.
JENO POV
Kupikir salah saat aku tahu siapa pria yang masuk ke SUV metalic yang tadi terparkir rapih di halaman rumah tetanggaku, rambutnya ash grey kulit putih pucatnya masih sama, tubuhnya sedikit mengurus tapi pipinya masih gembil.
"Na Jaemin" lirihku, sudah hampir 17 tahun aku tidak melihatnya, tidak tahu kabar tentangnya, lucu kalau sudah dua bulan aku pindah ke sini dan ternyata dia adalah tetanggaku
Seharian aku benar benar memikirkan soal apa yang ku lihat pagi tadi, rasanya tidak mungkin aku tidak mengenali Jaemin, dude tiga tahun kami berpacaran, celah terdalam darinya pun aku tahu.
Sejenak aku terperangah dengan kue yang diterima tukang kebunku di awal kepindahanku kemari, kue itu dari tetanggaku yang katanya namanya juga Jaemin, oh Tuhan. Ada banyak nama jaemin tidak mungkin dia adalah Jaemin yang sama.
"Boss?" Celetuk Lucas tiba tiba membuyarkan lamunanku tentang misteri Jaemin pagi tadi
"Kenapa?" Tanyanya, aku menggeleng ringan, bukan masalah besar.
"Hyunjin ngirim ini nih" yang lucas kemudian letak kotak makan susun di meja kerjaku, bersisihan dengan berkas berkas investor perusahaanku.
Hyunjin ....
Satu nama yang pernah menghancurkan aku, satu nama yang membuatku kehilangan sosok manis yang aku cintai, satu nama yang berhasil menggodaku malam itu dan membuatku pergi dengannya.
Yang sial pada akhirnya membuatku jatuh pada pesona manis dan seksinya yang kurasa begitu berbeda dengan Jaemin.
Hyunjin, membawa warna baru yang jaemin tak mampu berikan, dia tidak sepolos Jaemin, dia tidak selugu itu.
Hyunjin pandai, tarik ulur sebuah hubungan yang begitu seru, bebas dan tanpa aturan, sebuah kehidupan yang tidak membosankan.Aku pernah terjebak, sebelum akhirnya aku sadar bahwa cintaku hanya untuk Jaemin.
Siang ini Hyunjin mengantarkan makan siang di kantorku lagi. Sebetulnya sudah beberapa kali, aku juga selalu memakannya, terkadang dengan Lucas atau Mark juga. Hubungan kami baik baik saja, terakhir saat dia katakan dia mencintaiku, tapi aku tidak bisa menerimanya karena kalian tahu, cintaku hanya untuk Jaemin.
Kata Lucas jaemin sudah menikah, dia tahu, pernah melihat jaemin dengan seorang pria tinggi besar yang tampan sedang jalan di sebuah mall dengan pemuda tampan yang dirasa adalah putranya, ahh, aku kehilangan jaemin terlalu jauh.
Kata Mark pula, katanya Jaemin pernah dibawa ke pertemuan kantor suaminya, Yuta, katanya jaemin adalah suami dari bosnya, tapi rumor itu tidak pernah menemukan titik terangnya.
Hal itu semakin memburuk, aku semakin mundur untuk bisa bertemu dan memperbaiki semua dengan jaemin. 17 tahun bukankah waktu yang begitu lama? Aku sudah kalah.
—
Pukul empat dan aku sampai di depan pagar rumahku, pria yang sama turun dari mobil SUV Metalic seperti yang pagi tadi aku saksikan. Tanpa basa basi aku segera turun dari mobilku dan mendekat ke arahnya yang sedang menurunkan beberapa belanjaan di bantu pekerjanya.
"Permisi" ujarku lirih, dia berbalik dan betapa terkejutnya aku, dugaanku benar, dia adalah Jaemin, Na Jaemin-ku.
"Ya ada yang bis— L-lee Jeno?" Ujarnya gugup, ia mundur selangkah karena entah kenapa
"Nana?" Tanyaku mantap, dirinya mengangguk, raut senyum di bibirnya yang semula tampak manis tiba tiba saja luntur, terganti dengan kerutan di dahi dengan ucapan yang sedikit ketus

KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE - NOMIN
FanfictionSeandainya, jika malam itu sekali saja Jeno bertanya pada Jaemin tentang keadaannya, mungkin penyesalan yang ia rasakan tidak akan seperih ini. Bodohnya Jeno kala itu terlalu mengikuti egonya untuk kesenangannya sendiri, tanpa ia sadari ada sesuatu...