BAB II

27 14 0
                                    

Kami duduk di bangku masing – masing, Faith menghampiriku dan menunjukkan komik baruNya yang baru saja ia beli. Jujur, aku tidak begitu tertarik dengan komik, jadi aku memutuskan untuk pura – pura tertarik agar ia senang. Ia asyik membaca komiknya hingga tiba - tiba saja bel sekolah berbunyi. Lalu ingat hari ini ada upacara bendera, Aku dan Kai sudah siap untuk turun kelapangan, namun kita melihat Faith yang tampak gelisah,

"Ada apa Faith?" Aku bertanya

"Eh- I itu, anu... Topi! Aku lupa bawa topi!" Jawabnya dengan muka yang merah

Faith memang dikenal sebagai anak yang nakal dan pemalas, setiap kali bapak atau ibu guru sedang menerangkan materi dikelas ia tampak tidak peduli dan asyik membaca komiknya. Bahkan jika diberi tugas dia tidak pernah mengerjakan. Guru – guru sudah beberapa kali memberikan Faith penerangan bawasannya Ia sudah kelas 9 SMP, Ia seharusnya sudah lebih serius dan tidak lagi bermain – main, namun semua itu tidak berpengharuh padaNya. Seringkali dia menyontek teman sebangkunya saat ujian.

"Sepertinya ada topi yang dijual di koperasi, coba periksa nanti kehabisan!" Ujar Kai

"Oh oke oke"

Sementara itu Aku dan Kai menuju ke lapangan dan bergabung dengan barisan yang sudah dibentuk. Lalu Faith muncul entah dari mana dengan topi yang baru saja ia beli dari koperasi.

"Hehe untung dapet..." Faith ber-gumam

Setelah Upacara selesai kita kembali ke kelas dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar. Jam pelajaran pertama hari ini adalah matematika, memang materinya sedikit rumit, namun bukan jadi alasan untuk tidak memperhatikan, dan sibuk dengan hal lain. Bukannya memperhatikan dan bertanya, ia malah asyik sendiri mencorat – coret halaman belakang bukunnya. "Sepandai – pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga" Begitu juga pun Faith yang pintar menyembunyikan sesuatu pasti akan ketahuan juga, dan akhirnya dia harus berdiri diluar kelas selama satu jam pelajaran sebagai hukuman tidak memperhatikan pelajaran di kelas.

Jam istirahat tiba Kami bertiga pergi ke kantin untuk makan siang, disana Faith berbicara banyak tentang Bu Ani yang tadi menghukumnnya,

"AHH apa apaan sih Bu Ani itu, dia pikir dia siapa bisa begitu"

Aku coba untuk menenangkannya namun dia terlihat begitu dendam terhadap Bu Ani. Sebenarnya disini Faith adalah yang bersalah, seharusnya dia focus memperhatikan di kelas bukannya sibuk dengan yang lain. Tapi dia tidak terima akan hal itu.

Tiga SerangkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang