Seluruh perhatian terpusat pada pria dan wanita yang tengah menikmati sajian di meja tengah restaurant tersebut. Dari pelanggan yang sedang menikmati sajian hingga pelayan restaurant tersebut bisik-bisik membicarakan keindahan yang malam ini mereka saksikan di depan mata mereka.Irene mulai merasa risih dengan tatapan orang sekitarnya dan membuat dirinya menjadi tidak nafsu makan. Sementara pria di depannya ini tampak tenang dan sangat menikmati sajian main course yang baru saja datang beberapa menit yang lalu.
"Apakah kau adik dari Min Yoongi Hyung ?" , tanya Taehyung berusaha memecahkan keheningan yang tercipta sejak Ia duduk tadi.
Irene mengalihkan fokusnya dari makanan kemudian ke hadapan pria yang ada di depannya. Ia menatap Taehyung sejenak seakan bingung kemudian memberikan anggukan tanda bahwa itu benar.
"Ya, kakak tiri, " ucap Irene jujur.
Setelah itu mereka membicarakan hal-hal tentang diri mereka masing-masing agar bisa lebih saling mengenal. Meskipun awalnya agak canggung tapi keduanya cepat akrab karena memiliki ketertarikan pada bidang yang sama.
"Seberapa sering Pameran Seni diadakan di sana ? " tanya Taehyung nampak bersemangat dengan topik pembicaraannya.
"Mereka mengadakannya tiap sebulan sekali dan selalu mengadakan pelelangan di akhir acara. Kapan-kapan kita bisa melihatnya bersama, " ucap Irene begitu semangat tanpa menyadari ucapan diakhir kalimatnya yang kemudian Ia sesali dan membuatnya terdiam sejenak.
Taehyung diam-diam tersenyum dengan tingkah Irene barusan. Tak ingin berdiam lama Ia pun berusaha memecahkan keheningan tersebut.
"Mari saya antar pulang Irene-ssi karena hari sudah larut malam. "
Irene melirik jam tangannya dan waktu memang sudah menunjukkan waktu 9 malam. Irene terkesiap dan ikut bangkit dari kursi kemudian berjalan di samping Taehyung. Ia segera mengabari Yoongi agar tak menjemputnya.
"Terima kasih telah mengantarku pulang Oppa. Makan malam hari ini sungguh menyenangkan."
~~~
" Yaa Taehyung bisa-bisanya kau mengkhianati sahabat terbaikmu ini, " ucap Jimin membuka pintu ruangan Taehyung dan segera duduk di sofa biru tua pemberian Nyonya Kim saat Taehyung naik jabatan dan resmi menjadi CEO di Kim Property.
Mengetahui sahabatnya datang Taehyung segera beralih dari meja kerjanya dan ikut duduk bersama di sebelah Jimin.
"Apakah CEO Blue Park tak sibuk hingga meluangkan waktunya untuk menemui sahabatnya pada jam kerja? " ucap Taehyung terkekeh dan merangkul sahabat sejak kecilnya tersebut.
"Bagaimana bisa nyonya Kim berhasil membuatmu pergi ke perjodohan itu ? Biasanya selalu kau tolak atau buat marah wanita-wanita yang dijodohkan untukmu, " ucap Jimin menatap Taehyung heran.
Taehyung menghela nafas berat enggan menjawab pertanyaan sahabatnya tersebut kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah bingkai foto yang ada di atas meja kerja. Terlihat seorang anak lelaki yang sedang dipeluk oleh kedua orangtuanya dengan senyuman bahagia mengembang diwajah imutnya. Kini senyuman itu kian hari makin jarang terlihat.
Sungguh Taehyung sangat menyayangi kedua orangtuanya dan tak ingin mengecewakan mereka, akan tetapi untuk saat ini Ia sungguh tak menginginkan perjodohan ini. Lamunan Taehyung buyar saat mendengar perkataan Jimin .
"Cantik bukan ? Jangan bilang kau tertarik. Dia sungguh dewi bagiku ," ucap Jimin memejamkan mata sambil tersenyum membayangkan Irene.
Taehyung mengernyit dan lalu terdiam mengingat kembali wajah indah yang Ia lihat semalam. Memang sih betul perkataan Jimin bahwa gadis itu sungguh cantik bahkan mungkin sangat indah layaknya pahatan patung dengan hasil sempurna. Taehyung tersenyum saat mengingat bagaimana ternyata mereka cukup cocok karena menyukai hal yang sama dan tertarik pada hal yang sama. Meski awalnya Taehyung harus berusaha keras agar gadis itu banyak berbicara karena gadis itu banyak diamnya daripada bicara.
" Kenapa kau tersenyum? Jadi betul kau tertarik dengannya ?"
" Ah tidak tidak, aku datang karena aku menghormati Yoongi Hyung. Sudahlah ayo kita makan siang aku sangat lapar sekarang ," ucap Taehyung mengalihkan perhatian Jimin sambil melihat jam tangan Cartier dipergelangan tangan kirinya yang telah menunjukkan pukul 12.30 siang dan ini memang sudah waktunya makan siang bagi keduanya.
~~~
Di ruangan kecil ini tengah dipenuhi beberapa pegawai yang sibuk mengatur penempatan bunga dari berbagai jenis bunga mulai dari mawar, anyelir, anggrek, peony, lili, tulip, hydrangea hingga baby breath. Di pinggir ruangan telah diatur beberapa meja dan kursi dengan hiasan vase bunga cantik diatasnya. Duduk seorang gadis bernama Irene dengan surai hitam panjang sedang memperhatikan sahabatnya yang tengah sibuk mengatur pegawai di tengah ruangan tersebut.
Toko bunga -The Florist- ini baru dibuka setahun yang lalu dan sekarang sudah membuka cabang pertamanya. Keterampilan Jisoo dalam merangkai bunga menjadikannya cepat terkenal meskipun bersaing di tengah pusat kota Seoul. Ya tidak sedikit juga orang yang datang membeli buket bunga hanya demi melihat senyum cantik Jisoo yang langsung melayani pelanggannya.
Irene yang memperhatikan Jisoo tersenyum bahagia meskipun juga merasa iri dengan kesuksesan sahabatnya tersebut. Bagaimana tidak? Jisoo bisa dengan bebas mewujudkan mimpinya yang ingin membuka toko bunga hingga di semua sudut kota di KorSel. Sedangkan Irene hanya bisa bebas mengekspresikan mimpinya dengan melukis atau bermain piano di rumah saja. Irene juga sebenarnya memiliki mimpi seperti Jisoo dimana Ia bisa menunjukkan bakatnya dalam bermain piano yang sudah diakui oleh guru-guru disekolahnya. Meski begitu, orangtua Irene tetap melarangnya untuk mengikuti kompetisi dengan berbagai alasan.
Lamunan Irene seketika buyar saat Jisoo menyapa dan menghampiri Irene.
" Renee apa yang sedang kau pikirkan? Apakah cowok semalam yang baru kau temui itu ?", seru Jisoo menjahili Irene sambil mengambil duduk disebelah Irene.
" Aish, bukan kok. ," bantah Irene kemudian menyesap Iced Americano yang tadi Ia beli untuk dirinya dan Jisoo.
" Baiklah, jadi cowok seperti apa yang semalam kau temui ?" , tanya Jisoo penasaran sambil bertopang dagu diatas meja sudah siap mendengar cerita Irene. Jisoo tahu kalau Irene sedang berusaha dijodohkan oleh orangtuanya dan dia tahu betapa sulitnya hidup Irene yang selama ini selalu diatur oleh orangtuanya.
" Kali ini berbeda. Dia cukup menarik karena dia juga menyukai seni sepertiku. Meskipun begitu, aku merasa dia hanya datang juga demi Yoongi Oppa karena sepertinya dia mengenal Oppa. "
" Benarkah? Bagaimana kamu bisa yakin Rene kalau dia hanya datang demi kakakmu, padahal kalian mengobrol sampai nggak ingat waktu, " jawab Jisoo sambil tertawa karena teringat chat Jisoo yang diabaikan Irene semalam.
" Sudahlah jangan dibahas aku lelah mendengar perjodohan terus, " ucap Irene berlalu menatap kaca luar tempat tersebut yang dipenuhi orang-orang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing.
Pernah lihat dimana ya? Kok aku beneran merasa pernah melihatnya, ucap Irene dalam hati yang terus kepikiran wajah Taehyung yang tampak familiar baginya.
Hai maaf aku baru update lagi:(
Semoga suka heheMbak Irene-nya pelupa:( 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My First
FanfictionKim Taehyung Bae Joo Hyun-Irene Ahn Bora Kim Jisoo Member BTS Genre : Romance, Sinopsis : Kim Taehyung, ditinggal pergi oleh orang yang sangat Ia cintai bersama orang yang tak seharusnya. Membuat Taehyung hatinya terluka begitu dalam hingga...