SHOOTING STAR (( 2 ))

12 1 0
                                    

"Kalian percaya ga sama bintang jatuh yang bisa ngabulin permintaan?"

Pertanyaan Kanya membuat Fraya dan Sasha serentak menoleh ke arah Kanya.

"Bintang jatuh ngabulin harapan, maksud lo?" tanya Sasha yang sedikit bingung dengan pertanyaan Kanya.

"Ya gituu. Waktu gua kecil ada seseorang yang bilang kalau bintang jatuh bisa ngabulin harapan" jelas Kanya

"Gua percaya" Kanya dan Sasha langsung menoleh ke arah Fraya

"Gua percaya dan gua pernah berharap ke bintang jatuh" sambung Fraya

"Harapan lu apa?" tanya Kanya yang tampak antusias dengan ucapan Fraya

"Minta supaya gua cakep, eh terkabul" bugh sebuah pukulan kecil mendarat ke kepala Fraya

"APASIH SHAA, SAKIT TAUU" protes Fraya ke Sasha

"Apasih lebay" jawab Sasha, Kanya hanya tersenyum kecil melihat kedua sahabatnya itu, di benaknya ia masih memikirkan tentang bintang jatuh dan harapan.

"Becanda" Kanya dan Sasha lagi-lagi menoleh ke arah Fraya bersamaan

"Gua pernah berharap semoga Ayah gua sembuh dari penyakitnya, dan yaa harapan gua terkabul" sambung Fraya dengan senyuman kecil di wajahnya

Sasha dan Kanya tertegun dengan penjelasan Fraya, mereka tak menyangka kalau Fraya pernah melalu masa sulit seperti itu dan ia bahkan tak pernah menceritakan hal-hal yang menyedihkan dari hidupnya.

"Menurut gua, bintang jatuh akan ngabulin harapan kalau lu berharapnya tulus dari hati dan usaha juga, kayaknya sih gitu" jelas Fraya. Kanya dan Sasha terdiam.

"Yaudah kenapasii, udah lewat juga dan sekarang kan gua baik-baik aja" protes Fraya yang menyadari kedua sahabatnya sedang melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Serius lu udah gapapa?" tanya Sasha yang ingin memastikan keadaan sahabatnya tersebut.

"Ya iyalah, sekarang malah lebih baik soalnya gua udah ketemu sama kalian" jawab Fraya dengan senyum lebarnya. Kanya dan Sasha saling bertatapan dan kemudian tersenyum.

"Permisi kak, ini pesanannya" ucap pelayan yang sedang mengantarkan pesanan mereka

"Ah iya, terimakasih" jawab Sasha, sedangkan kedua temannya langsung memakan makanan yang telah di hidangkan tanpa aba-aba. "dasar" protes Sasha dalam hati lalu tiba tiba ia tertawa kecil, Kanya dan Fraya menatap Sasha dengan tatapan heran

"Lu kenapa?" kompak Fraya dan Kanya
"Gapapa, aneh aja gitu ini gua bener bener temenan sama anak SMA atau anak SD sih" jelas Sasha. Fraya dan Kanya yang tak mengerti dengan ucapan Sasha hanya saling pandang dan mengangkat bahu mereka.

"Udah cepet makan, ntar keburu dingin" ucap Kanya mengingatkan. Mereka menyantap makanan yang ada di atas meja itu dengan berbagai candaan dan sedikit perdebatan kecil yang membuat meja mereka bertiga tampak ramai, bahkan siapapun yang melihat mereka bertiga pasti akan tersenyum karena tingkah mereka yang tak seperti anak SMA pada umumnya.

Ketika mereka asik makan, tiba tiba hp Sasha berdering. Ternyata Ibunya yabg menelpon dan menyuruh Sasha untuk cepat pulang karena Sasha dan keluarganya ada acara yang cukup penting.

"Ga jadi belanja dong, yakan?" tanya Fraya
"Iya, besok-besok ajadeh. Yuk pulang" ajak Sasha. Seketika Kanya dan Fraya bersyukur karena mereka bisa menikmati waktunya di rumah masing masing.

"Aku pulangg" ucap Kanya sambil menutup pintu rumahnya

"Kak Kanyaa selamat datangg" sahut dua adik kembarnya Kenma dan Menma, Kanya tersenyum dan mengelus puncak kepala kedua adiknya itu. Kanya langsung menuju kamar dan mengganti bajunya, lalu ia duduk menghadap jendela dan membiarkan angin mengenai wajahnya.

"Apa aku kurang tulus ya berharapnya" tanya Kanya pada dirinya sendiri. Tiba-tiba mengingat masa lalunya yang menurutnya cukup indah dan cukup menyakitkan untuk dikenang.

"Katanya nanti malam ada bintang jatuh"

"Lalu?" tanya Kanya kecil dengan polosnya.

"Kita bisa buat permintaan atau harapan"

"Memangnya bisa terkabul?"

"Katanya kalau ada bintang jatuh, genggam kedua tangan dan berharaplah, nanti harapan kita bisa terkabul"

"Serius?"
"Iyaa coba aja"
"Hmmmm kalau ga terkabul gimana?"
"Coba ajaa, nanti kita bikin harapannya sama sama"

Kanya tersenyum kecil, ia sudah menduga hatinya akan terasa sedikit sakit bila mengingat kenangan lamanya itu

"Bohong, katanya terkabul tapi kenapa sampai sekarang harapanku ga terkabul sama sekali" Kanya mengatakan hal tersebut seolah olah ia sedang berbicara dengan seseorang.

"Kak nanti ada bintang jatuh, kakak mau buat harapan lagi?" tanya Kenma, adik laki-laki Kanya yang tiba tiba masuk ke kamar Kanya, atau dia sudah mengetuk pintu tapi Kanya tak sadar? entahlah

"Eh ya mungkin, mana Menma?"
"Ada lagi nonton tv, dia lagi ngeliat jam berapa bintangnya jatuh. Oiya kak nanti kita buat harapannya barengan ya!" Kenma langsung keluar dan menutup pintu kamar Kanya, ia langsung menuju ruang keluarga dan menghampiri adiknya Menma. Kanya tersenyum, ah dia berharap semoga adiknya tidak cepat besar.

"Harapan ya, mungkin yang kali ini akan terkabul" ucap Kanya pada dirinya sendiri. Ia menghempaskan badannya ke kasur kesayangannya dan mungkin ia akan beristirahat sebentar sambil menunggu malam tiba.

-di sisi lain-

Bel rumah Kanya berbunyi, terlihat seorang remaja laki-laki sedang menunggu tuan rumah membukakan pintu. Cklek pintu terbuka, terlihat si kembar dibalik pintu.
"Nyari siapa kak?" tanya mereka kompak
"Kanya ada?"

————
End.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHOOTING STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang