. Aku sibuk." Jungwon gak sedikitpun menggerakkan kepalanya. Nada bicaranya yang dingin membuat Yeonjun mendesah pasrah.

"Kalo gitu biarin kakak anter kamu pulang ya?" Jungwon gak merespon dan tiba-tiba udah berjalan mendahului Yeonjun yang masih berdiri mematung.

"Oke kakak anggap kamu setuju!" Yeonjun teriak sambil berlari menyusul. Setelah keluar gedung, Jungwon gak nunggu Yeonjun yang masih tergesa mengambil mobil di parkiran bawah tanah.

Jungwon berjalan ke halte bus terdekat, berdiri di sana sambil menunggu bus arah rumahnya datang. Halte sedang ramai karena memang saat itu jam pulang kerja. Jungwon melihat ke atas, langit mendung dan dia cuma bisa berdoa supaya jangan dulu turun hujan. Jungwon gak akan kebagian tempat untuk berteduh.

Jungwon pikir teman lamanya itu gak akan nyusul, tapi perkiraannya meleset. Beberapa waktu kemudian dia udah liat mobil hitam berhenti di hadapannya. Kaca mobil itu perlahan turun dan nampilin wajah Yeonjun yang tampan. Jungwon gak begitu tau merk mobil, tapi dia tau kalau mobil hitam yang ditunggangi teman lamanya itu sangat mahal.

"Ayo naik!"

Awalnya Jungwon menolak tapi sialnya sekarang justru kepalanya terketuk air hujan. Daripada baju dan bukunya basah kuyup, Jungwon lebih milih nurunin gengsi dan masuk ke mobil Yeonjun.

***

Sehabis latihan, Jay masih sempetin ke studio dance. Meskipun Jungwon tadi udah bilang kalau mau pulang duluan, siapa tau aja memang belum pulang atau anak itu balik lagi ke sekolah.

Your Guardian Angel [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang