Sesampai dirumah, aku langsung masuk kamar, tiduran di kasur ku yang empuk, memandang atap kamarku sambil memikirkan kata-kata Vincent. Lalu, aku mendengar dering HP, "Halo Shel" seru ku "Halo Vo, malam ini jalan ke puncak ya, sesuai jadwal!" seru Marshel
"Siap Shel"
"Tapi Vo, hati-hati sama Vincent ya."
"Iya Shel."
Malam ini merupakan malam dimana geng motor ku akan pergi kepuncak bersama. Tapi kali ini berbeda, karena aku sudah ijin dengan orangtua ku jauh-jauh hari. Aku menyalakan motor dan pergi ke tempat kita berkumpul. Tapi kali ini, aku punya rencana, rencana untuk membalas dendam kepada Vincent.
"Shel" bisik ku pada Marshel
Seketika, Marshel menoleh kearah ku."Kenapa Vo?" tanya marshel sambil memakai helmnya yang bermotif tengkorak.
"Motor ku lagi rusak, jadi nanti aku dibelakang ya."
"Oh gitu Vo, tapi masih bisa jalan kan?"
"Masih dong, kalau gak bisa ngapain ikut."
"Ok deh, nanti aku kasih tau Vincent".
Inilah rencana ku, untuk berada di paling belakang dan akan menjatuhkan Vincent. Vincent selalu berada di paling belakang, aku juga masih tidak tau, kenapa Vincent sellalu dibelakang padahal motornya yang paling kencang.
"Cent!" Seru Marshel
'Kenapa Shel?" tanya Vincent yang sibuk dengan motor barunya.
"Nanti si Revo paling belakang ya, soalnya motornya sedikit rusak jadi gak bisa ngebut"
"Motor murahan ya gitu, gak bisa ngebut!" Seru Vincent dengan senyum sombongnya.
"Yaudah dia di belakang ya."
"Yaudah, tapi untuk kali ini doing!" seru Vincent.
Akhirnya kita pun berangkat, rute kita adalah untuk kepuncak dan kembali lagi. Ini merupakan kesempatan yang sempurna karena rute ini melewati sebuah jurang, aku akan menabrak Vincent agar dia terjatuh dan menabrak pembatas jurang tersebut.
Tiba-tiba malam hujan turun dengan deras, hujan seperti teman ku, yang isi hati dan rencanaku. Semua berjalan lancar, seperti motoran biasa. Telah sampai di jalan dimana jurang tersebut berada, pada saat semua orang sudah melaju dengan cepat didepan, aku menabrak ban belakang Vincent dari belakang dengan penuh kecepatan. Vincent dan motornya terpental dan jatuh kejurang. Ini tidak sesuai rencana, Vincent seharusnya hanya jatuh dan menyerempet aspal, tapi malah terjadi kecelakaan yang besar.
Aku dapat melihat ekspresi Vincent yang penuh katakutan. Motornya terpental jauh ke atas, serpihan-serpihan besi berterbangan di udara.
Jantungku berdetak dengan kencang, penuh ketakutan, nafas ku mulai tak teratur, dengan jari yang bergemetar aku langsung menelfon Marshel."Vo, kamu dimana aja sama Vincent kok belum sampai?" tanya Marshel dengan nada penuh kecemasan.
"Shel, Vincent kecelakaan, dia jatuh kejurang!" seruku pada Marshel
"Hah? Dimana? Kenapa?" tanya Marshel dengan kebingungan
"Jalanan licin, kecelakaannya di jurang, cepetan kesini !"
3 hari kemudian
Sudah tiga hari sejak kejadian itu, proses evakuasi membutuhkan waktu yang lama karena Vincent jatuh jauh di jurang. Hari ini merupakan pemakaman Vincent. Semua orang berduka, terutama keluarga Vincent. Aku masih merasa bersalah sampai hari ini, aku tidak akan bisa melupakan kejadian itu. Ini mengingatkanku dengan lirik lagu .feast
KAMU SEDANG MEMBACA
Motoran
HorrorDendam, yang membara di dalam hati ku, membutakan aku tentang apa yang aku perbuat. Penyesalan, datang setelah perbuatan, menghantui dan merusak hidup kita.