Prolog

37 11 0
                                    

"Tuhan itu adil. Ingat,yah"
Kata mamah dengan lembut sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi ku.

"Tapi aku sudah belajar sekeras mungkin, tapi tetap tidak dapat meraih peringkat pertama di kelas"
Aku menangis histeris .

"Hanin sayang, peringkat bisa di raih, nilai bisa di capai. Sebab perjuangan tidak ada yang sia sia"

Aku menatap mamah tidak mengerti. Sesuatu di balik kata kata mamah menarik perhatian ku.

"Jadi Tuhan yang bikin hanin gagal?"

"Bukan.
Bukan Tuhan yang bikin Hanin gagal. Hanin gagal karena Hanin kurang keras berusaha dan cepat merasa puas"

"Jadi bagaimana cara nya biar Hanin dapat peringkat pertama?" tanya ku pada mamah.

"Caranya berhenti menyalahkan.
Hanin gagal bukan karena Tuhan, bukan karena guru yang pilih kasih, tapi karna Hanin kurang giat dalam belajar dan ada yang lebih giat belajar daripada Hanin"
Kata mamah padaku sambil memeluk ku.

Entah kenapa,saat itu yang aku rasakan adalah sebuah pelukan di hatiku yang mengatakan, "semua akan baik baik saja".

Memori kejadian itu terus ku ingat hingga 11 tahun kemudian.
Selama 11 tahun aku senang mengingatnya.

Kecuali hari ini

Hari ini akan menjadi kenangan yang menghantui ku.
Dimana percakapan itu begitu jelasnya ku dengar.
Membuat hati ku yang lugu ikut lumpuh.

****

Gimana prolog nya menarik nggak?😅

Kalo Iyah tungguin next nya yah.

Love you all😍😘

DEAR JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang