SELAMAT MEMBACA~~
✎✎✎
"KAK LINGGA!"
"KAK! TUNGGU!"
Seorang gadis berkacamata terlihat berlari di sepanjang koridor sekolah, sesekali berteriak memanggil seseorang didepan sana.
Ia abaikan semua mata yang memandangnya dengan berbagai macam pandangan. Apalagi sekarang masih pagi, dimana siswa-siswi yang baru tiba di sekolah berlalu lalang hendak menuju kelasnya.
Sedangkan sosok yang namanya dipanggil tidak bereaksi apa-apa, seolah tidak mendengar panggilan yang mirip teriakan itu memangil namanya.
Tanpa Lingga menoleh pun dia sudah tau siapa pemilik suara itu. Aynara, adik kelasnya yang sudah satu bulan lebih selalu mengejar serta mengganggunya.
"Cegil nya Lingga pagi-pagi udah bereaksi aja." Jehan yang berjalan di samping Lingga pun menoleh kebelakang, melihat Ayna yang berlari kearah mereka.
"Dikejar ugal-ugalan begitu, yakin lo ga bakal suka?" Bara menepuk punggung Lingga lalu merangkulnya berniat menggoda.
Sedangkan Lingga hanya diam, wajah datar tanpa ekspresinya seolah menjelaskan bahwa pembahasan temannya sangat tidak ia minati.
"Eh buset!!" Jehan berseru kaget saat Ayna tiba-tiba saja menyelinap masuk diantara Lingga dan dirinya, tepatnya posisi gadis itu sekarang diapit oleh Lingga dan Jehan.
"Ngagetin aja lo bocel!"
Berbeda dengan Lingga yang seketika menggeserkan tubuhnya memberi jarak dari gadis itu.
Ayna terlihat masih mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan, tangannya terangkat membenarkan letak kacamata yang bertengger manis di hidung kecilnya. Sungguh, sekarang dia juga susah mengimbangi langkah besar Lingga.
"Selamat pagi kak!" sapanya riang sembari tersenyum cerah kearah Lingga.
Namun Lingga seolah tidak mendengar, dia terus berjalan menghiraukan kehadiran Ayna disampingnya.
"'Aku ga bawa bekal lagi buat kak Lingga, soalnya pasti nanti di buang lagi."
"Gapapa bawa aja Ay, gue nanti yang makan. Lumayan gratis," Bara menyahut, dan saat itu juga kepalanya mendapat geplakan dari Jehan.
"Gamau, minta aja ke pacar kakak." Balas Ayna.
"Bara jomblo Ay, ga ada yang mau." Kini Jehan yang menyahut.
"Anjing!" Bara kini balas menarik rambut Jehan hingga cowok itu bergerak mundur.
Ayna mengabaikan, lalu kembali menatap Lingga dari samping,"kak Lingga ganti nomor ya? Aku hubungi ga aktif."
Lingga tetap diam. Hanya satu yang ada di pikirannya saat ini, dia ingin segera sampai di kelasnya.
Ayna menghela nafasnya tidak ingin menyerah, Lingga sangat susah diajak bicara. Seakan, jika cowok itu bicara harus bayar saja.
Karena sudah tidak tahan diabaikan, Ayna tiba-tiba berdiri di depan Lingga, membuat langkah cowok itu mau tidak mau berhenti.
Saat Ayna mendongak, yang ia dapati hanya wajah datar tanpa ekspresi yang menatapnya dengan sorotan mata setajam elang. Mungkin jika didalam komik, mata itu telah mengeluarkan sinar laser yang dapat menembus tubuhnya. Benar-benar mengerikan! Tapi Ayna suka.
"Minggir!"akhirnya mengeluarkan suara juga. Tapi apakah Ayna harus terus begini agar Lingga mau bersuara dan menatapnya. Ya... meskipun tatapan tidak bersahabat serta ucapan penuh penekanan yang ia dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Stay With Me!
Teen Fiction_______________________ Perubahan Lingga terlihat jelas setelah kepergian Ayna sejak ia mengakhiri hubungan mereka. Cowok itu merasa kosong dan hampa. Dia tidak ingin mengakuinya, bahwa dia terlambat memahami perasaannya. Sikapnya menjadi lebih ding...