Chapter 18

4.6K 757 319
                                    

Warning : Not edited. Beware of typo.
.
.
.

Jay adalah anak dan cucu pertama dari keluarga konglomerat Park. Didikan kakek dan ayahnya sangat keras hingga ia sering mengadu dan berkeluh kesah pada ibunya.

Sampai saat adiknya lahir semuanya berubah. Ibunya lebih sering menghabiskan waktu mengurus adiknya membuat Jay kehilangan sandaran. Kehidupan sekolahnya semakin berat, belum lagi tuntutan ayah dan kakeknya yang mengharuskannya belajar bisnis di usia yang masih belia.

Melihata adik perempuannya yang dihujani kasih sayang oleh orang-orang di sekitarnya, membuat Jay iri. Ia juga ingin mendengar pujian dari ayahnya tentang betapa hebatnya ia hari ini sudah berhasil melampaui hari yang panjang. Tapi semua itu sepertinya hanya akan menjadi angan saja.

Jay tidak menyukai adiknya, tapi ia juga tidak membencinya. Jay akan tetap menuruti semua permintaan Jasmine karena adiknya itu sangat menggemaskan. Tidak heran semua orang disekitarnya ingin mencium pipi adiknya.

Lalu tepat ketika Jasmine berumur tujuh dan Jay telah menginjak bangku akhir menengah pertama, keluarga kecilnya berlibur bersama. Jasmine merengek ingin pergi ke pantai, jadi mereka memutuskan pergi ke salah satu pantai yang ada di Seattle.

Hari itu pantai cukup sepi. Semua berjalan dengan baik sampai saat orang tua Jay menitipkan Jasmine kepadanya karena terdapat masalah di hotel yang mereka tempati. Jasmine bermain pasir sementara Jay mengamatinya dari kejauhan. Tidak disangka ombak besar menghantam mereka berdua. Jay sempat tenggelam dan menelan cukup banyak air laut, sementara saat ia berhasil membawa kepalanya ke permukaan, dia tidak lagi melihat adiknya.

Karena tubuhnya yang mungil, Jasmine terseret ombak beratus-ratus meter. Dan di saat tim penyelamat menemukan adiknya, ia sudah tidak bernyawa.

Jay gagal menjaga adiknya.

***

Setelah Jay dan Jungwon berkeluh kesah tentang masa lalu mereka, Jungwon tidak langsung pulang. Nyonya Park tiba-tiba saja memanggilnya dan menyuruhnya duduk di hadapan wanita anggun itu sementara Jay sedang membersihkan diri untuk bersiap makan malam. Mereka berdua duduk berhadapan di sofa ruang tamu Jay. Wanita paruh baya itu menatap Jungwon lama sampai membuat Jungwon salah tingkah dan sedikit gugup. Jungwon menunduk, memainkan jari-jari yang ada di pangkuannya.

"Udah berapa lama kamu deket sama Jay?"

Jungwon akhirnya mendongak ketika mendengar suara yang tegas itu. Ia menjilat bibirnya yang tiba-tiba saja kering, meneguk salivanya sendiri. "S-sejak Kak Jay tinggal di sini, Tante."

Wanita itu mengangguk. "Saya gak tau apa yang ada di pikiran Jay waktu dia jadiin kamu pacar." Kalimat itu membuat Jungwon menahan nafasnya. Rasanya sakit sekali, hatinya serasa di remas dan jantungnya seperti terjun ke perutnya. Namun Jungwon tidak bisa menunjukkannya, apalagi dihadapan orang tua kekasihnya.

Nyonya Park mengambil cangkir teh dan menyesapnya perlahan. Kepalanya masih mendongak dengan angkuh. "Awalnya saya mikir begitu. Tapi setelah lihat kamu bisa ngendaliin emosi Jay, saya rasa saya paham kenapa Jay milih kamu."

Jungwon mendongak cepat. Ia menatap Nyonya Park yang sedang mengamati kuku-kuku cantiknya. Entah kalimat barusan adalah pujian atau sebaliknya, tapi Jungwon rasa itu adalah permulaan yang baik.

"Masih banyak di luar sana yang lebih pantas buat Jay. Jadi, jaga dia baik-baik. Jangan buat saya nyesel ngebiarin kamu deket sama anak saya." Nyonya Park melanjutkan. Meskipun perih rasanya hanya dengan membayangkan Jay bersama orang lain, jadi Jungwon tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia akan berjuang dan menjadi malaikat pelindung Jay.

Your Guardian Angel [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang