Part 1

1 0 0
                                    

Gerimis menerpa membasahi seluruh badanku dan membangunkanku dari pingsan.
"A, aku ada dimana" keadaanku masih setengah sadar. aku masih belum ingat apa yang sebelumnya terjadi.
Aku masih belum menepi, ke tempat yang tak terkena hujan. karena aku masih linglung.
Tak lama ada seorang pria, bertubuh sispek yang kelihatannya anak gym. Ia mendekatiku dan memberiku payung. Ia membawa dua payung satu dipakainya dan satunya lagi di berikan kepadaku.
"Nih, pake payung. liat tuh kamu udah kebasahan" katanya sambil menyerah kan sebuah payung berwarna biru.
Aku hanya mengangguk, dan mengambil payung itu lalu ku pakai payungnya.
"Terimakasih" Hanya itu yang ku ucapkan.
Aku dan lelaki yang tak ku tahu namanya itu menepi, ke sebuah teras rumah warga yang agak luas.
"Kamu darimana, kok bisa kehujanan gitu" Katanya bertanya kepadaku.
"Ak, ak, aku lupa" Aku masih belum ingat. Entah kapan aku, bisa ingat kejadian sebelumnya.
"Yasudah, kalau kamu lupa. Habis ini kamu mau kemana" Katanya bertanya lagi kepadaku.
"Aku gak tau, aku juga bingung" Kataku sembari memeluk badanku sendiri. Aku kedinginan. Badanku bergetar. Aku butuh kehangatan.
"Kamu dingin ya, nih pake jaket aku aja dulu" Katanya sambil melepaskan jaket yang sedang ia kenakan. Jaket itu berwarna hitam dan ukurannya besar. 2 kali lebih besar dari ukuran jaket ku.
"Gak usah kak, lagian itukan punya kaka. Nanti basah dipakai aku" Kataku. Menolak tawarannya. Aku memanggilnya kaka, karena kelihatannya iya lebih tua 6 tahun dariku.
"Gak papa, lagian aku gak kejahatan dan gak dingin" Katanya memaksa aku untuk mengambil jaketnya.. "Hmmm, yaudah aku pake yah" Aku mengambil jaketnya dan memakainya. Waw jaket ini besar sekali gumamku dalam hati.
"Oh, iya nama kamu siapa" Iya bertanya kepadaku sembari menatap ku.
"Aku Marsya kak" Kataku. Aku masih ingat namaku, tapi aku masih belum ingat kejadian sebelum aku pingsan.
"Ohh, Marsya" Katanya singkat.
"Kaka, namanya siapa? Oh iya kok kaka bisa bawain aku payung" Aku bertanya kepada lelaki baik hati itu.
"Ohh, iya aku rangga. Aku tadi lagi keluar buang sampah. Eh ada kamu pingsan. Aku ambil payung dan tadinya mau bangunin kamu. Eh kamunya udah duluan bangun" Katanya menjelaskan. Ternyata namanya rangga. Oke mulai saat ini aku panggil namanya kak rangga.
"Ohh, gitu kak" Kataku.
"Emang rumah kaka dimana? Kok bisa liat aku? " Aku penasaran di mana rumahnya dan bertanya kok dia bisa liat aku tergeletak dan pingsan.
"Itu bukan rumah sya. itu kos kosan kaka. Kaka disini ngekos sambil kuliah" Katanya sambil menunjuk sebuah bangunan dan itu adalah kos kosannya. Ka rangga memanggilku sya, mungkin karena namaku Marsya.
"Ohh, gitu kak. Kaka udah berapa lama ngekos? Dan udah berapa lama kuliah. Terus kuliahnya dimana? " Kataku kepo ingin tahu.
"Kaka, udah 1tahun ngekos. Kalau kuliah baru 6 bulan" Jelasnya singkat.
"Ooo" Kataku.
"Kamu umur berapa taun, kalau kaka umur 23. Kalau kamu berapa tahun" Ka rangga menanyakan umurku.
Ternyata benar perkiraan aku kak rangga lebih tua 6 tahun dariku.
"Kalau aku 17 kak" Singkatku.
Ka rangga hanya mengangguk.
'Krenggg' ya ampun ini suara perut gak bisa di kontrol.
"Kamu laper ya? " Tanya kak rangga mendengar suara perutku. Yang butuh asupan makanan.
Aku gak bisa nahan lapar ku, aku juga gak bisa ngebohongi keadaaan ku saat ini.
"Mmm, iya kak" Jawabku malu malu.
"Yaudah, kamu ke kos kosan kaka dulu. Kaka punya martabak, mie instan, pop mie sama snack snack lainnya. Coklat juga ada. Kamu tinggal pilih mau yang mana" Katanya menawarkan ku.
Ka rangga baik banget. Udah ganteng, baik, rendah hati. Tapi aku gak ada perasaan sama dia. Entah kenapa.
"Emang boleh kak? Nanti kak makan apa" Kataku, aku gak mau makan enak enak sedangkan ka rangga gak makan.
"Kaka bisa beli lagi, kaka masih punya uang. Kamu boleh habisin makanan yang ada di rumah kaka." Katanya smabil tersenyum tipis.
"Hmm, ya udah kak. Aku mau pop mie aja" Kataku sambil menatap ka rangga.
Ka rangga hanya tersenyum.

Next part 2

GERIMIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang