-pt 2.

671 103 6
                                        

Di suatu kafe dekat perpustakaan Seoul, dua anak dengan seragam putih terlihat sedang duduk di meja yang berada persis di depan ac, setelah lelah mencari buku untuk mengerjakan tugas mereka. Setelah memesan minuman dingin, mereka pun mengobrol ringan.

"Hahh, cape banget.. kenapa bukunya pada ngumpet sih!" gerutu lelaki manis yang kulitnya sedikit lebih gelap dibanding seorang di depannya. Dia adalah Lee Haechan, pelajar SMA Neo.

"Dah lah Chan, yang penting kan masih bisa minjem buku terakhir tadi di perpus" ujar lelaki di depan Haechan sambil mencari sesuatu di tasnya. Dia Jaemin, sahabat dan juga teman sekelas Haechan.

"Yayaya.. terserahlah Na" ujar Haechan sambil merotasikan kedua matanya lalu memandang salah satu pegawai kafe yang terlihat tampan.

Jaemin pun yang tau ke mana arah pandang sahabatnya itu segera menangkup wajah Haechan untuk menatap wajahnya.

"Lo ke sini sama siapa Lee Haechan? Kalo lagi sama gue, ga usah ya nengok " ujar Jaemin sedikit ketus, namun setelah itu dia tersenyum manis.

"Dah lah.. nih buat lo, maap telat hehehe" ujar Jaemin sambil menyerahkan kotak kecil berwarna pink dengan pita biru.

"Apa-apaan anjir warnanya gini amat? feminim banget Na" protes Haechan yang dibalas dengusan malas Jaemin.

"Ya udah sini balikin."

"Dih, apaan ngadi".. Barang yang udah dikasih, gak boleh diambil lagi. Btw, tengkiu ya.. gue buka sekarang ya " ujar Haechan sambil menggoyangkan kotak tersebut.

"Langsung dipake aja sekalian 😌" ujar Jaemin dengan cengiran lebarnya itu.

Tidak lama setelah kotak pink itu terbuka, pipi Jaemin sudah memiliki tanda merah dari Haechan.

"Apa-apaan anjir! Sakit tau :| " ujar Jaemin menggerutu sambil mengusap pipinya dan menatap tajam sahabatnya itu.

"Lo yang ngadi" Na Jaemin.. lo pikir gue cewe apa?! ngapain ngasih gue lipstik gitu" balas Haechan tidak mau kalah sambil bersidekap.

Dia menatap tajam botol kecil benda yang biasa dipakai oleh teman perempuan di kelasnya.

"Itu bukan lipstik tahu, ini namanya lipgloss, ada kandungan pelembapnya juga di dalamnya. Lo kan bibirnya suka kering gitu. Kalo ga mau juga ya udah, gue mau ngasih ke Kak Yeri aja" ujar Jaemin mengerucutkan bibirnya kesal. '

Gue peduli juga salah' batin Jaemin sedikit kecewa.

Jaemin pun segera membereskan kotak hadiah itu, namun belum selesai membereskan, tangannya ditahan oleh Haechan.

"Lu mau gondokan ya? Barang yang sudah dikasih, ga boleh diminta lagi anjir" ujar Haechan sambil berusaha menarik kotak hadiahnya yang masih di tangan Jaemin.

"Ga usah, ntar gue ganti aja yang lain.. Tenang aja, ntar gue cariin sesuatu yang better" ujar Jaemin datar sambil melepaskan pegangan Haechan pada pergelangan tangannya. Haechan pun Jadi merasa bersalah melihat perubahan nada bicara sahabatnya ini.

Chupp..

"Nana sayang, maafkan Channie ya.. Hadiahnya Channie ambil lagi ya.. hehe" ujar Haechan setelah mengecup pipi Jaemin.

Kotak hadiah itu pun sekarang sudah berada di tangan Haechan, karena Jaemin masih mematung sambil memegang pipinya. Setelah mengambil kotaknya, minuman pesanan mereka pun akhirnya datang.

"Bumi memanggil Jaemin.. Minuman kita udah datang, cepet dihabisin. Si Mark nyebelin udah nyuruh gue pulang nih" ujar Haechan mengibaskan tangannya di depan wajah Jaemin lalu menyesap minumannya.

"Ah iya.. ntar gue anterin" ujar Jaemin yang kesadaran sudah kembali. Mereka pun akhirnya menyelesaikan acara mereka di kafe dan segera kembali pulang.

.

-TBC-

Bestfriend [JaemHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang