Aku Rendi Sudah 3 hari semenjak aku mendengar kabar kakak ku Juan menjadi korban perampokan ketika mengunjungi china,aku masih diam tak percaya lalu tiba tiba saja aku mendapatkan kiriman abu yang tidak lain ialah abu kakakku yg telah dikremasi. Aku menangis sambil memandang abu itu selama 2 jam berturut turut.
Sejak aku 6 tahun aku hanya hidup berdua dengan kakak ku,kami adalah yatim piatu.orang tua ku tewas dalam kecelakaan mobil saat aku berusia 6 tahun . aku dan kakak ku berhasil selamat dalam kecelakaan itu saat kakak ku berhasil keluar dan membawa ku keluar dari dalam mobil yang terbakar sesudah menabrak pohon besar di pinggir jalanan sumatera yang gelap dan sepi.karena tak sempat menyelamatkan ibu dan ayah,mereka pun tewas terbakar di dalam mobil.
Sejak saat itu kakak ku yang berusia 10 tahun menjadi kepala keluarga dan menolak tinggal bersama paman ku yaitu paman riko adik dari ayahku.Dia lebih memilih tinggal berdua dengan ku di vila keluarga kami di pantai sekera yg sepi bersama dengan sekretaris abraham dan bi asih kepala pembantu rumah tangga di villa kami.kakak ku memang sangat jenius di usia nya yg ke 14 tahun dia sudah tamat sma dan lulus kuliah s1 di oxford tepat di usia ke 18 tahun.dia lulusan ekonomi oxford dengan status cumlaude.Dia tau betul apa yang diincar pamanku.ya itu adalah saham milik ayahku di perusahaan kelapa sawit keluarga yang mencapai 60% yang artinya merupakan pemilik dan pemegang saham terbesar di perusahaan.sebelum usia kakak ku mencapai 17 tahun dia menyerahkan urusan perusahaan pada pak abraham yang merupakan sekretaris sekaligus tangan kanan ayahku.
kini di usianya yg ke 23 aku mendengar kabar dia menjadi korban perampokan dan telah tiada.kini aku hidup sebatang kara menanggung beban yg selama ini dia pegang di pundakku yang masih berusia 17 tahun.
*seminggu kemudian
Aku kembali bersekolah hari senin setelah seminggu berduka,dan seperti biasanya hari senin diadakan kegiatan upacara bendera.namun lagi lagi aku mendengar berita tak terduga setelah upacara.Aku mendapati sekolah sedang berduka dengan kematian atma sepupuku yang tak lain adalah anak dari paman riko.
Aku benar benar kaget karena aku tak pernah memegang hp atau alat komunikasi lain dirumah selama berduka. "sialan apa yang terjadi?kenapa bisa seperti ini?" ucapku dalam hati sambil geram tak percaya.Lalu setelah pulang sekolah aku cepat cepat mengunjungi rumah paman ku.
*Sesampai nya dirumah paman*
"kenapa ini bisa terjadi pada anakku"ucap istri paman ku
"aku tak akan membiarkan pelaku nya lolos!!! Aku akan membunuh nya dengan tangan ku sendiri" ucap paman sambil teriak histeris di depan mayat atma yang sudah terbujur kaku.
Aku pun menangis terbawa suasana sambil mengingat kembali bahwa 4 hari yang lalu paman riko istrinya dan atma mengunjungi ku saat aku masih berduka.
masih ku ingat sosok atma yang tinggi dan rambut yg sedikit gondrong menghalangi pandangan ku yg kosong.Tak kunjung ku pedulikan,ia duduk disamping ku bahkan saat duduk pun dia tetap terasa besar karna bahu nya lebar dan leher nya lumayan panjang.lengan kiri nya memegang bahuku dan menepuknya menguatkan ku yg sedang melamun menghadap jendela melihat ke arah pantai dengan tatapan kosong
" oi udah dong sedihnya gua bosen nih main basket gada lu " ucap atma sambil memberiku segelas coca cola dingin
atma memang terkenal sbg orang yg periang selalu optimis walaupun dia termasuk yg paling bodoh dikelas. Dia disukai banyak orang karena dia bagaikan virus yang menyebarkan kebahagiaan.
Saat itu ucapan dan pemberian sederhana nya mampu mengembalikan harapan hidupku yang rasanya diambang sirna sebelum dia datang.
*mengambil coca cola yg diberikan atma
"makasih ya,seenggak nya skrng gua masih punya lu" ucap ku datar
Hari itu berjalan dengan sedikit melegakan dengan adanya dia
Namun kini melihat mayatnya terbujur kaku didepan ku,membuat ku hancur sehancur hancurnya teman teman sekolah sampai adik dan kaka kelas, guru pun ramai di rumah duka menangis melepas kepergian nya.aku mengerti mengapa semua orang bersedih, tentu saja karena atma adalah favorit semua orang disekolah bahkan tak punya musuh.kini orang terbaik itu sudah pergi dengan cara mati yang benar benar menyakitkan
aku merasa aku akan segera menjadi gila namun aku rasa aku perlu menahan nya untuk menjaga ketenangan rumah duka.aku mengikuti semua prosedur pemakaman sampai selesai . masih kuingat baru 4 hari yang lalu aku memakai setelan jas hitam ini untuk menabur abu kakak ku di depan pohon kelapa tempat ia biasa bersantai di belakang rumah,tak kusangka aku memakai nya lagi 4 hari kemudian untuk pemakaman satu satunya orang yang menguatkan ku.
*Setelah selesai proses pemakaman ,paman riko menghampiriku*
karena penasaran akan kematian atma sepupuku aku pun memberanikan diri bertanya
"apa yang terjadi pada atma paman?"ucapku karena penasaran setelah melihat mayatnya yg punya bekas luka di wajah
"dia ditemukan tewas di lapangan basket di depan kamarnya (kamar atma berada di bawah dan langsung berhadapan dengan lapangan basket) " ucap paman riko
"paman sedang dalam perjalanan pulang dari kantor saat itu,lalu mendapatkan telfon dari istriku yg berbicara terpatah patah dan terkesan histeris" ucapnya lagi
Istriku berkata " pah atma... anak kita bersimbah darah di lapangan.aku udah panggil ambulan namun nyawa nya tak terselamatkan. Gimana ini pahh *sambil menangis histeris"
Mendengar kabar itu paman langsung tancap gas sambil menahan air mata dan sesampainya paman dirumah ,rumah paman sudah ramai dipenuhi warga dan mayat nya dibawa tim forensik polisi untuk di otopsi paman sangat terpukul sampai tak bisa lagi mengeluarkan air mata.
"Rendi... paman yakin kita sedang diterror"ucap paman sambil mengepalkan tangan nya dan memasang wajah yg penuh amarah
"apa maksudnya paman?" ucapku sambil berteori liar dalam kepalaku
"secarik kertas itu...." Ucap paman
"apa paman" ucapku dengan penasaran
"isi dari secarik kertas itu bertuliskan :
" lebih baik membunuh benih mafia sawitsekarang,namun namun jangan lengah kau selanjutnya jeriko.kau akan mati dan itu pasti" ucap paman
"lalu tim forensik yg bertugas memberikan laporan bahwa kematian anakku karena 7 luka tusukan di leher dan dia memiliki lebam ditangan kirinya yg diduga terluka karena berusaha melawan si pembunuh.namun yg paling aneh luka di wajah nya bukan hanya garis biasa,itu adalah angka 1." ucap paman menjelaskan
"rendi ini teror pembunuhan berantai untuk keluarga kita,paman harap kamu bisa jaga diri baik baik" ucap paman lagi
*aku tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut dan takutku
Pikiran ku langsung terpenuhi dengan segala kemungkinan yg menyatakan bahwa
"mungkin saja kematian kakak ku bukanlah perampokan biasa"
***Bagian 1 end***
KAMU SEDANG MEMBACA
pembunuhan kelapa sawit
Misterio / Suspensokisah rendi yang keluarga dan perusahaan sawit keluarganya satu persatu dibunuh siapakah pelaku pembunuhan nya?